Wednesday, August 3, 2011

And Then...

Lalu kau pun mulai bertanya-tanya. Siapa yang kuabadikan dalam aksara. Kau termenung sambil menatap jalanan sepi dini hari itu. Sementara sayup-sayup seseorang mendaras Quran di seberang pekarangan.

Kau berdiri saja di sana, dalam temaram subuh dan gigil rumput yang diserbu embun. Setelah malam yang memanggang dan tak berhujan setia menjadi teman. Kau berpikir suatu hari aku akan mengeja untukmu kata-kata yang tak tersampaikan itu. Yang kusembunyikan dari sorot selidik mata hitammu.

Ketika azan subuh menggema, kau berharap pagi ini aku memberi isyarat. Agar terjawab pertanyaanmu. Agar terpuas penasaranmu. Kau mungkin menyisipkannya dalam doa setelah sujudmu yang kedua.

Tapi kau harus menunggu, entah seabad lagi. Karena hatiku terlanjur menjelma puncak salju. Aku hanya akan diam saja disini, menunggu dan akan terus begitu. Biar kau saja yang mengatakan padaku apa yang kau mau.

Dini hari nanti, terpekur dalam kerumun embun, kau akan tenggelam lagi dalam keingintahuanmu yang fana. Yang tak pernah akan kujawab jika kau tak bertanya. Dan tak akan pernah kueja alinea hatiku sebelum kau menyelami hatimu sendiri.

Meski begitu kau harus tahu. Kupahat dirimu dalam doaku. Untuk suatu hari, jika kau sudah memilih. Untuk datang atau pergi.


Someone will ask later, sometimes
searching for a name, his own or someone's else's
why I neglected his sadness or his love...
But I didn't have enough time or ink for everyone.
Or maybe it was the strain of the city, of time
the cold heart of the clocks...

-Pablo Neruda

pict from here


Image and video hosting by TinyPic

13 comments:

Apisindica said...

bisaan deh bikin orang menebak-nebak apa arti dari tulisan ini. jadi penasaran..

Emang si eta ngajak balikan deui kitu? #kepo

Gloria Putri said...

mbaaaaa.....YM an yoookkkkk :)
aq klo OL biasanya malem :) jam 8-9an :)

baca 2 postinganmu terakhir, aq jd pengen tau apa yg terjadi :)
masih simpan nomerku kan?
call me if you need somebody to hear ur story yaaa :)

#pelukk

lilliperry said...

ini postingan ceritanya apa? baca berulang kali kok gak mudeng aku :((

Rona Nauli said...

cihuiiii northern pole light lageee. pejalan dari negeri pagiii...who are u ;;) #mengendus-endus

Enno said...

@apis: ngajak balikan? ih emang setrikaan? wkwk bukaaan! ;)

@glo: gak terjadi apa2 kok hahaha...

@lilliperry: bah! ga ngerti? bacanya harus dr posting2 sebelumnya, ucok! :D

@rona: woy istighfar! bulan puasa neh, nggosip aja wkwkwk

Anonymous said...

..lembaran baru akan tertulis lagi, tertulis kisah tentang angin yang berhembus dan embun pagi yang senantiasi berpagi bagi orang yang mananti...#sudak kayak Pablo Neruda belum ?

Rona Nauli said...

@danan: embun pagi berpagi kuwi piye, pak-e? :p

Anonymous said...

woh hanya yang punya bakat Pablo Neruda saja yang ngerti......

Enno said...

@rona: sepertinya itu salah satu contoh puisi yg ga mau dia kasih liat ke aku... pantesan ga mau ngasih liat. terjawab sudah :P

@danan: mas, mas... beneran deh, sumpah, pablo neruda bakalan nangis membaca puisimu klo dia msh hidup. nangis nelangsa... wkwkwk

Nur said...

Enno!

Maaf terlambat membalas segala komentar mu.

Semoga Ramadhan ini adalah yang terbaik dari kita. Hidup ini sangat melelahkan, bukan. Moga2 saya dan segala umat Islam tabah menjalani segala ujian yang aneh2 belaka.

Ramadhan Mubarak , ya Enno.

Selamat berbuka puasa...maaf kan jua saya diatas segala-galanya.

Gloria Putri said...

tuh kannn :( aq baca komen2nya mas danan+kak rona spt "ketinggalan sesuatu" nihhhh :(
hiksss

Enno said...

yeee... ketinggalan angkot kalee...
lha mrk sendiri aja ga ngerti apa yg lg dikomentarin kok... gih tanya sendiri.

dijamin :))

Enno said...

@nur: selamat berpuasa juga ya nur. take care di Inggris sana oke :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...