Sunday, July 12, 2009

Menunggu Hantu


Music is silenced, the dark descending slowly
Has stripped unending skies of all companions.
Weariness grips your limbs and within the locked horizons
Dumbly ring the bells of hugely gathering fears.
Still, O bird, O sightless bird,
Not yet, not yet the time to furl your wings.


-Rabindranath Tagore-

........

Malam itu seperti malam-malam yang biasa. Sepi dan dingin. Ia membiarkan lampu kamar masih menyala. Kadang-kadang ia enggan tidur dalam gelap. Terutama jika malam terlalu dingin, dan angin berhembus terlalu kencang dari balik kisi-kisi jendela.

Entah kenapa, ada sesuatu yang memaksanya untuk tetap membuka mata meski kantuk telah menyerang sejak sore tadi. Ia memperhatikan seluruh isi kamar yang tidak terlalu besar itu. Lemari kayu model lama di sudut ruangan, sebuah cermin besar dan meja rias di depannya, lalu sebuah rak buku kecil berisi beberapa majalah dan buku lama.

Angin bertiup masuk. Tirai jendela bergoyang pelan. Udara dingin berputar-putar di dalam kamar. Ia merapatkan selimut ke dadanya.

Sebuah suara. Mirip desiran angin menggesek tirai. Semakin lama semakin keras. Kali ini seperti desisan.

Ia menoleh ke arah datangnya suara. Jendela itu rupanya. Sentuhan angin menyibak tirai. Seraut wajah bermata merah menatapnya.

Ia menjerit.

......

"Mau tidur di kamar atas?" Mak Ipah menatapku tak percaya.
"Iya. Memangnya kenapa?"
"Di atas kan serem, Neng..."
"Kata siapa? Dulu pernah tidur sendirian di atas nggak ada apa-apa tuh."
"Ih si Neng, Emak nggak tanggung jawab ya kalo ada apa-apa."
"Nggak akan, Mak. Saya nggak akan menjerit-jerit."

Rumah itu berdiri di atas bukit. Bagus dan besar, terbuat dari kayu ulin. Halamannya sangat luas, dengan kolam ikan yang bahkan dua kali lebih besar dari kolam ikan di belakang rumahku. Itu rumah tanteku. Adik Ibu.

Aku suka menginap di sana, karena aku suka rumah kayu. Mengingatkanku pada rumah Nenek di masa kecil dulu. Rumah Nenek dulu berbentuk rumah panggung, terbuat dari kayu jati. Bilah-bilah lantainya di balik tikar pandan ada yang tidak terlalu rapat. Aku senang mengintip ke bawah, tempat ayam-ayam sibuk mengorek-ngorek tanah. Mencari cacing buat anak-anaknya. Terkadang aku sengaja menjatuhkan remah-remah makanan ke bawah dan tertawa melihat ayam-ayam itu berebut mematukinya.

Waktu pertama kali dibangun, banyak saudara yang antusias menginap di rumah Tante. Ia yang memang ramah dan baik, dengan senang hati menampung para keponakan yang datang untuk berlibur.

Kemudian cerita itu tersebar. Seorang kerabat yang menginap melihat hantu. Penampakan demi penampakan lain pun terjadi. Dan para keponakan yang hobi menginap pun bubar. Kecuali aku.

"Masih menginap di sana?" Seorang sepupu bertanya. "Nggak takut?"
"Enggak. Nggak ada apa-apa kok."
"Iiiih!" Ia menggigil. "Lu kok berani gitu sih? Sudah banyak yang lihat, tahu!"
Ia tidak pernah tahu, aku bukannya tidak pernah melihat hantu.
"Kalau hantunya ganteng kan asyik tuh!" Aku nyengir.
"Sinting! Nanti didatengin beneran lho!"
Aku cuma tertawa.

"Neng, beneran mau tidur di atas?"
"Habis mau tidur dimana lagi?" Tanyaku pada Mak Ipah, pembantu Tante. "Kamar tamu kan memang di atas."
"Tidur sama Emak aja deh, kita gelar kasur di depan tivi, yuk!"
"Ah nggak mau, dingin." Aku membayangkan kamar tamu di lantai atas yang nyaman. Selimutnya tebal sekali. Aku malah sedang berpikir mau meminjam selimut itu untuk tidur di rumah Ibu, toh Tante punya beberapa cadangan yang sama. Hehehe.

.....

Lalu malam pun menjelang. Seperti dalam puisi Tagore. Kegelapan turun perlahan. Senyap menyekap. Dalam benakku, musik pengantar film horor mulai berkumandang. Haha. Dasar terlalu berlebihan!

Aku terjaga sampai tengah malam. Menunggu hantu? Tentu saja tidak. Buat apa! Aku sedang menamatkan novel yang kubawa dari Jakarta. Di luar terdengar bunyi kepak sayap kelelawar, suara burung hantu ber-uhu-uhu di kejauhan. Suara angin menggesek tanaman lavender di luar jendela kamar. Dingin mulai menusuk tulang.

Novelku tamat pukul satu pagi. Udara dingin semakin menggila dan selimut favorit ternyata tidak cukup menolong.

Aku meraih ponsel dan mulai menulis pesan pendek pada satu mahluk insomnia yang kukenal di Jakarta.
"Gue belum tidur. Lu lagi ngapain?"
Seperti yang kuduga, ia langsung membalas. "Lagi makan mie rebus."
"Sinting! Jam segini makan!"
"Lah lu ngapain belum tidur? Tumben."
"Nungguin hantu."
"Hahaha. Berani gitu?"
"Kalo serem ya enggak."
"Ya udah gue doain hantunya cowok ganteng!"

Menjelang subuh percakapan berakhir. Di luar embun mulai turun. Udara semakin dingin.
Tapi .....
Mana hantunya?
________________

Kenzo pernah bertanya, seperti apa hantu yang biasa kulihat. Macam-macam, jawabku. Tapi kebanyakan hanya berupa sosok transparan.
"Aku nggak pernah melihat hantu," ujar si pacar tersayang.
Yah, berdoa sajalah supaya tidak pernah, darling. Mereka bukan sosok yang menyenangkan, tau ;)



Image and video hosting by TinyPic

15 comments:

ajenk said...

Wew..jangan sampe deh..huehehe...
Trus makhluk bermata merah itu ganteng gak mb...?
Hohoho... =D

Kabasaran Soultan said...

wahahahahahahahaaha .... jadi semalaman baca menunggu hantu to ... tak pikir ketemu hantu beneran.

Rosmana A.P. said...

Hantu??!?!!

Sari said...

Waduhhhhh...kalo aku, so pasti aku tak akan pernah mau nginep disitu, dengan ini kuberitahu kalo aku sangat amat penakut...hiiiii
Salut aku sama Jeng Enno, berani banget yak...pake ilmu apa Jeng?

;P

angga chen said...

hantu apa bisa ngitung...? han tu trie four...wakakak ! thanks ya

Enno said...

@ajenk: gak tau, ditungguin gak nongol hehe

@kabasaran soultan: gak sengaja nunggu kok, memang niatnya baca... tapi ya skalianlah :P

@rosmana: ya iyalah :)

@sari: aku cuma takut sama Tuhan.. ciee gaya! hehe gak pake ilmu. masa hantu makan hantu? :P

@angga: hehe itu bisa... kamu hantunya kan? :P

nie said...

ih, aku.......tak takut :D
wakaka. mana sih? klo nongol hantunya titip salam ye. sekalian mintain nomer togel :D

Enno said...

aih nie gaya ah! iya deh tar kalo nongol aku suruh ke kalimantan nyusul kamu

:P

maya sitorus said...

nooo,,,udah jam 19.00 Kok si denny belum ngasih comment di postingan ini

hihihihihi...
tapi bukan dia kan yang kamu tungguin semalaman itu??

:-P

Elsa said...

kalo hantunya Michael Jackson, mau???

Arman said...

serem amat...
gua gak pernah ngeliat hantu dan gak pengen juga dah... :P

Enno said...

@maya: dia lagi ngambek soalnya kodok gue dikasih nama denny hehehe... :P

@elsa: trus diajarin moonwalk yg keren itu? wah mau mau! :D

@arman: jadi gak mau gue kirim dari sini pak? :P

moremony services said...

aih nie gaya ah! iya deh tar kalo nongol aku suruh ke kalimantan nyusul kamu

:P

Moremony services is a leading company for Affiliate marketing ,Seo services,Website development Internet marketing.
http://www.moremony.com

Ade said...

waa.. klo gw sih ga bakalan bisa tidur tuh hehehe..

Enno said...

hehehe
tidur aja, kan hantunya juga gak jadi sowan

:))

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...