Friday, June 10, 2011

Patah Hati

Iya, betul. Saya sempat patah hati gara-gara menemukan banyak yang menjiplak tulisan saya. Sama seperti Gita, si Peri Musim, saya sempat sampai pada titik memutuskan tidak lagi menulis di sini.

Saya benci kalian, wahai para penjiplak! Kalian tidak tahu makna apa yang saya tulis, tapi tetap saja mengambilnya seenak perut untuk kepentingan kalian. Mengubahnya sedikit di sana-sini, atau membiarkannya utuh tapi memberinya label: untuk Bagaskara tercintalah, atau untuk siapapun monyet, kadal atau kecoa kalian yang saya tidak kenal. So sorry kalau kosakata saya masih 'ala terminal'. Tapi saya berhak marah.

Kalian tidak pernah tahu seperti apa proses saya ketika menulis semuanya itu. Dan betapa berartinya semua tulisan itu bagai anak-anak kandung saya sendiri. Setiap patah kata, setiap helai perasaan yang tersimbol di dalamnya, setiap tawa dan tangis yang menyertainya...

Kalau kalian pikir semua tulisan yang kalian curi itu hanya rangkaian kata-kata indah belaka, kalian salah. Salah besar. Tidak ada yang lebih indah daripada makna di dalamnya. Kata-kata dalam tulisan itu ibarat penunjuk arah menuju hati saya.

Ketika Gita bilang dia patah hati dan ingin berhenti menulis di blog, saya yang berteriak padanya untuk tidak melakukannya. Tapi ternyata saya merasakan hal yang sama sekarang. Beginilah rasanya dikhianati. Beginilah rasanya ketika orang-orang menculik anak-anak saya dan mengadopsinya tanpa izin.

Saya marah. Saya kecewa. Saya sedih dan nelangsa. Sementara tak ada satupun yang bisa saya lakukan selain berteriak-teriak di blog sendiri. Syukurlah masih ada orang-orang yang mau menyadari kesalahannya, tapi masih banyak yang tidak peduli dan tetap menjadi pencuri...

Sungguh. Saya patah hati. Patah hati yang lebih parah daripada putus hubungan dengan kekasih yang sangat dicintai. Semangat menulis saya anjlok sampai titik terendah. Fyuh!


PS: doakan saja semoga ini bukan tulisan terakhir saya di blog ini... :(


foto dari sini



Image and video hosting by TinyPic

24 comments:

phe said...

sediiih =(

ayo mbak enno, semangat lagi ya...

jangan berhenti nulis, hiks... =,(

Inez said...

Jangan! Jangan berenti! T-T

Chici said...

Yah mbak jangan berhenti nulis dund :(

Chici said...
This comment has been removed by the author.
Arman said...

No... gua tau betapa lu kesel dan sakit hatinya karena tulisan2 lu di copas. Betapa lu sangat marah sama plagiator2 itu.

Tapi jangan lupa No... Jangan lupa kalo ada lebih banyak pembaca2 blog lu yang suka ngebaca tulisan lu. Jangan lupa kalo banyak kita2 yang bisa tertawa, termenung, dan tersentuh ngebaca tulisan lu...

Masa gara2 plagiator yang berapa orang itu bikin kita, para pembaca lu yang ratusan (eh apa ribuan/jutaan?) ini harus dirugikan??

Masa gara2 lu kesel ama beberapa orang, lu jadi lupa kalo ada banyak orang yang merasa terinspirasi ama tulisan lu? Ada banyak orang yang mengagumi tulisan lu? Ada banyak orang yang suka membaca tulisan lu?

Jangan lupa No... Jangan lupain pembaca2 lu...

Jadi.. terus nulis ya.. Jangan kalah ama si plagiator. Biar Tuhan No yang ngebales... :)

Dannesya said...

yang njiplak emang banyak, trus kalau yang mengapresiasi dengan cara positif sama tulisan mbak lebih banyak lagi gimana???
semakin tinggi pohon akan semakin kencang anginnya, tapi pemandangannya akan lebih terasa indah kok... ;)

Hans Febrian said...

ennoo..jangan biarkan manusia-manusia sinting itu membuatmu berhenti menulis. they dont deserve that!

Wuri SweetY said...

Waduhhh jangan mutung mbak.
Berantas terus tp jangan mandeg nulis.
Banyak yang kuciwa nich kalo dirimu ilang di Blog.

ika puspita said...

jangan berhenti menulis....
Klo kamu yg berhenti menulis maka aku yang akan patah hati....

Armae said...

keep writing sista,. smangat!!! :D

bulb-mode said...

Dear Enno,

Pengalamanku mirip. Aku dan teman-temanku dulu punya website, namanya trulyjogja.com. Website itu udah seperti anakku sendiri. Setiap ada uang dan waktu, larinya ke website, mengelolanya pun sampai mempertaruhkan banyak hal. Semua perhatian lari ke sana.

Yang paling kerasa ya jelas uang untuk bayar balas jasa mereka yang bantuin.

Responnya waktu itu lumayan banget. Dan bahkan cukup membantu beberapa orang yang sempat dimuat.

Tapi suatu hari, banyak sekali data yang diambil semena-mena dari web lalu dijadikan buku. Dan menurut cetakannya, buku itu sampai dicetak lima kali (terakhir lihat). Belum lagi banyak data yang dipakai sama program pemerintah tanpa bilang dan tanpa mencantumkan sumbernya.

Akhirnya, aku juga patah hati.

Tapi lalu, seperti orang Jogja bilang, luweh.

Diluwehin aja... :p

Kalau waktu itu aku nggak perlu pakai uang untuk ngerjain web itu, aku nggak akan berhenti. Kenapa?

Karena walaupun banyak orang yang nggak peduli sama hasil kerja kita, banyak juga orang (bahkan lebih banyak mungkin) yang 'terbantu' oleh kerja kita. Baik secara emosional maupun sebagai sumber inspirasi.

Ini sama seperti blogmu. Rugi sekali kalau mengecewakan semua pembacamu karena ulah 'mereka'... :) Kita yang rugi, maksudnya... :p

Ayo semangat! Aku juga jadi balik nulis blog karena suka sama blogmu kok...

*maap malah jadi curcol



Your silent reader,

Indie

Anonymous said...

Mba Enno, ayo tetap semangat!!!
Jangan berenti nulis di sini cuma gara-gara maling-maling itu.

Aku pembaca setia blogmu, kalau ga nulis lagi, waduuuuh... serem bayanginnya.. :p

Karena baca tulisan Mba Enno, aku juga menemukan beberapa maling yang mencuri tulisan-tulisan di blogku. Tau banget rasanya ngeselin. Cuma copas lalu diganti nama penulisnya. Tapi aku kira itu salah satu resiko menulis di blog memang.

Jadi, ayolah, tetap menulis di sini...!
Masih banyak orang yang akan terinspirasi oleh tulisan Mba Enno, dibandingkan jumlah maling-maling yang ga tau diri itu, aku kira.

Tetap menulis, Mba Enno!!! :)

dini said...

Mba Eno saya banyak belajar nulis dari tulisan2 mbak lho...

Sandiarah said...

wahh melanggar UUD tuh !
pasal... ga' tau ah, pkokny yg isiny ttg hak cpta itu lho,...
tp ga' ush mrah mbk !
klo tulisn mbk bnyk yg njiplak, brarti kan tulisn mbk dianggp bgus. hngga mreka rela mngakui tulisn mbk sbg tulisnny, spy mreka mndpt pujian.
tp tindakn kyak gtu emg ga' bner bgt sih! sma aj dg mreka ga' mnghrgai krya org lain.
tp ttp smgt mbk !
tnjukin ke mreka pra pnjiplak ttg arti sbuah krya...!

oh ya, aku pndatang bru nih,,
salam knal ya... n smgt u/ truz mnulis ^_@

Gloria Putri said...

apa???
mba enno...pliss jangan berhentiii.....#berlutut_memohon

kalau km berhenti, aq ikutan berhenti loooooooooo

ayo to mba...anjing menggonggong khafilah berlalu.....jgn sampe kucing kopi itu semua +senang mbaaaa

ya mbaaa :)

Unknown said...

loh ada apa ini ada apa, no lo jangan main-main deh kalo lo menghilang,,,saya dan para pembaca nyari insipirasi dimana,,,mudah-mudahan tu cuma di bibir lo doang yah...hehehe. don't let the day go bey...

JejakShally said...

aaaaaaa °~° mba enno jangan berenti dong.ya... ya...ya...
semangat mba.. tulisan mba enno kan ajaib,sayang banget klo mba enno marahan sm blognya mba.ayo mba nulis lagi (sambil jongkok,nongkrongin laptop,kali2 mba enno langsung bikin postingan baru)

Rona Nauli said...

No..................................................................................................................................................

Nur said...

Salams Enno,

My dear dear Enno, syukran for the comment, I was deeply touched. I think I need at least a year to recover, and face the reality, but since it is so busy with the legal matter, I think I am able to forget the experience. Maybe a need a constant force in my life.

But sadly, or perhaps fortunately, I don't think he's gone. He's still there. Not in the form, but in the spirit.

Thanks a again for the sweet comment.

And you, by copy paste your writing, I do know your feelings, I have experienced that kind of thing. At first I felt really angry, but eventually, I feel proud that they find my writings are inspirational!

But being a journalist, true, you must feel really really angry.

Keep on writing as I love your writings.

peri musim said...

iya, mbak enno. begitulah. apalgi saat mereka dengan gampang mengubah satu bait atau sekadar judul, lalu mengakuinya sebagai milik mereka. mereka sama sekali tidak menghargai proses kreatif yang mungkin sudah dilalui saat seseorang mencipta sebuah karya. plus, saat ditegur baek-baek, mereka akan nyolot dengan bilang "ah, tulisan gitu doang kok ribut banget"--haaaah, pengen ngamuk2 deeh.
sekarang, tiap liat feedjit di blog, saya jadi mencurigai setiap orang, halaah. pengalaman menulis yang harusnya sebuah bentuk katarsis, jadi tidak menarik lagi saat beramai2 merek mengopi paste tanpa bilang-bilang.
sediiih :"(

kriww said...

mbak enno, aku silent reader blog ini selama ini, and I loooove it so much. mungkin karena saking suka dan terinspirasinya gaya menulis mbak enno jd kebawa (tp aku ga pernah copas, sumpe deh :P)

jangan berhenti nulis ya mbak... I beg you... :(

Gugum said...

Lihat di mall-mall seperti mall Ambasador, VCD bajakan diperjualbelikan dg terbuka, bahkan disana bule pun ikutan beli. Tidak ada penggrebekan karena memperjualbelikan vcd bajakan disana. Lalu software yg digunakan, berapa % yang pake windows genuine di negara kita? kitapun sering denger lagu kesayangan yg mp3 nya kita dapatkan tidak dg membayar. Bukupun dibajak, banyak yg menerbitkan buku bajakan. Segala yg dianggap bagus sepertinya bakalan jadi korban pembajakan. Karya grafisku juga pernah di pake ilustrasi situs terkenal tanpa ijin. Jadi emang sulit menghindari pembajakan dimana budaya malu membajak belum tumbuh. Aku cuma mau bilang, dipublikasikan atau tidak, jangan berhenti berkarya mbak Enno.

sayamaya said...

semua ada hikmahnya no. see.. km malah jd punya proyek baru.
ayo, fighting!

Enny Law said...

ayo mba tetep semangat!!

mampir bentar ya mba ada tag buat mba
Nyla Baker Tag

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...