Friday, March 5, 2010

The Long Nights

: Ari

Memangnya tidak pegal ya menelepon sambil duduk di kursi ruang tamu? Aku dong sambil berbaring di atas karpet, di kamar tidurku. Ada bantal-bantal besar empuk menyangga kepalaku. Ada seekor kucing dalam pelukanku.

Tapi dengan begitu, aku jadi tahu dinamika di rumahmu. Ayahmu yang mencoba menguping sambil berpura-pura memberi makan kura-kura, adikmu yang menyanyi keras-keras dan ibumu yang mengomelimu karena lupa mengantarnya ke apotik.

Di sini juga ibuku muncul dari balik pintu. Mengira aku sedang memarahi orang di telepon. Padahal kan aku sedang mengobrol seru denganmu.

Kadang-kadang paginya aku lupa kita habis mengobrol apa. Oh, paling-paling tentang gadis itu, yang fotonya kamu tunjukkan kepadaku. Manis dan lembut, kataku. Cocok untuk orang keras kepala dan ceriwis sepertimu.

Dan kita juga membicarakan lelaki itu. Yang kucintai setengah mati. Trims, kamu satu-satunya yang tidak pernah bertanya kenapa aku masih mencintainya. Tidak pernah menghakimi dan mencercaku. Kamu dan aku sama-sama tahu, cinta itu tak butuh alasan.

Bukannya kita tak pernah kesal satu sama lain. Aku menganggapmu terlalu banyak memendam emosi. Berkali-kali sering kubilang supaya kamu marah jika ingin marah. Tapi kamu lebih suka diam dan pergi tanpa menoleh lagi.
"Huh, dasar Jawa! Sama kayak bapakku!" Begitu selalu omelku.
"Heh, memangnya kamu bukan Jawa?" Tukasmu sambil tertawa.
"Iya sih. Tapi cuma separuh, yeee..."
Dan kita terbahak-bahak.

Kamu sering jengkel karena aku lebih suka menanggapi sambil tertawa ketika kamu sedang kesal. Tapi begitulah caraku menghiburmu. Membuatmu merasa optimis sehingga kamu akan bisa menyelesaikan masalahmu apapun caranya.

Ngomong-ngomong mengobrol denganmu hampir setiap malam pasti membuat tetangga-tetanggaku mengira aku gila. Mereka mendengar tawaku yang heboh itu tidak sih? Topik yang tidak penting, lelucon yang garing, cerita-cerita sinting.

Terima kasih menaruhku dalam daftar ucapan terima kasihmu. Terima kasih juga sudah menjadi tempat sampahku.

Ri, senang sekali menjadi temanmu.

_______________________

Pak direktur, kalau sedang jengkel, jangan mematikan musik yang diputar stafmu. Jangan menendang kaleng cat di samping mobilmu sampai isinya tumpah.
Hmm... gimana kalau kamu ikut kick boxing aja?

Hahahaha...


Image and video hosting by TinyPic

13 comments:

lilliperry said...

persahabatan bagai kepompong.. *sambil nyanyi* hihihi

TS Frima said...

enak ya, punya teman seperti itu :)

TS Frima said...
This comment has been removed by the author.
Arman said...

itu gunanya punya teman ya... :)

harto said...

sangat jarang terjadi niih punya teman seperti ituuu

anakkubintang said...

terakhir kali saya punya "sohib" pria, dia menjadi pacar saya kemudian berubah status menjadi mantan dan kemudian tidak pernah berkomunikasi, tidak saling mau bertemu lagi.

Seandainya benar2 punya sohib tanpa harus ada embel2 cinta.

NaiCaNa said...

terjadang sahabat merupakan orang terbaik karena paling mengerti kita tapi terkadang orang terjahat adalah orang yang paling tahu tentang kita. Tetap ada batas privasi k' walaupun sahabat terbaik :)

Miawruu said...

Hugyaaa..kucingnya manis buanget..

Btw ceritanya,persis kyk cerita mia dg temen baik mia. Kita sudah berteman selama 15 thn. Dan selama itu kita selalu byk ributnya krn sama2 keras kepala dg argumdn msg2. Kita slalu bertengkar tetapi di dlm pertengkaran itu kita selalu tertawa krn terkdg yg menjd pertengkaran kita adalah sesuatu yg ga penting utk diperdebatkan.

Berdua,kita menertawakan kebodohan kita. how silly we are that've to fight about something silly. But we enjoy that time very much

I miss her so much, but now i can't see her again. Because she has pass away 6 years ago T-T

Semoga arwahmu tenang di sisi Nya, sahabat yg plg kucintai

Arief Firhanusa said...

Ngga penting bagiku apa tema naskah ini. Yang selalu membuatku terpana (ini apresiasi tulus), ia selalu bisa membawa pembaca ke relung-relung kisahnya, dengan karpet terbang ...

richo said...

teman yang baik selalu ada tanpa harus mengharap apa2

Enno said...

@lilliperry: aku joget2 deh haha

@ra-kun: ah kamu pasti jg pny kan? :)

@arman: iya hehe... kapan ya bs telpon lo di amrik...? jauh sih, mahal pulsanya :P

@harto: ah masa sih?

@bintang: kalo statusnya ditingkatkan menjadi lebih, kadang ya begitu resikonya. kita jd kehilangan temen baik yg dulu pernah ada :)

@pohonku: semoga kamu jg pny sahabat seperti ini :)

@naicana: iya, kamu betul sekali :)

@kucing tengil: hai mia! ikut berduka cita ya... semoga skrg kamu pny sahabat lagi yg sama baiknya...

@arief: mas arief, aku kok dipuji mulu sih... jd maluuu... wehehehe karpet terbang? emang aku aladin? :P

@richo: kamu benar sekali... salam kenal :)

Sari said...

Aku punya seseorang seperti itu, yang sudah kuanggap sebagai abangku sendiri. 10 tahun seolah berlalu dengan cepat. Orang yang selalu bisa berperan sesuai dengan yang sedang aku butuhkan. Menghargainya sebagai guru yang telah mengeluarkan aku dari tempurung kecilku. Yang membelaku saat orang-orang menatap sinis padaku. Selamanya selalu ada di hatiku & tak ada jarak yang tak bisa kami lewati. Yang tak pernah kutolak permintaan tolongnya karena sebenernya aku sedang menolong diriku sendiri.

ps: aku menatap pesan tersiratmu kok :)

Enno said...

@sari: ya, kdg2 kita ga sadar bahwa kita memiliki seseorg yang berharga, tp sering kita abaikan krn kita sibuk dgn diri sendiri...

cheers sari :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...