Wednesday, June 9, 2010

Cinta Monyet


Sebuah pesan pendek. "Mau ikut nggak kumpul sama teman-teman SMP? Gita yang traktir. Mumpung lagi nggak sibuk ngurusin rumah sakitnya."

Dan tiba-tiba aku terlempar ke masa itu. Teringat Gita, remaja berseragam putih biru yang lincah, cantik, cerdas dan kaya. Menatapku dengan sinis di depan kantin sekolah. "Oh ini yang namanya Enno, anak SD 3 itu," cibirnya.

Hah! Aku memang tidak cantik, cerdas dan kaya. Tapi setidaknya aku memiliki apa yang tidak ia punya. Perhatian dari seorang anak lelaki bernama Bayu. Idolanya, dambaan hatinya, yang menolaknya mentah-mentah dan berkata: "Gue udah punya pacar di rumah. Namanya Enno."

Gita dan Bayu yang satu SD terpisah ketika SMP. Gita satu SMP denganku dan ketika tahu aku di sekolah yang sama, ia menghantuiku sampai kami lulus.

"Mau ikut nggak? Gita yang traktir!" Pesan pendek itu datang lagi. Dari dulu Anna memang cerewet.

Gita dan Bayu, keduanya kini dokter. Seharusnya mereka serasi, bukannya aku yang biasa-biasa saja ini. Tapi dulu aku juga sayang Bayu, meski kami sebenarnya tidak pacaran. Kami hanya saling menyukai dan menyimpannya dalam hati.

"Mau banget, tapi nggak bisa. Gue di luar kota, bukan di Jakarta. Bilang sama Gita, undang Dokter Bayu tuh, mumpung dia lagi di Jakarta."

Dulu, Bayu suka ke rumahku malam-malam. Memanggilku dari jendela, lalu kami duduk di teras rumah. Teman-teman yang lain bergabung dan baru bubar ketika satu persatu orangtua kami menyuruh belajar sebelum tidur. Bayu tersenyum dan selalu berkata 'selamat tidur' sebelum melompati pagar yang membatasi rumah kami.

"Dokter Bayu yang mantan pacar lu itu, No?"

Waktu kami SMA dan cukup besar untuk diperbolehkan pacaran, aku dan Bayu tetap hanya berteman saja. Kami masih saling menyukai, tapi aku malah memutuskan memilih SMA yang berbeda dengannya. Lagi-lagi Gita satu SMA denganku.

Suatu hari Bayu datang ke sekolahku, entah bagaimana caranya tahu-tahu ia sudah lewat depan kelasku sambil tersenyum nakal saat jam istirahat. Aku terpekik kaget dan berlari mengejarnya.
"Bayu! Lu ngapain di sini? Kok bisa masuk? Gila lu ya!"
Di depan kelasnya, Gita dengan wajah muram memperhatikan kami berdua tertawa-tawa.

"Bukan pacar, tapi cinta monyet. Jangan bergosip deh!"

Bahkan sejak dulu aku tahu Gita dan Bayu akan menjadi dokter. Orangtua Gita dokter dan mereka memiliki sebuah rumah sakit. Gita anak tunggal. Sementara Bayu, ia sangat cerdas, IQ-nya tinggi dan jiwa sosialnya meluap-luap. Bayu tidak akan menjadi insinyur, ahli kimia atau matematika. Ia suka menolong orang. Ia pasti menjadi dokter, dan aku benar.

Aku dan Bayu kembali berselisih jalan saat kuliah. Sama-sama di perguruan tinggi negeri, tapi di kota berbeda. Ia mencemaskan aku saat tahu aku malah pergi clubbing sehari sebelum ujian masuk PTN.
"Bukannya belajar, malah main-main. Gimana kalau nggak lulus?" Omelnya. "Katanya mau masuk PTN."
"Pasti lulus deh... Ujiannya gampang gitu."
Dan benar aku lulus. Aku menertawakan kekhawatirannya dan ia merengut jengkel.

Persahabatan kami merenggang sejak kuliah. Barangkali karena kami sudah menemukan dunia baru yang mengasyikan.

"Gue lihat di fesbuknya. Dia udah merid ya? Kok nggak sama lu aja sih?"

Waktu kami masih SD, si cerdas yang angkuh Bayu the Great duduk di atas pohon jambu di depan rumahnya. Menanyai setiap teman yang lewat, siapa nama ayah RA Kartini. Tak ada satupun yang ingat, dan ia tertawa mengejek. Lalu aku lewat, dan ia bertanya padaku dengan senyum mengejek yang membuat jengkel.
"Kalau gue lupa terus lu mau apa? Ngatain gue bego? Jadi menurut lu kalo lupa nama bokapnya Kartini berarti bego? Memangnya nama dia penting buat masa depan kita? Memangnya bisa jadi astronot kalo tau nama bokapnya Kartini?" Aku melotot dan berlari pulang. Kami baru berdamai dua hari kemudian. Sungguh memori yang lucu.

Tujuh tahun, sejak kelas 5 SD sampai kelas 3 SMA, aku menyukainya. Tapi itu cuma cinta monyet yang lucu. Yang pudar bersama waktu.

Pesan pendek dari Gita.
"No, Dokter Bayu gue ajak reuni tapi udah keburu pulang ke Surabaya. Payah ah!"


Menyusul pesan pendek dari Bayu.
"Gita ngajak reuni. Gue males ah No. Buru-buru aja balik ke Surabaya. Kapan lu main ke rumah? Istri gue nanyain tuh."


Aku tertawa sendiri. Ah, rupanya Bayu the Great masih saja anti sama Gita the Number One Fan.


Image and video hosting by TinyPic

17 comments:

joe said...

wah, cinta monyet..... jadi ingat masa lalu

-Gek- said...

Trus Bayu masih jadi "Enno number one fan" dounk.. :p

kristiyana shinta said...

addeeeuuuh so sweet banget sih mba enno,, hehehe tetep ga jadi dong reuniannya???

NaiCaNa said...

wah kasih tak sampai neyh k' :D

readhermind-dy said...

aku suka cara nulisnya.. cerita cinta monyet aja jd bagus..
:)

Anonymous said...

iya mba enno, aku nanyain mas bayu mulu kapan mba enno mau maen kerumah kita di surabaya hihi

-gogo-

Enno said...

@joe: hihihi... selalu dikenang ya? :)

@gek: ah enggak, biasa aja gek *takut dipelototin kenzo* :P

@shinta: enggak, reuni di fesbuk aja hahaha

@naicana: memang sengaja ga disangkutin kok :P

@dy: makasih haha... lagi nostalgia aja kok :)

@gogo berbulu anonim: hahaha... dasar!

Azhar said...

cieeeeeeee nyesel gak tuh? :P

anakkubintang said...

jadi senyum2 inget cinta monyet jaman SMP..sampe sekarang kalo ketemu masih sering di ketawain, hihihi...

Anonymous said...

yampuuunn,, kak enno.....
ternyata masih ingat sama cimonnya dulu yaa....

:)

Enno said...

@azhar: kagaklah... klo emang mau mah dr dulu aje kalee! yeee hehe :P

@bintang: hahaha... nostalgia ya ;)

@kiiki: ya, kebanyakan org2 juga gitu kan? :P

owly said...

seandainya enno dengan dokter bayu jadi, pasti si dokter gita makin emosi hihihihi

retno andriani said...

wah...
aku suka banget ni ama gaya nulis kamu..
keren..
salam kenal..
aku follow ya :)

Enno said...

@owly: ahaha enggaklah... dokter gita udah punya yg laen kok... aku juga... ini cm nostalgia jaman abege :P

@retno: halo retno, saya juga retno hihihi... makasih ya, salam kenal juga :)

presyl said...

waaawww..
mba enno memendam cinta monyet SD sampe SMA..
aaaah so sweet banget.. hehe.

tp kasian ya, dia masih anti aja ma gita. ahaha

Enno said...

@presyl: hahaha sebenernya bkn cinta kali ya... klo skrg dipikir2 lagi, itu seperti rasa sayang sama sahabat terbaik... buktinya gak kepingin pacaran sama dia tuh haha...

JejakShally said...

weeww... kayak di film film ya mba heheheheeee.
tapi setuju sama ucapannya mba enno yang ada diatas komenku. heheheee

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...