Besok, ada yang berdebar-debar menunggu saya. Gembira melihat wajah konyol ini muncul lagi di depannya.
Barangkali memang tak akan ada karpet merah dan bendera. Barangkali tetap saja tak ada kalungan bunga, bunyi sirine dan jalanan yang dikosongkan ketika saya lewat.
Saya memang bukan presiden. Ya, semua orang juga tahu.
Saya bukan tamu negara, bahkan sekedar tamu daerah pun bukan.
Saya bukan orang asing. Saya hanya seorang anak yang besar dalam pelukannya. Hanyut dalam kecerewetan dan kebisingannya.
Besok, saya akan berlabuh sebentar di rumahnya. Menghirup udara yang ditiupkannya, meski penuh debu dan uap logam.
Tak mengapa. Saya akan bahagia. Meski untuk sementara.
Karena mungkin saya akan kembali meninggalkannya lagi.
Beberapa purnama lagi.
Sudah saya siapkan pakaian terbaik untuk menemuinya. Parfum terwangi, dan senyum termanis. Ia yang membesarkan saya, harus memperoleh yang terbaik atas jasanya.
Besok, saya pulang. Selalu saya bilang pulang jika menuju padanya, entah kenapa. Karena dirinyalah akar dimana hati saya tertanam, meskipun ia bukanlah orangtua saya.
Saya pulang. Padamu, Jakarta .....
Barangkali memang tak akan ada karpet merah dan bendera. Barangkali tetap saja tak ada kalungan bunga, bunyi sirine dan jalanan yang dikosongkan ketika saya lewat.
Saya memang bukan presiden. Ya, semua orang juga tahu.
Saya bukan tamu negara, bahkan sekedar tamu daerah pun bukan.
Saya bukan orang asing. Saya hanya seorang anak yang besar dalam pelukannya. Hanyut dalam kecerewetan dan kebisingannya.
Besok, saya akan berlabuh sebentar di rumahnya. Menghirup udara yang ditiupkannya, meski penuh debu dan uap logam.
Tak mengapa. Saya akan bahagia. Meski untuk sementara.
Karena mungkin saya akan kembali meninggalkannya lagi.
Beberapa purnama lagi.
Sudah saya siapkan pakaian terbaik untuk menemuinya. Parfum terwangi, dan senyum termanis. Ia yang membesarkan saya, harus memperoleh yang terbaik atas jasanya.
Besok, saya pulang. Selalu saya bilang pulang jika menuju padanya, entah kenapa. Karena dirinyalah akar dimana hati saya tertanam, meskipun ia bukanlah orangtua saya.
Saya pulang. Padamu, Jakarta .....
11 comments:
cantik tulisannya. :)
wah asiknya mau pulang ke jakarta...
*ngiri*
so... welcome home :)
@nie: makasih... 11-12 lah sama yg muji ;)
@arman: selamat ngiri... hehe :P
@genial: makasih... :)
ke medan aja napa...
*manyun*
ogah! biar diongkosin pun!
yg perlu gue sapa?
situ dan situ kan?
*nunjuk idung Kodok dan Ultraman*
:P
Aku tertipu lagi, kirain manusia, ga taunya...Jakarta lagi ;p
Met menghirup polusi, Jeng :)
sambil nyanyi lagunya sheila on7 yang "Aku pulaaaaaaaaaaang..... tanpa pesaaaaaaaaaan..."
hehehehehe
ahhh,,,masa kemalasan segera berlalu
balik lagi ke keksibukan dan ke,,,,,
@sari: ketipu mulu ya :)
@elsa: sontreknya tuh hehe :)
@maya: dan ke...macetan tentunya! hahaha
artikel bagus..
Post a Comment