Wednesday, July 13, 2011

The Cabin

It's not about I love you.
It's about you never loved me.

.........................

Seseorang mengguncang-guncang tubuhnya ketika ia tengah bersenyawa dengan mimpi. Bangun! Bangun! Ia mendengar suara itu mulanya samar teredam, lalu semakin keras seiring datangnya kesadaran. Ia menggeliat dengan mata yang setengah terpejam. Bersiap terjun lagi ke dalam ketidaksadaran dimana ia bisa menjadi apa saja. Tapi suara itu menembus ke otaknya langsung dari telinga. Banguuuun!!!

Ia melupakan keinginannya untuk kembali ke dunia mimpi.  Ada apa? Tanyanya parau, dengan mata yang terkerjap silau. Kebakaran! Teman yang membangunkannya menyahut. Ia tertegun.

Kau masih ingat pondok itu? Pondok kecil indah yang kita bangun beberapa tahun yang lalu di tengah padang berumput hijau dan berbunga putih kecil-kecil. Kita membangunnya dari papan jati keping demi keping hingga akhirnya menjadi pondok yang cantik. Engkau menghiasi halamannya dengan tanaman berbunga. Aku menggantungkan pot-pot kecil di beranda.

Pondok yang mana? Ia tak ingat satu pondok pun di dekat tempat tinggal mereka.
Di tepi hutan, sahut temannya. Ingat kan? Pondok kecil cantik bercat coklat dengan pintu dan ambang jendela yang dipernis mengkilap. Yang di halamannya ditumbuhi hibiscus merah dan kuning, dan bunga-bunga dandelion juga daisy liar berwarna biru.

Oh, pondok itu...

Iya, pondok itu. Kenapa kau diam saja? Kita harus ke sana membantu memadamkan api! Temannya sudah melompat duluan, menyambar mantel dan sarung tangan. Di luar dingin, kau harus pakai baju yang hangat! Serunya di ambang pintu.

Di dalam pondok itu aku menyimpan cinta kita dalam stoples permen. Menaruhnya di atas perapian bersama janji-janji yang terbingkai kayu berukir dan berlapis kaca. Menghiasi dindingnya dengan kisah-kisah kita. Agar setiap kali kita menghangatkan diri di sana, saling memeluk dan bersandar satu sama lain, kita selalu ingat bahwa kita saling memiliki.

Ia menghela dirinya dari ranjang dengan enggan. Hanya karena sebuah pondok yang terbakar ia harus merelakan jam tidurnya. Lalu sekarang ia mesti bagaimana? Seperti orang-orang lain itu, berlarian ke sana kemari dengan seember air untuk menyiram api?

Aku tidak akan meninggalkanmu, kau mengatakannya padaku suatu hari. Janji yang turut kubingkai dan kusimpan di atas perapian bersama stoples cinta. Tapi ternyata itu dusta. Suatu pagi aku terbangun tanpa dirimu di sampingku. Kau pergi, membawa stoples itu dan cinta yang mekar di dalamnya. Meninggalkanku hanya dengan janji-janji pada bingkai itu, yang berderet di sana bagai mengejekku.

Ini, bawa ini! Temannya menyerahkan seember air padanya. Jangan sampai tumpah. Kita harus membantu orang-orang memadamkan apinya.

Hari itu, musim semi yang lain. Setelah beberapa musim semi yang kita lewati sejak membangun pondok. Hari ketika kau pergi membawa stoples cintaku untuk kau berikan pada orang lain. Kau bahkan tidak mengatakan apapun padaku. Mencuri cinta itu dan menghilang seperti asap rokok yang selalu kau hembuskan ke udara.

Orang-orang dengan ember di tangan berlarian kesana kemari. Berteriak agar api dipadamkan segera. Di antara riuh rendah kepanikan ia seperti mendengar suara lolongan. Ia tidak yakin itu suara manusia atau bukan. Anjing hutankah itu? Masih adakah anjing hutan di tempat ini?

Aku harus tahu kenapa kau meninggalkan aku. Jadi kucari dirimu ke setiap tempat, semua pelosok, segala penjuru bumi, hanya untuk menemukan kau sedang memberikan stoples cintaku pada perempuan lain. Lancang sekali kau! Aku yang membuatnya mekar, aku yang menjaganya agar terus tumbuh. Bahkan tak kubiarkan satu orangpun menyentuhnya! Tapi kau... kau membiarkan perempuan asing sialan itu menyematkannya di dadanya yang murahan dan lembek!

Brengsek! Itu cinta milikku! Kembalikan padaku! Kau tidak berhak memberikannya pada orang lain! Apa kau lupa janji-janjimu? Apa kau lupa pondok yang kita bangun itu di musim semi itu?

Ia memandang temannya. Kenapa orang-orang begitu peduli? Itu kan bukan pondok mereka. Biar saja terbakar. Apinya sudah terlanjur besar.

Kau ini bicara apa? Sentak temannya. Kita harus menyelamatkan seseorang di dalam sana. Ada yang terjebak api!

Stoples itu jatuh ke tanah. Pecah. Satu-satunya yang terpikir olehku saat itu adalah meraih sepotong pecahannya yang runcing dan menusuk dada perempuan itu. Mengambil cinta milikku yang disematkan di jantungnya barusan. Entah bagaimana caranya aku bisa melepaskan diri dari cengkeramanmu dan menusuk dadamu, mengambil cintamu yang seharusnya menjadi hakku. Kau terbaring di sana, menatapku ngeri dan penuh teror ketika aku berlari pergi.

Kiki! Ia memanggil temannya, yang segera datang menghampiri. Tak ada seorang pun di dalam sana, Ki. Tak ada. Itu hanya pondok yang telah kosong dan stoples berisi cinta di dalamnya. Sekarang semuanya terbakar habis. Musnah untuk selama-lamanya. Tak ada pondok, tak ada janji-janji, tak ada harapan, tak ada kebohongan lagi.

Kau mengigau ya?

Sssstt, dengar! Kau dengar lolongan itu, Ki? Aku baru menyadarinya. Itu bukan suara manusia. Itu cinta, harapan dan janji-janji palsu yang sedang terbakar.

Temannya menggeleng. Sejak kau pulang dari bepergian sebulan, kau jadi aneh!

Ia tersenyum. Kiki, biarkan saja pondok itu terbakar. Biarkan semuanya habis. Aku membakarnya dengan senang hati.

Seperti engkau, Kiki menatapku ngeri dan penuh teror. Embernya jatuh, ia tak menyadarinya karena sedang memandangi aku yang berjalan pergi. Aku, gadis yang kau tinggalkan dengan janji-janji palsu di atas perapian. Gadis yang kau permainkan habis-habisan. Gadis yang mengambil lagi cintanya dari dadamu dan dada perempuan itu, lalu membakarnya. Ya, sekarang aku ingat semuanya.

_______________

WARNING

Saya sedang dalam kondisi bad mood saat membuat tulisan ini. Agak sedikit susah payah menyelesaikannya. Jadi tolong siapapun punya sopan santun untuk tidak memplagiat tulisan ini. Trims.

pict from Flickr



Image and video hosting by TinyPic

14 comments:

Hans Febrian said...

sedikit bingung aku baca yang ini hehehe :D
tapi gapapa, yang penting pondoknya so sweet banget ya enn. pengeen..

Yus Yulianto said...

walah, bad mood. pribadi nih.

Arman said...

walaupun sedih, tapi bagus banget cara lu nulisnya no.

btw gua baru nulis tentang plagiat juga tuh. tentang foto gua yang dicuri orang. hehe.

kriww said...

mbak enno... ayahmu pasti brimob deh... tulisanmu selalu menchaiyachaiyakan hatikuuuu... #alahhhh... :D

Rona Nauli said...

No, bilang ke gadis itu ya...suatu saat ada istana menantinya...besar, luas, indah. dikelilingi taman penuh bunga-bunga yang tak perlu disimpan di dalam stoples. pasti! :)

Apisindica said...

huahaha, meskipun bad mood tetep aja yah mengungkit.

#peluk mbak enoo erat-erat!

niee said...

Gak akan diplagiat kok, tenang aja :P

Tapi kata perkatanya keren yak, salam kenal :)

Enno said...

@hans: lho kan dah dibakar hahaha..

@eks: hehe sotoy ah :P

@arman: makasih man, dan smoga ga ada lg yg nyomot foto lo ya...ckck emang resiko org ganteng ya man? wkwkwk

@kriww: hahaha... kami sodaraan sm shahruk khan... *maunya*

@rona: amin, tar kubilangin deh... thx ya rona :)

@apis: iiih kali aja ada yg mau ngopas *kegeeran* :P

@niee: he2... itu mesti diwarning, abis baru aja kena kasus plagiarisme besar2an. jd trauma...
btw salam kenal jg, makasih yaaa :)

Gloria Putri said...

aq kayaknya juga pernah baca tulisan mba enno yg lain tentang pondong2 gini deh....bentarr, tp aq lupaaa #nasib ingatan jangka pendek

peluk mba enno dulu ahhhh.....jangan bad mood lagi yaaaaa.....
oiya, salam buat "gadis yg dipermainkan" itu yaaa...bener katak kak rona, bakal ada banyak bunga dan cinta yang tak perlu di simpan dalam toples :D

dan kalau tulisan ini sampe dicuri, aq juga bakal ikutan geger :D #siap2sapu
hohohohoho

muach mbaa enno :D
kangen ngobrol di YM lagi :)

hailey said...

Hi, I came across your site and wasn’t able to get an email address to contact you. Would you please consider adding a link to my website on your page. Please email me back and we'll talk about it.

Thanks!

Hailey William
haileyxhailey@gmail.com

sayamaya said...

kurasa ada baiknya dibakar. tapi. lain kali kalau ingin membangun pondok yang lain, ingat pasang pagar yang kokoh, tapi anggun.

@9ede said...

Karena sedang badmood.. salam kenal aja deh.. :D

Enno said...

@glo: klo gitu siapin sapunya yaaaa.... hahaha :P

@hailey: hi, you can see my e-mail address in my profile. thx for visiting :)

@maya: pagar yg anggung itu apakah dicat pink? :P

@9ede: salam kenal jugaaa :D

sayamaya said...

kuning muda aja ato ijo muda no, biar lebih anggung. eh ini anggun apa norak sih?
hahaha....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...