Friday, November 13, 2009

Cordelia's Ghosts

Kalau kau menganggapku pemberani dengan segala hantu yang kulihat itu, kau salah. Aku tetap saja penakut. Aku suka menjerit ketakutan jika hantu yang kulihat begitu mengerikan atau begitu mengganggu. Dan aku tidak selalu bisa melihat mereka, karena aku memang tidak menginginkannya.

Tapi Cordelia tidak. Ia melihat lebih banyak hantu daripadaku. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik. Dimana-mana ada mereka, katanya.

Cordelia percaya bahwa salah satu leluhurnya yang berdarah Mongol adalah penyihir. Kadang-kadang aku ingin percaya karena ia begitu aneh. Ia suka bercakap-cakap sendirian, yang bagi orang awam kelihatan seperti orang gila. Ia suka tiba-tiba membelokkan arah kami saat sedang asyik berjalan karena katanya ada sesuatu sedang menghadang disitu. Kadang-kadang ia suka memberitahu kami hal-hal yang tidak kami lihat, dengan cara yang membikin ngeri.

Ia sangat manis dengan mata sipit dan kulit putih warisan neneknya yang Mongol itu. Dan percaya atau tidak, ia bilang leluhurnya dulu penyihir.

"Penyihir?" Anna, teman kami, terperangah.
Cordelia mengangguk. Aku tertawa.

Tidak. Aku tidak percaya tentang penyihir. Itu hanya ada dalam cerita-cerita fantasi dan legenda yang tak jelas kebenarannya. Barangkali leluhurnya memang memiliki indera keenam yang kini diwariskan kepada keturunannya si Cordelia ini. Seperti juga dulu, entah di ranting mana dalam pohon silsilahku, ada seorang leluhurku yang kadang-kadang bisa melihat hal-hal tak kasat mata seperti aku.

Lalu suatu hari, kulihat ia membuka pintu gerbang rumah kostnya yang terkunci. Seharusnya kami memang tak bisa masuk karena pulang terlalu malam dan sudah melanggar jam malam di rumah kost-nya.
"Li? Kok bisa? Itu kan digembok. Barusan kulihat digembok. Kok bisa? Wah beneran bisa sihir ya?"
Ia cuma tersenyum.
"Kamu yakin bukan keturunan Houdini, Li?"
Ia masih tersenyum.
Lalu kudengar suara di belakangku. "Kamu ngomong sama siapa, No?"
Aku menoleh dan kulihat Anna memandangiku keheranan.
"Lho?" Aku menoleh lagi ke pintu gerbang yang sudah terbuka. Tak ada siapa-siapa di sana. "Ngomong sama Lia. Masa dia buka gerbang tanpa kunci! Gila, sakti bener!"
"Lia masih di sana kok!" Anna menunjuk ke ujung gang. "Mampir sebentar di kios rokok beli obat maag."
"Ha? Yang tadi siapa dong? Yang kuajak ngomong dan buka gerbang kan Lia."
Anna langsung pucat dan mendekat ke arahku sambil bergidik. "Ih! Siapa tuh? Sohib hantunya si Lia kali ya!"

Dan kalau kau masih menganggapku pemberani, kau tetap saja salah. Aku tak nyaman dengan penglihatan-penglihatan Cordelia. Dan tak suka dengan mahluk-mahluk di sekitarnya. Mereka senang mengerumuninya, mengikuti kemana ia pergi, seolah-olah ingin menjaganya entah dari apa.

Yang paling tidak kusukai, hantu-hantu Cordelia gemar menyerupai dirinya. Terus terang itu membuatku takut. Aku tak mau mengobrol atau tertawa-tawa dengan Cordelia yang ternyata bukan dirinya. Aku tak pernah dan tak ingin bergaul senyata itu dengan mahluk-mahluk tak kasat mata.

"Kamu bisa mengasah indera keenammu supaya lebih tajam," kata Cordelia tanpa tedeng aling-aling.
Aku melotot padanya. "Aku malah mau membuangnya. Pokoknya kubuang jauh-jauh karena aku tidak suka. Karena aku ketakutan."

Kalau kau menganggapku pemberani, kau salah besar. Aku ini manusia biasa.
Aku masih selalu membangunkan ayahku jika ingin pergi ke toilet di tengah malam.


Image and video hosting by TinyPic

20 comments:

Elsa said...

PERTAMAX!!!!!

Elsa said...

makanya Jeng, kalo bangun rumah tuh bikin kamar mandi di dalam kamar tidur. jadi kalo pipis malem-malem gak ketakutan lagi harus keluar kamar. hehehehehehehehe

nice story sis! like usual. you're a master!

-Gek- said...

Trus, yang disampingnya Mbak Enno sekarang siapa?

Yang up-date postingan siapa..
hehehee...

(sedikit aneh, karena up date saja - tanpa melhat shoutmix, apa karena di kantor, shoutmix nya di blokir..? ah, kurang tau saya..:p)


Happy Friday the 13th!

Sari said...

Enno, bagiku kau tetap pemberani !!
Eh, sekarang rumahnya baru nih yee...
Dibilangin kalo hujan pake payung, ntar masuk angin trus ikutan Denny minum tolak angin cap ewes2 itu :P

ps: Aku lebih suka template rumahmu yang ini, hmm...karena...aku juga suka hujan hehehe

Apisindica said...

heyyy, situ punya indera keenamkah? takuuuutttt. Satu hal yang paling saya hindari dari dulu, mengasah indera keenam. Bawaanya spooky aja. mending gak bisa liat aja...

Mba, itu yang disebelahnya yang selalu ngikutin kemana aja siapa yah??

*kabuuuuuuuuuuuuuur

Pohonku Sepi Sendiri said...

waks, bacanya ampe mrinding neh mbak.. critanya bagus dan dibawakan dgn narasi yg luar biasa seperti biasanya.. makanya berasa ampe tengkuk.. hehe..

Ms. Grey said...

Punya Indera ke 6. Mending ga usah deh.

Cukup waktu kecil aja, aku di kasih lihat yang aneh2.

mr.snugglemars said...

alamak cerita hantu lagi,.,
emang daridulu kau demen nakut2in orang ..


*fiuh..

Alil said...

ceritanya kereeennn...

jadi pengen kenal ma Cordelia...

*alil membayangkan punya temen penyihir...

BrenciA KerenS said...

cordelia itu kayak adekku banget, kemana aja dimana aja, tempat sepi ato tempat rame bisa liat hantu dengan berbagai jenis dan bentuknya.

kalo orang jawa biasanya disebut balung kuning, alias orang yang banyak disukai lelembut.

tapi kalo mbak enno bisa liat hantu juga, TOP BGT dah... biarin ga bilang pemberani, cuma buat aku itu dah pemberani banget bisa liat hantu dan ga lari ato pingsan. hehehehe

ijal said...

mb enno ga berniat bikin novel kyk si andrei?? :-D

lina said...

duh, bacanya pas malammmm lagi

Arman said...

hehehe.. serem amat no... :P

setuju ama elsa, emang kudu punya kamar mandi dalem kamar, biar gak serem sendiri kalo mau pipis tengah malem. haha.

Poppus said...

No, serius bisa liat begituan? jiah! sama kayak laki gw dong! ihhhh.eh eh gw juga gak percaya dengan adanya penyihir, gw lebih percaya pada dengan indigo. Lebih bisa dijelaskan dengan pengetahuan. Lu indigo jangan-jangan no. Eh eh, katanya ya, seseorang yang indigo itu keturunannya bakal indigo pula. Laki gw juga no. Bokapnya indigo

Enno said...

@elsa: iya ya sa, emang gitu rencananya :)

@gek: ini publish otomatis terjadwal, jd udah disiapin dr seminggu sebelumnya, makanya shoutmix gak dijawab, sebab akunya ga OL :)

@sari: itu bukan hujan air, yg di headerku itu hujan salju....

@apis: oh, ini? kenalin, ini asisten pribadiku... kdg2 kliatan, kdg2 enggak hahaha

@pohonku: jangan dibaca malem2

@grey: iya lebih bagusan enggak bs liat apa2 lho

@denny: iya, terutama nakut2in kau :P

@alil: hihi percaya sm penyihir ya? ck ck ck

@brencia: iya aku baca cerita ttg adikmu mbak... pingsan sih enggak, tp jd ga bisa tidur :P

@ijal: nanti aja jal :P

@lina: wah bisa2 ada yg ikut baca di belakangmu lho

@arman: iya man, entar gue bikin dapur jg skalian biar ga repot kalo malem2 pengen masak mie hihi

@brokoli: indigo? yakin? gue indian kayaknya :P

Azhar said...

ga kebayang....wuiiiiiiiiiiiiiiiiih

serem :)

Enno said...

@azhar: mau gue kirim satu? :P

Unknown said...

pengunjung baru mba...
mantabs ceritanya, bikin merinding disco, mana tengah malem.. salah piliih cerita dech kaya'a...:|

Enno said...

hahaha... masa sih? gak seseram ngalamin sendiri padahal :)

Obat jantung said...

mantap artikel nya sangat bagus banget ,,,,,,,,

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...