Darling,
Ketika kamu membaca surat ini, aku bisa melihatmu dengan jelas dari tempatku berdiri. Kamu duduk di sofa kesayanganmu, di sebelah meja dengan suratkabar pagi terbuka di halaman kedua. Bersandar santai dengan wajah damai. Baru selesai mandi dan tubuhmu wangi aftershave yang kusukai. Kamu tersenyum dan geleng-geleng kepala. Bertanya-tanya dalam hatimu, kenapa aku begitu susah payah bercerita dalam surat, padahal kita tinggal serumah.
Kamu pasti menoleh mencari-cari aku. Sementara aku sedang berpura-pura sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Tidak. Jangan bangkit dari sofamu hanya untuk memelukku dari belakang. Duduklah dulu disitu, dan teruskan membaca. Aku menulisnya semalaman untukmu.
Aku cuma ingin memberitahumu, betapa beruntungnya aku memilikimu. Kamu selalu bilang kamulah yang mencariku. Tetapi kamu tidak tahu, aku sudah lama menunggumu. Bahwa aku sudah tahu ada seseorang di luar sana untukku, dan orang itu kamu.
Oh ya, ya. Jangan tertawa. Kamu selalu saja menertawakan aku kalau kita mengenang masa lalu. Tentu saja kamu masih ingat betapa malasnya aku ketika pertama kali kita berkenalan dulu. Aku sudah tahu zodiakmu Cancer, kataku waktu itu. Dan kala itu aku mengeluh dalam hati, karena aku punya kisah lama dengan seorang Cancer yang lain. Kamu moody, tuduhku padamu. Kamu tersenyum. Dan Pisces itu cemburuan, balasmu.
Siapa yang pada akhirnya suka marah-marah? Nah, kamu tertawa lagi. Ya deh, percuma saja tidak mengaku. Aku memang suka ngambek. Tetapi itu karena kamu juga suka menjengkelkan. Kamu dan kesibukanmu yang membuatku cemburu.
Darling, teruskan membaca suratnya. Jangan menengok terus ke pintu. Aku sedang membuat sarapan dan jangan diganggu dulu.
Tahukah kamu, tadinya kupikir hidup denganmu akan sulit. Kita punya banyak perbedaan. Kamu suka musik jazz, dan aku tahu kamu berusaha tak ambil pusing dengan segala musik rock dan heavy metal yang kuputar sambil membereskan rumah. Kamu tak banyak bicara, sementara aku senang bercerita. Kamu berubah diam seperti patung Buddha jika sedang marah, sementara aku lebih suka membahasnya saat itu juga. Kita bahkan bercakap-cakap dengan dua bahasa yang berbeda.
Tetapi banyak kebaikan yang kutemukan pada dirimu. Aku tak pernah tahu kalau kamu bisa sesabar itu padaku. Dan betapa hidup denganmu begitu mudah ketika kamu mencintaiku dengan cara yang begitu indah.
Beberapa tahun yang lalu, sulit bagiku membayangkan saat ini bersamamu. Bagaimana kita menjalani ini melewati banyak ujian. Aku sudah pernah bilang padamu, begitu banyak yang meragukan dan berusaha memisahkan kita. Kamu tak pernah memintaku untuk memilihmu. Kamu hanya bertanya, apa yang kuinginkan. Dan jawabanku adalah aku menginginkanmu.
Hm, sekarang aku curiga. Jangan-jangan kamu hanya berpura-pura pasrah karena sebenarnya kamu sudah tahu jawabanku.
Darling,
Ketika kamu membaca surat ini, aku yang sedang memasak di dapur, mungkin bukan lagi perempuan yang kamu lihat pertama kali dulu. Bobot tubuhku naik beberapa kilo, dan keriput mulai menghiasi sudut-sudut wajahku. Tawaku tak lagi seringan dulu dan mungkin bagimu aku menjadi lebih cerewet.
Tetapi sesungguhnya untukmu aku tak pernah berubah. Aku masih perempuan yang mencintaimu. Cinta yang bertumbuh setiap pagi saat melihatmu terbangun di sampingku dan tersenyum lembut sambil berkata, hey bangun tukang tidur!
Dan bagiku kamu pun tak pernah berubah. Kamu selalu membuatku ingin berjingkat memelukmu. Menggodamu sampai kamu tersenyum dan tertawa karena kamu begitu tenang serupa wajah danau, sehingga aku ingin menjadi angsa yang berenang-renang di sana.
Semuanya tak pernah berubah. Seperti katamu dulu, berpuluh tahun kedepan kamu ingin selalu bersamaku. Dan seperti kataku dulu, aku mau.
Darling,
Tahukah kamu, aku mencintaimu sampai sesak napas.
Hey sudah ah, jangan tersenyum-senyum sendiri seperti itu. Ayo letakkan suratku. Tolong bangunkan anak-anak ya? Sarapan sudah siap. Tapi sebelumnya maukah kamu ke sini dulu? Aku ingin memelukmu.
Ketika kamu membaca surat ini, aku bisa melihatmu dengan jelas dari tempatku berdiri. Kamu duduk di sofa kesayanganmu, di sebelah meja dengan suratkabar pagi terbuka di halaman kedua. Bersandar santai dengan wajah damai. Baru selesai mandi dan tubuhmu wangi aftershave yang kusukai. Kamu tersenyum dan geleng-geleng kepala. Bertanya-tanya dalam hatimu, kenapa aku begitu susah payah bercerita dalam surat, padahal kita tinggal serumah.
Kamu pasti menoleh mencari-cari aku. Sementara aku sedang berpura-pura sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Tidak. Jangan bangkit dari sofamu hanya untuk memelukku dari belakang. Duduklah dulu disitu, dan teruskan membaca. Aku menulisnya semalaman untukmu.
Aku cuma ingin memberitahumu, betapa beruntungnya aku memilikimu. Kamu selalu bilang kamulah yang mencariku. Tetapi kamu tidak tahu, aku sudah lama menunggumu. Bahwa aku sudah tahu ada seseorang di luar sana untukku, dan orang itu kamu.
Oh ya, ya. Jangan tertawa. Kamu selalu saja menertawakan aku kalau kita mengenang masa lalu. Tentu saja kamu masih ingat betapa malasnya aku ketika pertama kali kita berkenalan dulu. Aku sudah tahu zodiakmu Cancer, kataku waktu itu. Dan kala itu aku mengeluh dalam hati, karena aku punya kisah lama dengan seorang Cancer yang lain. Kamu moody, tuduhku padamu. Kamu tersenyum. Dan Pisces itu cemburuan, balasmu.
Siapa yang pada akhirnya suka marah-marah? Nah, kamu tertawa lagi. Ya deh, percuma saja tidak mengaku. Aku memang suka ngambek. Tetapi itu karena kamu juga suka menjengkelkan. Kamu dan kesibukanmu yang membuatku cemburu.
Darling, teruskan membaca suratnya. Jangan menengok terus ke pintu. Aku sedang membuat sarapan dan jangan diganggu dulu.
Tahukah kamu, tadinya kupikir hidup denganmu akan sulit. Kita punya banyak perbedaan. Kamu suka musik jazz, dan aku tahu kamu berusaha tak ambil pusing dengan segala musik rock dan heavy metal yang kuputar sambil membereskan rumah. Kamu tak banyak bicara, sementara aku senang bercerita. Kamu berubah diam seperti patung Buddha jika sedang marah, sementara aku lebih suka membahasnya saat itu juga. Kita bahkan bercakap-cakap dengan dua bahasa yang berbeda.
Tetapi banyak kebaikan yang kutemukan pada dirimu. Aku tak pernah tahu kalau kamu bisa sesabar itu padaku. Dan betapa hidup denganmu begitu mudah ketika kamu mencintaiku dengan cara yang begitu indah.
Beberapa tahun yang lalu, sulit bagiku membayangkan saat ini bersamamu. Bagaimana kita menjalani ini melewati banyak ujian. Aku sudah pernah bilang padamu, begitu banyak yang meragukan dan berusaha memisahkan kita. Kamu tak pernah memintaku untuk memilihmu. Kamu hanya bertanya, apa yang kuinginkan. Dan jawabanku adalah aku menginginkanmu.
Hm, sekarang aku curiga. Jangan-jangan kamu hanya berpura-pura pasrah karena sebenarnya kamu sudah tahu jawabanku.
Darling,
Ketika kamu membaca surat ini, aku yang sedang memasak di dapur, mungkin bukan lagi perempuan yang kamu lihat pertama kali dulu. Bobot tubuhku naik beberapa kilo, dan keriput mulai menghiasi sudut-sudut wajahku. Tawaku tak lagi seringan dulu dan mungkin bagimu aku menjadi lebih cerewet.
Tetapi sesungguhnya untukmu aku tak pernah berubah. Aku masih perempuan yang mencintaimu. Cinta yang bertumbuh setiap pagi saat melihatmu terbangun di sampingku dan tersenyum lembut sambil berkata, hey bangun tukang tidur!
Dan bagiku kamu pun tak pernah berubah. Kamu selalu membuatku ingin berjingkat memelukmu. Menggodamu sampai kamu tersenyum dan tertawa karena kamu begitu tenang serupa wajah danau, sehingga aku ingin menjadi angsa yang berenang-renang di sana.
Semuanya tak pernah berubah. Seperti katamu dulu, berpuluh tahun kedepan kamu ingin selalu bersamaku. Dan seperti kataku dulu, aku mau.
Darling,
Tahukah kamu, aku mencintaimu sampai sesak napas.
Hey sudah ah, jangan tersenyum-senyum sendiri seperti itu. Ayo letakkan suratku. Tolong bangunkan anak-anak ya? Sarapan sudah siap. Tapi sebelumnya maukah kamu ke sini dulu? Aku ingin memelukmu.
33 comments:
aih romantisnyaaaa ^^
tak tahan aku membacanya. jd senyum2 sendiri pula aku di depan komputer kantor, sambil membayangkan pacarku.
Dasar enno :p
untung boss tak lewat.
so sweeeet...meleleeeh akuuu
no komen karena gak bisa komen apa2.
4 jempol deh mbak.. *ini tulisan saya baca 3 kali. :P
kalo mbak nie meleleh, saya membeku.. :D
kembali gue terbawa alur keromantisanmu
soal perbedaan,,,jadi suka bertanya dalam hati, kenapa ya ketika kita ngerasa klik ama someone, ternyata terjal sekali jurang yang harus dilalui,,,,
kalo udah gini, jadi nangis deh,,,
moga2 lancar ampe tujuan akhir ya no antara kau dan si kenzocino itu,,,*mmm dia mirip patung buddha gitu?,,,,lariiiiii bisi di pentung ku neng enno...*
duhh romantisnya...terharuu akuu mbak..
pengen bisa nulis gituh, tapi dah yakin seratus persen bakalannya cuma diketawain dowang... hihihihi
cuanggih nih bikin pria2 tepar ditempat..
jadi pengen cepet nikah. :)) hehe
kalau masalah cinta, baik puisi atau surat..semuanya akan tampak indah dan bisa memacu semangat....great post sob:)
menggabungkan 2 komen di atas: so sweet and so romantic!!! :)
*tapi beneran lho pas abis baca, gua mau nulis so sweet and so romantic, bahkan sebelum ngebaca komennya tha ama nie di atas.. hehehe*
@tha: hahaha gitu ya? :)
@nie: senyum2 sendiri? klo dikira org gila jgn nyalahin aku lho :P
@lilliperry: thx hehe wah sini sini direbus biar mencair lagi :P
@maya: amin, makasih doanya... udah atuh jgn nangis cup cup :D
@brencia: pria2? ah yg tepar cuma yg satu itu aja kok... coba aja nulis, pasti suaminya seneng ;)
@gdsdewi: hihihi... udah ckp umur blm?
@come n share: tengkyu bang :)
@arman: perlukah gue suruh esther bikin surat buat loe juga? hehe :D
cancer moody, pisces pemarah, lalu kalau virgo??
wahahaha..
mok, kau kerasukan jin romantis ya..
perfekto, ekselente..
bravo..
Kalo Virgo (biasanya) ganjen Dennn....Hwakakakak...*dikemplang Denny*
Jeng, sekali lagi, kamu bikin aku ngiler baca postinganmu...Ada yak, orang seromantis dirimu? ckk..ckk...
Beruntung banget Kang Kenzo ituh...
Trus...nikahnya kapan? *cling...kedip...kedip...*
:P
manis bgt..bila semuanya menjadi nyata..kira2 gimana ya..ah ga deh aq pengen jadi diri sendiri aja..heheh
@denny: virgo ditakdirkan utk menjeweri kuping cancer ganjen spt dirimu... aku kerasukan? dari dulu kalee... jinnya kagak mau pergi dr tubuhku hehehe :P
@sari: dia beruntung? bilang dong sama dia sar... :P
@sigit: jangan bila... wujudkan dong :P
awwwwwwwww.... :)
kenapa go? blum juga dicubit dah tereak :P
*kasih tepuk tangan yang meriah*
wow... so sweet. inspiratif sekali, mbak. :D
emang sih, katanya kalo udah nikah itu, kadang perasaan sayangnya lama2 mulai terkikis.
bahkan bisa2 sampai datar.
memang kadang perlu cara yg bisa "membangkitkan" perasaan itu agar rasanya tetap bertahan. :P
mantap....mudah mudahan jadi pasangan sejati deh....thanks
@azhar: ah tepuk tangan doang. lemparin gocengannya! :P
@juminten: makasih... semoga bisa jd inspirasi buat temen2 yg udah emak2 hehe
@angga chen: amin, makasih doanya :)
Surat Masa Depan yg Romantis..
aduhhh..aku mau komen lagi aahh...*wakaka, kenapa aku beginiii :D*
No, enno...buatkan aku surat cinta dong No. mau ku kirimkan ke pacarku. Ya, ya? Boleh ya? wakakaka
*ketawa guling-guling* :D
A great letter....A great Romantic..
Enno...aku suka tulisan kamu ini, indah sekali...satu hal yg ingin aku katakan padamu : Aku takjub !
well,, gw sampai speechless *okey! mungkin gw lebay!=D*
really, so nice and romantic!!
wow it's great enno...
br pertama berkunjung langsung disuguhi kata2 romantis hehe... jd teringat suamiku hhuhuhu...
@juneou: makasih hehe :)
@nie: kayak setrikaan... tar hangus lho. surat cinta? tar ketauan komandannya lho :P
@adi: makasih atas ketakjubannya... :)
@queenieangela: yay! thx banget! :D
@linda belle: hehehe ayo ayo bikinin suaminya surat juga! :P
Omaigat.....
surat ini pasti menginspirasi banyak istri untuk melakukan hal yang sama besok pagi....
atau bahkan menjadi ispirasi para gadis-gadis muda untuk melakukannya juga suatu saat nanti....
makin manteb aja deh darl.... jadi pengen straight, hihihihihi *kidding*
@shin maw: oiya.. hrs jd inspirasi dong! ayo, ayo bikin surat buat suaminya! hihi..
aku nangis baca ini, mbak, huhuhuhuhuhu
Setiap membaca kisahmu, entah kenapa aku sulit berkomentar. Aku hanya bisa tertegun dan menikmati setiap kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat....
Salam kenal..
Sepertinya aku akan betah berdiam di sini..
Hwaaaa...ga percaya kalo mba retno yang bikin tulisan ini...xixixixi...
good job...kapan balik ke tempat kita tercinta mba??
-Ria-
@dita: cup cup cup... :P
@wendra: makasih yaa... :)
@ria: ya ya... aku tau kamu mau bilang apa. di kost kayak preman, di blog kayak pujangga... gitu kan? :P
huft..... ^_^
yogi like this
Post a Comment