Wednesday, May 18, 2011

[Kisah Abe] Tentang Cinta

Ia menatap lelaki di depannya yang berdiri mematung dengan wajah kaku.

“Jadi itu betul? Kalian taruhan?”
Lelaki itu menghela napas. Sekilas melirik kami yang berdiri tak jauh dari mereka, memperhatikan dengan wajah tegang. Lalu ia mengangguk.
“Siapa aja yang taruhan?”
“Nggak penting. Mereka nggak salah. Aku yang salah. Aku yang ngajak duluan.”
“Apa hadiahnya buat yang menang?”
“Apapun yang dia minta.”
“Dan kamu minta apa, Lang?”
“Pake mobilnya Bobby sebulan, koleksi album U2-nya Abe...”

Perempuan berwajah sedih itu kini menatap kami. “Jadi kalian juga udah tau, tapi sengaja ikut permainan ini? Ngebiarin gue jadi bahan taruhan nggak mutu seolah-olah gue ini cuma barang? Dan elu, Be, gue pikir lu cowok yang baik. Ternyata…”

“Gue emang ikut bersalah.” Abe menyahut, lalu tiba-tiba lengannya merangkul bahu saya dengan sikap melindungi. “Tapi dia ini nggak tau apa-apa. Dia baru tau sekarang.”

Saya menepis lengan Abe. “Kalo gue tau, gue nggak akan diem aja, Mel. Gue juga nggak suka sama apa yang dilakukan cowok-cowok bego ini.”

Saya melihat air mata mulai membasahi wajahnya. Tiba-tiba ia berbalik dan lari meninggalkan kami. Ingin sekali saya mengejarnya dan menghiburnya, tapi pertama-tama saya harus memarahi cowok-cowok ini.

“Bagus,” kata saya sambil menatap mereka berdua. “Bagus banget. Bikin taruhan untuk bisa pacaran sama Karmel. Kalian pikir cewek itu apa? Barang? Memangnya siapa yang melahirkan kalian hah? Batu? Brengsek lu berdua!”

Abe mencoba meraih tangan saya, tapi saya menepisnya dengan kasar dan bergegas mencari Karmel di belakang sekolah.

………………

Dua bulan sudah berlalu, tapi wajah Karmel masih saja sendu. Saya tidak sekelas dengannya. Kelasnya berada jauh di ujung koridor. Setiap jam istirahat saya berusaha mencarinya dan mengajaknya mengobrol, tapi sepertinya ia masih patah hati dan lebih suka menyendiri. Anak-anak cowok yang bertaruh itu sudah menemuinya satu persatu untuk meminta maaf setelah saya mengancam Abe dan Galang bahwa saya akan melaporkan mereka pada guru BP.

Saya memusuhi Abe tiga hari karena ulahnya ikut-ikutan taruhan. Kalau saja dalam Islam mendiamkan orang lebih dari tiga hari itu tidak berdosa, pasti saya akan memusuhinya lebih lama karena masih jengkel.

“Karmel masih sedih ya?” Tanya Abe suatu hari.
“Iya. Gara-gara siapa tuh?”
“Iyaaa… kan udah minta maaf. Lu masih marah aja.”
“Masihlah. Coba pikir kalo gue yang jadi bahan taruhannya. Lu rela?”
“Wah, klo ganggu temen gue sih nggak bakal gue diemin. Gue hajar.”
“Karmel juga temen lu!”
“Iya, iyaaa... Masih dendam aja, kan udah minta maaf.” Wajah Abe memelas penuh rasa bersalah.
“Kayaknya Karmel masih suka sama Galang deh.”
“Eh? Masa sih? Udah tau dijahatin masa masih suka?”
“Ya bisa aja. Buktinya masih sedih gitu. Kayaknya beneran patah hati deh.”
“Hmmm…” Abe memulai kebiasaannya mengetuk-ngetuk hidungnya kalau sedang berpikir. “Si Galang juga aneh. Dia nggak pernah ngumpul lagi sama anak-anak.”
“Si Galang patah hati juga kali. Siapa tau dia suka beneran sama Karmel. Bisa aja kan dari taruhan jadi beneran?”
“Lu kebanyakan baca novel cinta-cintaan tuh!” Abe tergelak. “Daya khayal ketinggian!” Ia menepuk dahi saya, yang langsung saya balas dengan tendangan di kaki.

…………………..

Mereka berdua berdiri saling berhadapan lagi, seperti dua bulan yang lalu. Di bawah pohon flamboyan di samping sekolah. Dan kami berdiri memperhatikan dari jauh, sambil berjaga-jaga jika ada anak lain datang merusak suasana.

Karmel menunjukkan selembar kertas surat pada Galang. “Aku nggak ngerti maksud surat ini. Kamu minta maaf berulang-ulang, dan udah kubilang aku maafkan. Aku udah lupain soal taruhan itu. Tapi aku nggak ngerti pertanyaan kamu dalam surat ini. Apa pentingnya tau perasaanku ke kamu sekarang?”

“Buatku penting, Mel.”

Karmel menoleh pada kami. “Mereka yang nyuruh kamu kayak gini?”

“Enggak. Ini aku yang mau. Aku cuma minta tolong mereka jadi saksi. Karena mereka teman baik aku.” Galang menatap Karmel. “Kalo kamu nggak mau jawab juga nggak apa-apa.”

“Sebenarnya aku juga mau jawab. Aku sayang sama kamu.” Karmel menunduk. “Meskipun aku sekarang tau kamu cuma pura-pura sayang sama aku kemarin-kemarin, tapi aku masih sayang sama kamu. Bodoh banget kan?”

“Enggak, itu nggak bodoh.”

“Iya kok. Itu bodoh,” tukas Karmel. “Kadang-kadang aku berharap waktu itu kamu juga sayang beneran sama aku meskipun cuma sebentar.”

Galang tampak salah tingkah. Ia berusaha untuk mengatakan sesuatu. “Ya,” katanya akhirnya. Hanya itu yang keluar dari bibirnya dengan wajah memerah.

Karmel memandanginya lekat-lekat. Di wajahnya ada harapan yang membuat saya iba. “Kamu sayang beneran sama aku?”

“Ya,” sahut Galang lagi. “Sekarang juga masih.”

“Kamu nggak bohong kan?”

“Enggak.” Galang menggeleng. “Aku sayang sama kamu. Aku nggak akan bohong di depan saksi-saksi yang berdiri disana itu.”

Senyum Karmel merekah, menghapus mendung yang selama ini menggelapi wajahnya.

………………..

Di tempat kami berdiri, saya melihat Abe juga tersenyum. Sepertinya apa yang telah kami lakukan untuk mereka berdua menjadi penebus rasa bersalahnya terhadap Karmel. Tiba-tiba ia menarik lengan saya, menyeret saya pergi dari tempat itu.

“Kita kasih kesempatan buat mereka, dong. Siapa tau mereka mau pelukan,” katanya.
“Iya. Cukup mereka aja yang pelukan. Kenapa lu juga meluk gue?” Saya menepis lengannya yang tiba-tiba erat merangkul bahu saya.

Seperti biasa ia tergelak dan lari menghindari gebukan saya.


Yoo Ah-in lagi! ^^



Image and video hosting by TinyPic

16 comments:

Lia said...

asikk, crita abe ada lagiii ^^

Gloria Putri said...

yey...Abe lagiii....biar +sirik nohhh si anomymous (koq masi jengkel sama tu org_aneh_tak_mau_diketahui_identitasnya) hehhehehe..

kenapa ditepis sih pas dipeluk? hahahhahahaha....sapa tau habis itu jg dicium (katanya kepengen dicium Yoo Ah-in? hehehhehehehe

Adhi Glory said...

"I’ve got the best thing in the world
Coz’ I got you in my heart
And this screw little world
Let’s hold hand together
We can share forever
Maybe someday the sky will be coloured with our love..."
(Mocca - The Best Thing)

again, your post makes my heart feels like a chocolate melt... prikitiw :p

JejakShally said...

aaaaa.....
jadi keinget kejadian 6-7 bulan yg lalu. aura cerita tentang abe kayaknya udah nyihir penikmat tulisan mba enno. jadi ngebayangin apa reaksi bang abe ya waktu baca tulisan tentang dia ini...

Apisindica said...

cerita Abe ternyata memang tidak pernah mati. Lanjutkaaan!

Wuri SweetY said...

Mau dong dipeluk Geol Loh...kemana sich nich si Abe mbak???suruh keluar dari sarang dong siapa tau Yoo Ah in bisa kesaing. :D

Enno said...

@lia: udah nungguin ya? :)

@glo: cih! dicium? emang eike cewek apaan :)) gila aja di sekolah getoh ckckck... ketauan ni lg sekolah pasti ganjen ya kamyu :P

@adhi: and your comment makes me wanna eat chocolate haha...

@shally: mudah2an aja dia gak marah byk aibnya yg diumbar hehehe

@apis: siap dan! :P

@wury: aku sih mendingan yoo ah-in asli aja ri :P

Arman said...

very nice story no... :D
sekarang nyesel dong dulu gak dipeluk abe? huahahaha

btw, nonton 49days gak lu no? bagus tuh...

Gloria Putri said...

hhahaha...iya ganjen...kan kamyu yang ngajarinnn....hahahhahahaha

ika puspita said...

wah cerita sederhana yang diramu dengan kata kata yang jenius...
Asal tau ya mbak enno,aku terinspirasi untuk coba coba membuat blog setelah hampir setahun mengikuti blog ini....

sayamaya said...

wah.. terharu aku no, begitu mulai hatimu dan abe *eeeaaa...
eit, ada yg terinspirasi lg tuh sm blog kamu ;))

Enno said...

@arman: hm.. nyesel gak ya gw? lu paling bs deh ngomporin! haha... iya nih gw dgr jg bagus tu film... tar deh nyari di toko langganan... kok tumben lu nonton k-drama? surprise gw! hahaha

@glo: diajarin maya kaliii... :P

@ika: asik! ayo ayo nulis! mana link blognya? aku kan mau mampir... :)

@maya: salah nulis tuh, mulia kali mksdnya :)) ah ga jg lah, si galang jg kok yg pengen dibantuin... hehe iya seneng lho bs ngomporin org utk menulis. menulis itu bs jadi obat hati :)

Gloria Putri said...

wew....lempar batu sembunyi tangan....hahhahaha...kak maya...ada yang ngatain ganjen nhoooo #kompor......hahhahhahahhaa

Hans Febrian said...

asiiik ada abe lagi. makin penasaran deh bagaimana rupa si abe ini :p

Enno said...

@glo: wew, anak kecil tukang ngadu! :P

@hans: hahaha... jgn jatuh cinta sama abe yaaa :))

Gloria Putri said...

biarin :P hahahahaahhaaa

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...