Wednesday, March 25, 2009

Saya Menunggu

Saya menunggumu hari ini. Mengawali pagi dengan rindu. Menulisnya di dinding ruang pertemanan. Semua komentar mereka yang jenaka tak bisa membendung hampa. Kamu selalu saja tidak ada.

Tahukah kamu, hari ini saya merasa amat berdosa. Mengusir seekor kucing yang hendak melahirkan di antara tumpukan kardus bekas di pojok kantor. Saya terpaksa melakukannya, karena kantor ini akan dikosongkan beberapa hari lagi. Penghuninya akan menempati gedung baru di lokasi baru. Apa jadinya jika kucing-kucing itu terkunci di dalam sementara kantor ini mungkin masih lama lagi akan disewakan?

Saya bawa kucing itu keluar. Dengan gontai ia pergi dari halaman. Perut gendutnya berkedut menahan mulas. Bagian ekornya sudah basah. Saya tidak tahu mesti bagaimana. Akan lebih menyakitkan baginya jika ia melahirkan disini dan beberapa teman yang tak berperasaan membuang anak-anaknya ke jalanan.

Saya cuma bisa berdoa agar ia menemukan tempat yang lebih aman untuk melahirkan.

"Saya merasa seperti rumah sakit yang menolak pasien miskin," kata saya pada adik saya yang masih sibuk dengan game-nya.
"Sudahlah. Nggak usah menangis," sahutnya nyaris tak peduli.

Saya menunggumu hari ini. Berharap kamu ada dan menghibur saya. Bukan semata karena kucing itu, tetapi karena ada seseorang yang mengganggu saya. Privasi saya terusik, karena ia terlalu ingin masuk dalam kehidupan saya. Bolehkah saya marah? Pasti kamu akan tersenyum dan bilang 'Hey, sudahlah.'

Saya menunggumu hari ini. Karena adik saya sedang tidak mau bermain dengan saya. Ia sibuk sendiri dengan mainannya yang menyebalkan. Anjing jelek itu dan cewek-cewek di ruang pertemanan.
"Mana dia?" Tanya saya padanya.
"Sabar. Belum datang. Kalau dia ada sudah kuberikan dari tadi wanita yang sedang PMS ini."

Tahukah kamu, hari ini ada yang bilang saya tidak secantik seseorang. Pentingkah itu? Tentu saja tidak. Kamu tahu saya tidak suka dipuji. Dan saya selalu protes jika kamu mulai memuji. Tetapi hari ini saya merasa sangat kesal. Terutama karena dibandingkan dengan perempuan itu. Tahukah kamu kenapa saya kesal? Karena saya tidak suka dibanding-bandingkan. Karena saya tidak murahan seperti perempuan itu. Karena saya adalah saya. Bolehkah saya marah? Pasti kamu akan tersenyum dan bilang, 'Hey, sudahlah.'

Tetapi saya terus menunggumu. Ada yang perlu saya tanyakan. Karena barangkali bulan depan saya tidak lagi berada di tempat saya berada. Saya akan merindukanmu setiap hari. Melebihi sekarang ini. Rasanya pasti tak tertahankan.

Saya menunggumu, di tengah dunia sempit di meja ini. Di depan layar komputer yang menyala, di antara pacuan waktu dengan tenggat deadline yang melelahkan.

Kamu akan berkata, kamu sedang bekerja untuk kita. Ya, saya tahu. Tapi saya tetap saja menunggu. Tetap saja butuh waktumu untuk menghiburku :'(

6 comments:

Anonymous said...

Gak ada yang suka dibanding - bandingin...
Setiap individu kan UNIK banget ! :)

Btw mau dunk tukeran link, biar bisa ikutin postingannya terus.

http://ceritaeka.wordpress.com

gue udh add falling-eve ini di blog gue lho ;)

Enno said...

eka, hehe iya sori lupa mulu mau add link lo... udah tuh, gue tulis 'eka tutor'

masih tutor aja hare gene ehehe...
tapi itu kenangan manis kita, ya gak bu :D

Anonymous said...

bukankah menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan? :-)

genial said...

'Perut gendutnya berkedut menahan mulas. Bagian ekornya sudah basah.' wah parah ni kucing... diem2 basah... hihiihihiih...

spt apa yg penulis katakan pd bagian atas, ya sudahlah...!!!

Enno said...

@ifoel: iya betul :)

@genial: ya sudahlah ya :D

Anonymous said...

Noooo... sebagai maha guru blogging
Aloow, gue mampir cuma mau bilang :
CONRATZ u get an award :)
please take it here :
http://ceritaeka.wordpress.com/2009/04/17/eka-terjerembab-rok-mini/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...