Thursday, November 19, 2009

Lubang Paling Sempurna

Lubang itu tak seberapa besar, tapi juga tidak terlalu sempit. Diameternya tidak lebih dari dua meter. Tidak lebih lebar dari sumur-sumur timba penduduk sekitar. Tapi jauh lebih dalam, lebih gelap, dan tidak berair.

Itu bukan sumur. Itu gua alam, yang bentuknya vertikal. Jika tanpa sengaja jatuh ke sana, maka tubuhmu akan disambut batu-batu sedimen sekeras baja dan kau dijamin tewas. Tak ada yang ingin jatuh tanpa sengaja ke sana. Tapi yang jatuh dengan sengaja banyak.

Penduduk setempat menyebut gua semacam itu luweng. Dan luweng yang satu itu terkenal sebagai lubang favorit bagi orang-orang yang putus asa dan ingin mati. Mereka menerjunkan diri ke sana, membuat repot orang-orang lain yang kemudian harus mengangkat jenasah mereka dengan susah payah sambil bergelantungan di tali.

Lubang paling sempurna, kata Tom. Untuk menghilang. Untuk menghapus semua jejak bahwa kita pernah ada. Dia bilang begitu, karena kadang-kadang tak ada mayat yang ditemukan. Barangkali ditelan ular besar atau entah hewan apa yang bersarang di sana.

"Ajak aku ke sana dong," ujarku, si gadis yang selalu ingin tahu.
"Nggak takut?"
"Ah, paling kalo nggak ketemu ular gede, ya ketemu hantu."
"Huuu, kamu tuh emang suka sok berani!"
"Yeee... ayo! Siapa takut! Try me!"

Kata-katanya tentang 'lubang paling sempurna' itu selalu kuingat. Kau melompat ke sana dan kau akan meninggalkan semua kegalauanmu di belakang. Kau menghilang. Menjadi tiada. Orang-orang tak lagi melihatmu ada. Mungkin kau berubah menjadi bentuk kesadaran lain. Ya, mungkin.

Luweng itu bagi kami berdua sungguh mengagumkan. Lubang paling sempurna. Sampai kemudian ia, Tom, pergi ke Papua. Kami sudah putus, tapi masih berteman. Dan ia memperlihatkan foto-foto perjalanannya di Papua kepadaku.

Aku terpesona, seperti ketika pertama kali melihat luweng favorit para pencari kematian itu.
Papua. Lubang paling sempurna.

.........

"Jangan bujuk adikmu kesana!" Pekik Ibu pada kakak angkatku, Mas Yudi, minggu kemarin. Ia seorang tentara yang kini berdinas di Papua.
"Biar saja, Bu. Di sana aman. Lagipula kan ada saya dan isteri saya."
"Mau apa dia di hutan?" Tanya Ibu, masih dengan panik.
"Aku bisa jadi guru," sahutku. "Iya kan Mas? Di sana masih kekurangan guru kan?"
Mbak Fitri, isterinya, juga guru SD di sana.
"Yang jelas di sana ada petualangan lho." Mas Yudi tahu aku suka menjelajahi tempat baru.
Aku tertawa. "Waduh! Ngiler!"
"Ya sudah, ayo ikut!"
Aku melirik Ibu. Lalu mengedipkan mata pada kakakku.

Tidak sulit pergi ke sana. Naik pesawat Hercules saja, kata Mas Yudi. Atau pesawat milik TNI AD yang kebetulan sedang ke sana. Mas Yudi punya teman di bandara Halim. Dan aku bisa memanfaatkan pass wartawanku. Gratis.

Tom sudah tidak bertugas di sana. Jadi kalau aku ke sana, aku harus mencari teman untuk menjelajah.
Ah, Papua. Lubang sempurna untuk menghilang....

Image and video hosting by TinyPic

30 comments:

Pohonku Sepi Sendiri said...

nice story, mbak enno.. :)
tapi bingung, ini fiksi ato real?

kalo emang real, brarti mo ke papua dong.. waaa, ikuuutt mbaaakk.. dah ngiler banget ma 'raja ampat' neh.. hehe..
tapi kalo ini hanya fiksi, sampai sebegitukah hingga mbak enno berkeinginan utk menghilang?

udah sembuh kan mbak? syukurlah..

BrenciA KerenS said...

kalo ke papua, aku mintak oleh2 koteka buat bojoku.. hihihihi

Ria said...

walahhhh papua...
disana memang indah banget..

pengen juga deh jalan2 kesana suatu waktu...

beneran mo kesana jeung?

Apisindica said...

Judulnya provokatif. hehehehe...

wah, papua....mau kesana juga donk. Ikuuuuttt!!! Katanya bagus banget disana.

anw, mba enno pengen menghilang dari apa sih? (kepo mode on)

t.e.3.k.4 said...

enno udah sembuh kah??

klo mo k papua ajak2 yah no, masuk d koper juga gpp hehe

Azhar said...

mao escape ya??

hehehehehe

ikut dong ke Papua.....gw pengen banget kesono

-Gek- said...

Katanya, Papua bagus banget mbak, laut-lautnya BIRU jernih..

Dulu saya punya teman dari Papua, dan dia bilang,

"apaan sih Bali, pantainya jelek2.. di Papua beda..."

Astaga.. nyesss... hehehhe.

Arema said...

interesting story mbak, jadi sekarang udah di papua?
jangan lupa ke pulau pepaya mbak! saya bisa send foto2nya

yans'dalamjeda' said...

Luweng......Lubang paling sempurna untuk menghilangkan jejak bahwa kita pernah ada.
Sementara banyak orang menjelajah, mencari lubang paling sempurna untuk meninggalkan jejaknya, menunjukkan bahwa ia pernah ada.

Arman said...

ini bukan kejadian sekarang kan no?
lu gak sedang mau menghilang kan?

Enno said...

@pohonku: iya aku juga ngiler sama raja ampat! beneran kok lagi pengen ngilang... :)

@brencia: bereees... kukirim selusin ya!

@ria: liat nanti... tp memang disana keren dan bikin ngiler ya? :)

@apis: lho kok provokatif? hayooo....

@te3ka: alhamdulillah udah mendingan...kamu masuk tas jinjingku aja ya :)

@azhar: yuk yuk! escape bareng2 :)

@gek: hehehe iya lho, bali kalah jauh sama papua... aku dah liat foto2nya..

@arema: belum di papua, masih disekap suster2 judes ni... pulau pepaya ya? oke akan kucatat nih! mana? aku mau dong foto2nya, taro di blog kamu aja, biar semua bisa liat :)

@yans: maksud kamu caving? tapi mestinya caving juga gak boleh ninggalin jejak selain jejak kaki lho! itu sudah peraturannya :)

@arman: kejadian tahun kemaren? ya gak mungkinlah man... ya iyalah sekarang :P

@

Elsa said...

hati hati ya kalo ke papua....kan masih rawan tuh.

Enno said...

@elsa: itu tantangannya kan sa :)

wendra wijaya said...

Wuih.. kayaknya bakal seru tuch.. :)

Arema said...

Enno, foto-foto pulau Pepaya udah hadiirrrr!!!!

Sari said...

Enno, apakah kamu perlu Papua kalo cuma buat ngilang?
Kamu sengaja nyari tempat yang jarang kebagian signal HP yak? hehehe
Pesenku cuma 1: jangan buka salon buat keriting rambut disana, gak laku :P
Take Care...

Cepet sembuh, biar suster judesnya jadi suster ramah lagi hahaha :P

maya sitorus said...

wew,,ngapain lu ke papua say,,,
mau melarikan diri yakk,,banyak duit ga berarti disana

tapi kalo kau ke sana, temui mantan pacarku ya di sana, bilangin ada salam dari gue,,,
hihihihihihi

Enno said...

@arema: on the way kesana! thx ya :D

@sari: hahaha buka salon khusus rebonding aja kalo gitu :P

@maya: haha sapa namanya? irian asli apa batak? :P

Alil said...

cari vortex aja, No..
biar seru...

Enno said...

@alil: vortex? maksudnya?

Alil said...

vortex: spinning tunnel, at the end of vortex you don't know 'when' or 'where' you'll be...

*hihihi.. alil ngarang... kebanyakan nonton heroes...

enno said...

hahaha... dasar!!!

:P

maya sitorus said...

batak atuh no,,,gileee aja kalo asli papua mah..wkakakak...

khiang said...

pertama baca diatas kirain lubang apaan, dasar ngeres nih!!!

boodee said...

ke bogor aja,no..
hahaha..

ada lobang juga kok
(lobang sampah dan lobang tikus)

Enno said...

@rossi: thx

@maya: kirain org asmat hehe

@khiang: wah perlu disapu ya? :D

@boodee: wah ogah! :P

owly said...

terasing...
sebuah kata yang akhir2 akrab dengan saya :)

terasing.. menjadi asing... dan akhirnya mengasingkan diri... :)

SIMARMATA said...

i like ur writing blog..met kenal yah..

lilliperry said...

menghilang saja mbak, mugkin memang terapinya begitu *pengalaman saya*
tapi papua kejauhan deh, mahal di ongkos.. hahaha

Enno said...

@owly: iya... sama kok ama aku :P

@simarmata: makasih, salam kenal juga :)

@lilliperry: justru mumpung bisa gratisan cok! :P

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...