Ini antara aku dan Ussy. Dan alasan mengapa aku tak bergegas kembali ke Jakarta. Alasan mengapa aku tinggal di rumahnya, padahal Ibu menyuruh segera pulang karena rumah sepi tanpa aku.
Ini antara aku dan Ussy. Ketika aku melihatnya mengernyit menahan sakit. Wajahnya yang memucat, langkahnya yang memberat. Tetapi tetap saja ia tersenyum padaku sambil menyodorkan sepiring sarapan pagi.
"Kenapa sih nggak pergi ke dokter? Kenapa penyakitnya dibiarkan saja?" Tanyaku padanya.
"Ah, biar saja. Paling juga aku mati."
Aku benci sekali kalau ia mengatakan itu, meski sambil tersenyum dan mencebik lucu.
"Kamu harus dioperasi, Kak. Tidak akan sembuh kalau dibiarkan saja."
Ia lagi-lagi tersenyum. Lalu kembali meneruskan mencuci pakaian. Sesekali mengernyitkan dahi. Biasanya kurebut cuciannya dan menyuruhnya beristirahat.
Ini antara aku dan Ussy. Kakakku yang sejak kecil tidak pernah marah senakal apapun aku padanya. Kusodori kucing sampai menjerit-jerit karena ia takut kucing. Memanjat pohon jambu mengambilkan layanganku yang putus. Mondar-mandir mengambilkan minum saat aku bertanding bulutangkis dengan para sepupu. Dan ia tidak pernah mengadu pada Ibu.
Kakakku yang baik, sabar, dan canggung. Yang setiap hari bertanya padaku: hari ini mau makan sama lauk apa? Pulsamu kalau habis kubelikan sekalian ya? Mau ngemil apa siang ini? Bakso, siomay atau mie ayam?
Aku mengajarinya berani menyeberang jalan (sambil mengomel dan ia cuma tertawa). Aku menularinya kebiasaan makan es krim sambil berjalan mengelilingi pertokoan (dan ia menikmatinya). Aku menyuruhnya mengubah gaya pakaian dan dandanan supaya ia kelihatan lebih cantik (suaminya terpana). Aku menguruskan toko kecilnya (dan ia jadi bisa tidur siang). Aku memijat pundaknya setiap malam sebelum tidur (ia tak lagi mengeluh insomnia). Tetapi lebih banyak lagi yang ia lakukan untukku, adiknya yang nakal.
Bangun pagi, air panas untuk mandi sudah tersedia untukku. Itu cuma salah satu kebaikannya padaku.
"Ini namanya sayang adik," katanya sambil mencebik.
Aku juga sayang padamu, Kak. Makanya jangan bilang kau akan segera mati. Kau harus mau dioperasi. Bertahan ya, Kak. Nanti aku sendiri yang akan menyeretmu ke dokter untuk dioperasi.
(Kau sudah janji, mau mengajariku mengurus bayi kalau aku punya anak nanti...)
14 comments:
kenapa saya merasa terharu ya membaca postingan ini...???
nooo...kamu mengingatkanku sesuatu :(
thanks,,,thanks,,,thanks,,,
wah.. moga2 ussy segera mau ke dokter dan cepet sembuh ya...
kasian kan banyak orang2 yang mencintai... contohnya ya elu, dan juga suami ama anak2nya...
moga2 ussy mau mikirin semua orang2 yang sayang ama dia dan mau segera berobat...
@maya: mengingatkan paa apa sih?
@arman: amin, thx ya...
kak ussy nyiapin kau air mandi itu karena kau jarang mandi mok..
buat bersiin kuman.. :P
hehehehe
ussy sakit apa, No? semoga dia mau di operasi dan segera sembuh ya....
hiks..
@denny: kau jgn buka kartuku disini dong! :D
@nie: makasih nie :)
emangny sakit apa sih kakaknya???
sister is a precious thing.
semoga ussy cepet sembuh ya no!
Semoga kakaknya cepet sembuh ya Mba.... Paksa dia untuk mau dioperasi...
Kakak angkat saya tidak seberuntung itu... Penyakitnya belum ada obatnya dan sekarang ia berjuang untuk tetap sehat demi tidak memicu lupusnya datang....
Terima kasih buat tulisannya yang mengena....
Smoga Kak Ussy cepet sehat lagi, biar tetap bisa ngurusin Jeng Enno, mijetin tiap malam, nyiapin air panas...Biar tetap bisa ngumpul bareng keluarga...
Jeng Enno dah mau nikah, kok masih suka dimandiin? Kalo mandi sndiri, takut kumannya ga mau minggat yak? hehehe
@azhar: yg jls bukan sakit hati haha
@elsa: iya... ngerti bgt ya elsa, soalnya sistermu banyak ya sa :)
@ade: amin, makasih uni :)
@galuh: ikut prihatin dgn kondisi kakakmu... makasih doanya. semoga kakak saya bisa dibujuk :)
@sari: amin, makasih ya. btw aku mandi sendiri kok... ah jgn suka mendengarkan ocehan denny, bu... hehehe
waw.. ceritanya sungguh menarik.
ada lanjutannya gak?
makasih...
lanjutannya? tunggu aja
;)
Post a Comment