The Tutor with Froggy Style

Suaranya yang centil langsung membahana di kuping saya. Jauh berbeda dengan suaranya beribu-ribu tahun lalu saat ia adalah tutor di sebuah tempat kursus bahasa Inggris. Saya mengambil paket conversation, dan ia tutor favorit saya.

"Gue habis kursus berenaaaang!" Teriaknya. Bangga karena baru bisa berenang? Sangat khas dia.
"Udah bisa gitu?"
"Baru bisa gaya kodok!" Maksudnya katak kali ya. Kodok itu yang gendut jelek warna coklat dan nggak bisa berenang, Ekaaaa! Hihihi.
"Jiaaaah! Kalo gaya batu sih lu udah ahli dari lahir ya, Ka?"
"Oh, pastiiii...."

Siang itu mengingatkan saya pada siang-siang yang dulu, ketika saya meneleponnya dalam bahasa Inggris.
"Hello, may I speak to tutor Eka, please?"
Ia akan menyahut dengan suara jaim ala operator 108. Cih! Hahaha...

Jangan salah paham. Saya berterima kasih. Bagi saya, ia berjasa membuat bahasa Inggris saya tidak begitu pasif lagi. Setidaknya bertahun-tahun lalu ia menjadi teman berlatih yang handal.

Orang-orang mengira saya dan dia hanya teman di dunia maya. Salah! Hahaha. Saya yang menjerumuskannya ke dunia blogger setelah bertahun-tahun berteman dengannya di luar sana dan tiba-tiba menemukan fakta bahwa dia bisa menulis, sama seperti saya.

"Bikin blog, cepetan!" Seru saya dengan gaya bossy, yang selalu ditanggapi dengan cengiran lebar.
"Maluuu..."
"Tulisan lu bagus, tau! Bikin! Gue tunggu. Harus ada besok lusa!"
"Gila lu No! Pemaksaan!"
"Besok harus udah jadi ya!"
"Gilaaa!"

Ia membuatnya juga. Awalnya blog sederhana yang bikin saya geleng-geleng kepala karena isinya cerita-cerita pendek nan sexy, penuh adegan 21 tahun ke atas. Ya ampuuun! Ekaaaa!!! Saya garuk-garuk kepala.

Tapi justru karena itu blognya langsung dipenuhi pengunjung dan menjadi terkenal.
Ceritaeka, nama blognya itu, mendapat ratusan komentar untuk setiap tulisan yang terbit. Hebat, kan!

Mungkin bagi sebagian blogger dan blog reader, ia dianggap blogger terkenal. Tapi bagi saya, ia tetap teman baik saya Eka Situmorang. Perempuan Batak-Jawa yang suka pakai rok dan high heels kemana-mana, senang menyetir mobil, bangga pada kakinya yang menurutnya sexy dan pandangannya tentang perlu tidaknya punya anak selalu bikin kami berdebat tak kunjung habis.

Ada suatu malam, di waktu yang lampau, ketika kami saling curhat di taman kota depan rumah Jusuf Kalla, mantan wapres itu. Ada suatu malam, ketika kami janjian bertemu di pameran buku Gramedia di Istora Senayan. Ada suatu malam, ketika saya ikut ke kantornya hanya untuk mengetahui cowok yang sedang naksir dia (saat dia masih lajang). Ada hari ketika ia merecoki saya dengan kecemasan saat blognya masih baru. Ada sore ketika ia mengomel di telepon tentang orang yang menjiplak tulisannya. Ada hari-hari setelah pemakaman Ibu, dia mengirimi saya SMS untuk menyemangati saya.

Eka, yang siang itu mengobrol ngalor ngidul dengan saya yang sedang PMS, sebenarnya masih sama dengan Eka yang dulu tutor saya. Yang mendengarkan saya curhat dalam bahasa Inggris, tidak pernah menyela untuk membetulkan grammar, karena katanya saya hanya tinggal melancarkan bicara.

Karena gayanya yang out of the box, super centil dan pecicilan itu, kadang-kadang saya menganggapnya orang aneh. Tapi saya juga orang aneh. Jadi kami impas. Bukankah biasanya sesama orang aneh memang bisa berteman baik? Hahaha.

Teman perempuan saya cuma Eka. Maksudnya teman perempuan yang benar-benar perempuan. Yang girly, feminin, centil, bawel, dengan segala atribut aksesorisnya (high heels, bikini, mini dress, tote bag dan beauty salon). Tapi itu hanya tampak luarnya. Ia simpel dan easy going. Suka traveling, tabah, berani, praktis dan logis. Itu sebabnya kami sejalan.

Saya menulis ini untuk siang itu, dan siang-siang yang lampau, saat kami masih lebih muda dan hidup terasa lebih mengasyikkan. Sebuah tribute untuk dia yang selalu menjadi teman yang manis.

Thanks a lot, Tutor! Hope you'll success with your froggy style, ya! Hohoho :P

Eka, dengan gaya yang nggak ada matinya. Fotonya dicolong dari blognya.

Sori ya jeng...Hihihi