Wednesday, February 29, 2012

Selamanya Cinta: Behind The Pages #2

Day 13. Lancar Jaya


Hari ini berhasil menulis sampai sekitar 5-6 halaman gitu deh. Alhamdulillah yah, sesuatu banget.
Udah benar-benar tau apa yang mau dimasukin, penggalan postingan yang mana dan tambahan ceritanya seperti apa. Kalau besok bisa lima halaman lagi, kali 30 hari aja udah 150 halaman! Hihihi... Itu mungkin udah ending ya...


Ini proyek 30 hari yang gila! Gue nulis novelnya dari nol, meskipun dibantu postingan yang ada, itu cuma selipan.


Ini jadi tantangan buat gue. Bisa nggak ya? Kayaknya sih nggak 30 hari deh. Pasti molor jadi 2 bulan wahahaha...

- a post from Hidden Galaxy, my private blog -

....................

Sesungguhnya saya benar-benar tersandung-sandung waktu menulis novel Selamanya Cinta ini. Terlebih karena saya sedang muak dengan banyak hal, dan galau karena patah hati. Hati saya ketika itu masih berdarah-darah, sampai-sampai blog privat yang harusnya tentang penulisan novel ini pun ternoda oleh beberapa paragraf 'drama' patah hati itu.

Untungnya editor saya, Iwied, sabar dan pengertian. Tidak bawel bertanya-tanya, menggubrak-gubrak supaya cepat selesai, apalagi ketika saya melewati tenggat sebulan yang awalnya saya janjikan.

Sempat lho, dalam perjalanan menulis ini, saya malah terus-terusan mundur ke bab-bab awal untuk memoles ini-itu. Jalan ceritanya malah nggak berkembang, sampai saya bosan sendiri baca adegan yang itu-itu saja. "Habis ini mereka ngapain?" Pertanyaan itu jawabannya blank. Saya cuma bengong sendiri. Hahaha.

Dari outline yang saya kasih ke Iwied, yang juga dibaca editor Gagasmedia, Gita, mereka kasih input supaya chemistry Reina dan Abe lebih greget lagi. Iwied berkomentar, tokoh dalam novel saya banyak sekali. Akhirnya, dalam proses penulisan, saya hilangkan beberapa tokoh yang tidak penting, saya sederhanakan beberapa relationship, dan saya potong beberapa kisah yang tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupan tokoh utama.

Jadi agak berbeda dengan outline awal sih. Alhamdulillah, editornya nggak protes :D

Seperti kata Mbak Clara Ng, salah satu penulis kesayangan saya, di sharetwit-nya: alur cerita harus berjodoh dr awal, tengah, dan belakang. Semuanya hrs kait-mengait, bersebab-akibat. Cerita memang diketik dgn proses maju, tapi persiapannya bergerak mundur. Pertanyaan "kenapa, bagaimana bisa begini?" merujuk pd awal.

Saya setuju.

Dan seperti saya tulis dalam posting sebelumnya, bagian yang sulit adalah memilah-milah sekian posting Kisah Abe yang sudah ada itu untuk dimasukkan ke dalam bab demi bab yang berbeda. Saya harus pisah-pisahkan setiap potongan cerita itu ke dalam waktu yang berbeda: saat mereka kelas 10, 11 dan 12. Baru setelah semua posting yang pernah di-publish di blog sudah masuk ke dalam kerangka cerita, saya membuat adegan-adegan baru, juga episode ketika tokoh utama sudah lulus SMU.

Mas M. Faizi, salah satu penyair favorit saya, pernah bilang, saya cocok menulis novel petualangan. Saya belum tanya, kenapa dia berpendapat begitu. Tapi sepertinya ada benarnya juga, tanpa saya sadari, waktu saya menulis novel Selamanya Cinta, di paruh akhir draft tiba-tiba saja saya menambahkan adegan tegang ala novelnya James Paterson (halaaah!), padahal di outline sama sekali nggak ada.

Supaya tidak lupa pada poin-poin penghubung antar adegan, saya menuliskannya di kertas post-it dan menempelkannya di cermin, karena saya memang lebih pe-we menulis di meja rias (sambil ngetik, sambil ngaca--ganjen). Ini bisa jadi tips juga untuk kalian yang sedang mencoba menulis novel atau cerita pendek, guys. Karena sering melintas ide untuk narasi, dialog, penajaman atau tambahan adegan yang sayang kalau tidak segera dicatat. Jadi, siapkan kertas post-it di sebelah laptopmu, oke ;)

Ini contoh catatan di post-it saya:
Notes:
Di Bagian I paragraf awal, deskripsi setting kurang lengkap!
Chemistry Abe dan Reina kurang!
Karmel adalah teman sebangku Reina!
Post-it yang lain:
Penajaman
Karakter Reina lebih di-riangkan
Bahasa jangan terlalu gaul, lebih dewasa, bukan teenlit. 
Membalas kematian Teddy, Abe tawuran. Ditahan polisi, lalu pindah sekolah ke swasta (padahal udah dekat kelulusan). Setelah itu Na dan Dinda tidak lagi mendengar kabarnya sampai mereka kuliah.
Masih banyak post-it yang lain lho. Fyuh! :D

Saya  bilang ke Lita, dalam komen saya di blognya kemarin, bahwa saya punya motivasi menyelesaikan novel ini setelah Iwied 'menodong' saya hari itu. Motivasi itu adalah sembuh dari rasa sakit hati. Menunjukkan kepada orang yang sudah menyakiti saya bahwa saya tetap maju tanpa dia. Saya ingin mengejek dia dengan cara yang elegan.

Menulis novel ini, dalam waktu 80 hari, membuat saya terengah-engah karena mengumpulkan kenangan masa sekolah yang sudah lama berlalu. Meskipun nggak pede dengan hasilnya, saya cukup puas. Menulis di majalah dan punya buku sendiri adalah mimpi saya sejak masih TK, waktu pertama kali bisa membaca. Amazing, saya bahkan masih ingat pernah bilang pada Ibu, "Retno mau bikin buku sendiri, nanti kalau sudah gede ya Bu..."

Menulis di majalah sudah kesampaian, saya pernah menjadi jurnalis dan sampai sekarang masih menulis lepas. Dan sekarang... jeng jeng! Saya akhirnya punya buku sendiri!

So, thanks to Iwied yang menjadikan tulisan saya lebih mengalir, thanks to Gita yang ikut membaca outline, thanks to Bukune, yang memberi saya kesempatan dan kepercayaan menulis novel ini. Thanks to teman-teman blogger yang selalu memberi semangat dan masukan, terutama karena ikut jatuh cinta sama Abe.

Writing Selamanya Cinta... was such a hard journey with the broken heart, tears, sadness, and 'galau', hahaha...

xoxo,

Image and video hosting by TinyPic

10 comments:

Suci Mine said...

karakter reina lebih diriangkan?
mgkin pengaruh patah hati kali yah, jadi reina jg galau walau di novel...hehehe ^_^

M. Faizi said...

weh.. kok bisa, ya? ha.ha.. selamat berpetualang...

SoleildeLamer said...

menulis buku itu sesuatu mbak. biarpun belum puas, kalau itu buku pertama, bisa menimbulkan efek luar biasa buat buku kedua... *ngomongsamatembok* *kabuuurrrr*

Meida said...

I can't waiiiiittt....

fika said...

what a long journey...perjuangan sungguh perjuangan...semangat mbaaakkk...

Mevi said...

sedaaappp.. siap ngicipin!

Gloria Putri said...

trus kpn novelnya launching?
hiks2....aq jd pengen jg...dl pernah kirim cerpen ke majalah tp ga penh ada follow uo :(
congrats mbaaa.....tar klo kopdar ajarin nulis yaaaaaa

Enno said...

@mine: haha yg galau itu tokoh Abe... Reina agak 'dingin'... krn yg nulis baru disakitin co! huahahaha....

@m.faizi: hmm tunggu, mas! aku lg prepare novel petualangan beneran nih haha...

@annesya: yaudah, mana buku keduamu, cintah? aku pengen bacaaa! :P

@meida: *puk puk* sing sabar yo nduk... :D

@fika: perjuangan mengenyahkan patah hati haha

@mevi: prasaan aku nulis lho, bkn masak! :))

@glo: jgn cuma bilang 'pengen' tp ga dilakukan... langkah pertama itu duduk di dpn kompi dan menulis :P

SoleildeLamer said...

doakan saya kaka buat buku kedua. ini mumpung udah lulus, aku mau dagang naskah lagi ke penerbit2 ngahahaha doakan kaka... ampun kaka... ngahahaha...

ih me todaynya... *tutupkupingah* :P

Enno said...

ohoho... ruame sendiri ki bocah! yo wes, buruan selesein dan dagangkan keliling lapak yo nduk. semangkaaa!

:D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...