About That Little Potter

"Alamak! Kau bikin cerita hantu lagi, Mok?"
"Enggak. Kenapa memang?"
"Kau tau apa yang dibilang pacarmu waktu kami papasan di ruang rapat?"
"Apa?"
"Enno sekarang sering menulis cerita-cerita hantu di rumahnya. Dia terlalu banyak membaca Harry Potter."
"Dia ngomongnya sambil bercanda kan?"
"Bah! Ya dengan mukanya yang serius itulah!"
"Ih sebeeeelll!!!"

....

Ya. Begitulah. Pacar saya si serius itu tampaknya prihatin betul dengan hobi saya membaca Harry Potter. Ia tidak prihatin pada kecerewetan saya, tidak prihatin pada kegalakan saya, tidak prihatin meski saya ini suka merajuk dan ngambek padanya, tidak prihatin pada beberapa aspek ketidakfemininan saya. Ia lebih prihatin pada penyihir kecil yang menemani saya sebelum tidur.

Ia sering menggoda saya dengan topik yang satu ini.
"Salah satu sisi kekanak-kanakanmu, Enno," katanya sambil nyengir.

Hmm... kekanak-kanakan ya kamu bilang? Lalu siapa yang masih suka menonton film kartun Sponge Bob dan menamai kucing dengan nama binatang peliharaan Sponge Bob eh?

Kadang-kadang saya berpikir, ia cemburu betulan pada si Potter kecil.

Aduh, sayangku, tenanglah. Aku tetap pilih kamu kok, meskipun Daniel Radcliffe pemeran Harry Potter di film itu keren banget.

"Ah masa?" Sudah bisa dipastikan ada yang akan menyahut di Medan sana. Si tengil itu.
"Diam kau! Aku sedang membujuk pacarku!"
Dan mahluk itu pasti terbahak-bahak di habitatnya sana.

"Enno, bacalah buku yang lainnya." kata si abang Sianipar yang satu ini suatu hari. Dalam usahanya membubarkan affair saya dengan Mr. Potter, yang tak kunjung berhasil tentunya.

Ngomong-ngomong, saya pernah berhasil mengerjainya. Saya bilang padanya saya punya kencan malam minggu dengan seseorang.
Secepat kilat ia bertanya, "Sama siapa?"
"Cowok keren dong."
"Good," sahutnya.
Sayangnya itu percakapan jarak jauh. Padahal saya ingin sekali melihat wajahnya. Saya hapal tuh kalau jawabannya sudah sesingkat itu. Tandanya ia sedang menahan jengkel.
"Tenang, K. Masih kecil kok."
"Masih kecil?"
"Iya. Masih ingat Mr. Potter yang bisa mengubah kamu jadi kodok?"
Ia ketawa. Ha! Lega ya, Bang?
Hihihi.

.....

"Kenzo bilang aku jangan baca Harry Potter melulu. Nanti jadi kekanak-kanakan seperti Denny."
"Aaaargghh!!! Kenapa aku terus yang diejeknya? Anak buahnya kan banyak!"
"Soalnya kau kan yang paling culun."
"Bukan. Karena pasti aku yang paling sabar. Iya kan Mok?"
"Gundulmu!"