Friday, April 1, 2011

[Kisah Abe] Kisah Terakhir

Minggu ini saja sudah tiga kali mereka bertengkar di depan saya. Sungguh menyebalkan terjebak dalam situasi ala sinetron yang tidak ada romantis-romantisnya. Mereka saling berteriak, lebih gaduh dari perkelahian anjing dan kucing.

"Coba ya punya malu sedikit," gerutu saya. Rasanya ingin sekali meninggalkan mereka di jalan sempit yang memotong rute sekolah ke jalan raya itu. Tapi mereka menghalangi jalan. Dan saya tidak bisa meninggalkan salah satu diantara mereka. Karena dia teman saya.

Kenapa sih saya harus latihan paskibra hari ini? Kenapa tidak pulang sendiri saja lewat jalan yang biasa? Kenapa harus menuruti ajakan dia? Saya melotot jengkel pada cowok tinggi berambut gondrong yang sebentar lagi pasti kena razia rambut guru BP itu. Sebal!

"Pokoknya kalo kamu masih ngelarang-larang aku main sama Fara, kita putus!" Teriak si cewek. Saya mencibir. Belakangan ini dia sedang dekat dengan gengnya Fara. Apa bagusnya anak-anak sok kaya itu? Bangga amat sih berteman sama anak-anak nggak mutu!
"Fara itu cewek nggak bener. Genit. Ganjen. Sok kaya. Sombong. Nggak ada bagus-bagusnya buat jadi temen!" Teriak si cowok.
"Dia baik kok! Kamu aja yang sirik!"
"Siapa yang sirik? Aku kan sedang berusaha melindungi kamu dari pergaulan nggak bener!"
"Kayak kamu bener aja! Kamu juga suka dipanggil guru BP, suka berantem, suka bolos!"

Saya melotot. Mengomel dalam hati. Hey, Enak aja! Cowok elu itu temen gue. Dan gue tau temen gue dengan sangat baik. Dia emang bandel, tapi baik dan nggak sombong kayak geng elu!

"Pokoknya gue mau kita putus! Nih, gue juga nggak butuh ini!" Ia melepaskan cincin di jarinya dan melemparnya. Cincin itu melenting di jalan beraspal, nyaris menggelinding masuk got.
"Ambil lagi nggak!" Seru si cowok marah.
"Nggak!"
"Ambil!"
"Nggak mau!"
Mereka masih saling teriak ketika saya membungkuk mengambil cincin itu.
"Hey, orang-orang kaya belagu!" Panggil saya. Mereka menoleh. Saya mengacungkan cincin itu. "Mentang-mentang punya duit banyak, barang begini dibuang-buang. Jadi nggak ada yang mau nih? Ya udah, buat gue aja!" Saya melangkah menerobos mereka. "Minggir, gue jalan duluan."
"Eh! Eh! Itu cincin gue!" Si cewek teriak, berusaha mengejar. "Kok elu ambil! Balikin!"
"Biarin!" Si cowok menarik tangannya. "Biarin aja. Salah sendiri kamu buang!"

Ternyata bukan cuma saya yang muak dengan pertengkaran mereka yang tak kenal waktu dan tempat. Kepala sekolah memanggil mereka ke kantornya. Menutup pintu rapat-rapat untuk menyidang mereka berdua.
"Memangnya kalian pikir ini sekolah apa? Ini tempat menuntut ilmu, untuk masa depan kalian. Di luar sana, dunia itu kejam, kalian harus menghadapi banyak masalah yang lebih besar. Tapi yang kalian lakukan disini bukan belajar malah pacaran, dan mengganggu kenyamanan siswa yang lain. Kalian ini mau jadi apa, hah?"

Suara Kepala Sekolah menggelegar murka. Saya dan Dinda menguping dari jendela belakang kantornya.
"Bikin masalah melulu sih," gerutu Dinda. "Udah kelas dua malah tambah bandel."

............

Saya menemuinya di tempat kami biasa ngobrol berempat waktu kelas satu dulu. Tak ada Dinda dan Tedy, hanya kami berdua. Kami semua tidak lagi sekelas. Berpencar-pencar, dan mulai mencari teman baru. Kami berdua masih lumayan sering bertemu karena ekskul saya paskibra dan ekskul dia basket berlatih di hari yang sama.

"Nih, cincin lu."
"Lu simpen aja."
"Kasihin lagi aja sama Nina."
"Gue udah putus sama dia."
"He? Putus beneran? Gara-gara dipanggil Kepsek ya?"
"Nggak. Emang pengen aja. Capek gue pacaran sama dia. Cewek payah, nggak bisa disayang. Nggak bisa dibilangin."
"Dia lagi akrab sama geng Fara kan. Ya biarin aja. Elu juga sih pake sewot segala."
"Emangnya lu lupa apa yang dilakuin Fara ke elu lagi kelas satu? Gue nggak mau Nina jadi ikut belagu kayak mereka. Apalagi sekarang mereka tambah belagu setelah si Fara diantar jemput mobil."
"Ya udah, lupain aja si Nina. Kan masih ada cewek lu yang di Santa Theresia. Hehehe... Iya kan?"
Ia merengut. "Kok lu tau?"
"Tedy yang ngasih tau dong..." Saya mengedip-ngedipkan mata, meledeknya.
"Si Tedy? Wah, awas deh tu anak!" Ia merengut.
"Nih cincin lu. Ambil." Saya memasukkan cincinnya ke saku kemejanya.
"Lu aja yang simpen. Gue nggak butuh."
"Apalagi gue. Ngapain gue nyimpen cincin dari pacar orang? Ntar bawa sial!" Saya tertawa dan beranjak dari sana.

Pulang sekolah keesokan harinya, ia menunggu saya di depan gerbang sekolah. Memberi saya tiga coklat Toblerone besar yang langsung dimasukkannya ke dalam tas saya setelah menoleh kiri kanan, memastikan tak ada yang melihat.
"Cuma boleh dimakan sama Dinda," katanya.
"Sama Tedy juga dong."
"Ah, dia sih biarin aja. Sibuk pacaran mulu," gerutunya.
Saya tertawa. "Kayak kemaren-kemaren elu enggak pacaran mulu. Elu juga samaaaa! Pake berantem heboh, bikin pusing."
Dia nyengir. "Sekarang enggak deh. Gue kapok." Ditunjukkannya rambutnya yang terpangkas pendek tak beraturan.
Saya terbahak-bahak. "Kena razia ya? Hahahaha... Pak Budi kayaknya penuh dendam gitu ngeguntingnya. Pasti gara-gara elu dipanggil Kepsek! Hahahaha..."
"Heh, ngetawain gue lagi! Balikin sini coklatnya!" Ia meraih tas saya. Saya berkelit dan lari menghindar menyeberang jalan. Masih tertawa-tawa melihat rambutnya yang aneh.

Dari tempatnya berdiri ia juga tertawa. Tampak bersinar di bawah matahari siang, dengan dua tangan di saku celana, sepatu basket merahnya yang talinya lepas dan rambut pendek acak-acakan.

Saya akan selalu mengenang pemandangan itu. Sosok teman baik saya yang bandel, Abe.

____________________________

Serial Abe selesai.

Ini adalah kisah terakhir tentang Abe yang saya temukan di diary lama periode sekolah. Sementara ini belum menemukan yang lain di diary periode lainnya. Lagipula siapa tahu bikin bosan, kan? Hehehe...

Beberapa teman bertanya dan menduga saya menyesal karena dulu tidak pacaran dengan Abe. Tapi sebenarnya kalaupun dulu Abe berterus terang pada saya, pasti tetap saya tolak. Karena perasaan saya padanya dulu lebih seperti perasaan pada seorang saudara laki-laki (bahkan setelah kami bertemu lagi saat saya di periode kuliah).

Kalau pun saya menyesal, saya cuma menyesal karena dulu tidak sadar kalau dia keren dan sexy. Kalau dulu sudah menyadarinya kan jadi bisa saya bangga-banggakan dan saya manfaatkan untuk bikin cemburu cowok-cowok yang saya taksir hahahaha....

Buat kalian yang gara-gara serial ini jadi fans Abe, doakan saya menemukan jejaknya ya ^^


Ini Yoo Ah-in.... dan saya? Hehehe



Image and video hosting by TinyPic

20 comments:

Lia said...

aku fans nya abeeeeee >.<
hehehe

vmee said...

DAFTAR!
jadi team pencari nya abe!
hehehehehe ;D

shinta said...

siiaaappp,,
kita cari abe sampe ke negri china,,

*loh loh*

:p

Gloria Putri said...

saya doakan km segera menemukan jejaknya abe yaaaaa.....tambah gemas niiiiii......penasaran abe se seksi apa sih??
klo emang keren n seksi beneran, saya daftar jd fansnya dongggg....
(kyaknya sih keren beneran, soalnya pacarnya banyak)
hahhahahhahaa
abe oh abe :))

gag bosan koq No...malah nungguin cerita2 nya abe lg, apalagi km pake ilustrasi gambar Yoo Ah in.....huuuuuuuu....tambah bikin penasaran

Edo Belva said...

uoh, ada ceritanya ternyata, pantes gak ngerti, hehe...

Anonymous said...

jiaaahhh kok terakhir sich mb enno :( padahal masih mau kenal sosok abe lebih dalam *tssaaahh bahasanya :D
btw salam kenal ya mb enno...aq jj pengen blajar blogging dr mb enno nich...

Apisindica said...

hadeeeeh. Dibikin panjang sekalian aja mbak, semisal skenario sinetron gituh. Siapa tahu bisa gantiin sinetron putri yang ditukar! :)

JejakShally said...

semoga cepet berjumpa dengannya mba :)
biar bisa cengar cengir sama kelakuan ajaibnya lagi heheheee. salam sahabat untuk Abe :)

Arman said...

moga2 bisa ketemu jejaknya ya no...
kalo udah ketemuan ama abe, jangan lupa bikin poto kayak di atas itu ya no. pengen tau beneran mirip gak... elu maksudnya, beneran mirip ama cewek yang di atas atau gak. hahaha.

sayamaya said...

no.. kalo udah ketemu, posting ya poto si abe atu gitu, hehehe.. ganbate!

Enno said...

@all: hehehe... ntar klo nemu lagi cerita yg menyebut2 nama Abe di diary lama, aku posting lagi deh :)

buat yg penasaran sm tampang Abe, kan udah kupasang foto Yoo Ah-in. agak2 mirip tuh hehe...

*ngejitak apis & arman atas komennya yang jail*

:))

niee said...

wah ini beneran ada orangnya? Dan dia suka sama lo gitu no? *baru pertama berkunjung ceritanya* hehe.. keren2...

chiekebvo said...

kyaaa mbak enno..ini udahan ney serial abe nya??padahal masih pingin baca...

Enno said...

@niee: halo... salam kenal yaaa... selamat membaca cerita ttg temen lama saya haha

@chie: yaelah... hahaha

adhi said...

search di google! banyak tuh orang yang namanya abraham lee *bener itu gak ya?*hahahaha

abraham "abe" lee... udah jadi orang hebat kayaknya dia karang..hahaha

Enno said...

nah entu dia... saking banyaknya nama itu, jadi pusing sendiri...

mudah2an aja jd org hebat. temennya sapa dulu. gueee....

hihihi

furi said...

huaaaaa,, aku jg fans nya abe, penasaran beraaatt mbkk, hehehe

Enno said...

furi, kamu ngefans sama abe apa yoo ah-in, hayooo? hahahha

Chici said...

Huuuaaa masa selesai sih mbak, padahal aku udah ngefans ama Abe :(

Moga bisa cepat nemu jejaknya ya mbak (>o<)/

Nyi Penengah said...

walopun telat jadi fans abe, :D
dari pada tidak sama sekali :D
salam kenal kak, kunjungan pertama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...