Rona dan Mbak Uci berdiri di depan saya. Yang satu (Rona) cengengesan. Yang satu lagi (Mbak Uci) senyum-senyum kalem. Dan saya menatap iri ke kepala mereka. Kenapa gerangan? Jilbabnya bagus. Merek favorit saya. Kepingin punya, tapi di kota saya tidak ada butiknya.
Adegan II.
Saya di depan toko kesekian, sangat galau karena tidak menemukan kaos kaki khusus hijaber dengan merek yang saya mau.
Adegan III.
Ke toko kain, lalu ke tukang jahit sambil menjinjing laptop. Menunjukkan foto-foto model pakaian yang saya inginkan. Menunggu sebulan sampai semua baju pesanan itu jadi.
..............
Lihat kan? Betapa ribetnya menjadi cewek modis di kota kecil ini. Sekarang saya punya kebiasaan baru. Browsing model-model pakaian muslim di internet, menyimpannya di folder khusus 'FASHION', membeli kain-kain yang kurang lebih serupa dan membawanya ke tukang jahit langganan-yang meskipun hasilnya bagus dan rapi tapi leletnya setengah mati.
Menjadi diri sendiri, yang suka berpakaian bagus, di kota kelahiran mendiang Ibu ini butuh perjuangan berat. Saya lahir di Bandung, dibesarkan di Jakarta. Dua kota itu adalah kiblat mode para fashionista. Saya terbiasa mendapat kemudahan dalam memilih pakaian. Terbiasa dengan pergerakan trend mode yang berputar teratur di Ibukota. Disuguhi pemandangan pakaian-pakaian indah dan keren di mana-mana, bahkan di pertokoan biasa dan emperan, bukan hanya di mall. Saya mengenal setiap sudut. Tahu kemana saya harus melangkah jika ingin mencari sesuatu. Bahkan di kakilima, tak pernah ragu menawar karena sudah hapal kisaran harga.
Di sana hampir enam bulan sekali selalu keluar trend baru. Di sini, saya mati kutu.
Bahkan untuk mendapatkan beberapa brand favorit saja susahnya setengah mati. Harus ke Bandung, dua jam perjalanan. Alih-alih ke Jakarta, empat jam perjalanan. Bisa tua di jalan hanya untuk mengejar mode? Plis deh. Semodis-modisnya saya, masih berpikir panjang juga kalau harus sampai segitu ngototnya.
Jadilah sekarang ini saya berpakaian selayaknya gadis desa. Atau setidaknya saya merasa seperti itu.
Kasihan ya nasib saya? *mengasihani diri sendiri*
Bulan ini saya akan ke Jakarta. Di agenda sudah tertulis sederet daftar belanja wajib, terperinci dengan lokasi pembeliannya. Oh tenang, saya tidak pernah kalap mata dan selalu setia dengan daftar yang ada *melirik Wuri-chan di Jepun, si sophaholic*
Iya, ini memang tulisan nggak jelas. Sebenarnya curahan hati terdalam seorang perempuan yang kehabisan pakaian. Begitulah.
“Fashion is not something that exists in dresses only. Fashion is in the sky, in the street, fashion has to do with ideas, the way we live, what is happening.”
- Coco Chanel
pict from here |
21 comments:
Aku ga kalap mata mbak, cuma suka khilap. *ga beda ya?*
Tapi 4bulan lg mesti sembuh.diamin-i ya!!!
Kan udah ada net shop mbak, ga usah jauh2 ke Jakarta.
Salam ya buat temen2 yg mau kopdar!!!
tanah abang aja no...murah2 dan up to date ...
happy shopping ya no! :)
malang piye? lah kita sama-sama malang, jeng :p...kau ga bisa nyari merek n model yang kau mau di garut. lah aku? sekalipun di depan mata ada yang kumau, tapiiiiiiiiiiiii...ga ada ukuran ekstra gedenya hiks hiks hiks
Bukan mati kutu itu No. Mati gaya namanya. Haha. Anyway, kalo ke JKT kabarin ya. And yes, 4 jam perjalanan lo ke JKT itu mirip kaya waktu perjalanan pulang pergi dari rumah gue ke kantor gue which is, helloooo, masih di JKT-JKT juga sebenernya! I hate JKT's traffic! Argh! #curcol
@wuri: aku ga suka belanja online, kecuali klo cuma aksesoris. krn klo blanja online, aku gak dpt feel-nya... hahaha... :D
@life in mono: halaaah ini wuri kedua hehe... iya tanah abang sm mangga dua sih biasanya. di lantai paling atasnya kan baju2 impor dr korea tuh. wiiih keren2 modelnya kyk yg di k-drama hehehe :P
@arman: diselametin brasa mo shopping ke paris deh hahahaha
@rona: hohoho ya brarti kayak aku aja, bikin sendiriii :P
@monik: mati gaya iya, mati kutu juga iya.. astaga! 4 jam ke ktr? ckckck.. cri kost dkt ktr aja napah mon :P
4 jam itu PP. Kalo lagi sial pernah pulang 3 jam. Hampir pengsan di baswei. Nyokap nggak ngizinin kost karena masih di daerah JKT. Agak konyol menurut doi karena sebenernya kan ada rumah (emang konyol sih kalo dipikir2).
yg bikin konyol itu macetnya yak wkwkwk....
sama lah gw jg dlu 4 jam pp kantor-kost
:P
aku juga pengen belanjaaaa... :'(
tapi gak punya duit *malangnya* huehehe... *derita lo kali, mei*
nitip hijab mbak, tapi bukan yang segi empat karena aku ga bisa pakenya, yang instant langsung pake itu lho.. wkwkwkwk.. *mumpung*
@meida: oh ternyata ada yg lbh malang lg dr aku ya.. hihi :P
@mevi: yg segiempat pakenya gampang kok :D
jadi mbaknya tinggal dimana sekarang? *kepo* :))
@lilliperry: di hatimuuuu #eaaa :))
buset dah jawabannya *lempar handuk* :))
wakakakak.... lagian disana sini nanya :P
berarti aku harus bersyukur nih sebagai gadis desa yang nggak modis, jadi berpakaian seadanya aja :D
waaahh ternyata mbak enno hijaber yang modis ya.. two thumbs up mbak..
kalo saya sendiri malah seringnya dibilang out of date kalo masalah fashion..emang gak begitu suka juga sih, hihii
@honey: haha masa? lho itu propic-nya kamu cantik dan modis kok :P
@rabest: modis waktu masih blm berhijab... skrg berhijab pas di kota kecil yg cari apa2 aja susah, ya jd merana deh! hahaha
Awas lu kalo ke Jakarta gak ngasih tau gue :D
*ngancem*
widiiih! tatuuut! iyeee... tar gw tilpun! :))
mbak enno, tengok aja hijup.com kalo mau nyontoh model baju moslem yg apdet, slamat jadi hijabers fashionista ya!
Post a Comment