Cermin

Hari ini cermin di kamar memusuhi saya.
Ia mengubah wajah saya menjadi mengerikan.
Mata yang menatap di cermin itu adalah mata yang menuduh. Bibirnya setengah merengut, dan tiba-tiba berkata, "Kenapa kamu menatap saya?"

Tetapi bukankah itu tadinya wajah saya? Kenapa saya tak boleh menatapnya?

Masih pagi ketika seseorang bertanya, "Apa yang kamu kerjakan seminggu ini di sana?"
"Kamu ingin tahu?" Saya berpikir sebentar. "Saya harus melihat kalender dulu. Saya hanya ingat hari-hari yang paling akhir saja."
"Dan apa yang kamu ingat itu?"
"Merindu."

Barangkali wajah di cermin itu adalah wajah seseorang yang rindunya sudah akut. Barangkali tuduhan di matanya bukan untuk saya, tetapi untuk seseorang yang tidak tahu diri, yang membiarkan dirinya dirindukan begitu lama?

Cermin di kamar akan terus memusuhi saya, hingga bayang-bayang saya melarut dalam sinar matahari dari jendela. Dan mata itu akan terus menatap saya penuh tuduhan.

Barangkali bukan untuk saya tuduhan itu, tetapi untukmu.