Sudah kukemas segala yang mungkin kubutuhkan. Segala yang ada dalam jangkauan. Yang tidak ada, biar kubeli di jalan saja.
"Perjalanannya jauh dan melelahkan, bukan?" Pertanyaan retoris dari seorang teman. Aku mengangguk saja.
Mereka bilang aku selalu pergi. Menjauh dari hiruk pikuk dan bingar warna-warni. Menjelajah segala yang musykil, tak terpikirkan oleh benak mereka yang ruwet oleh kefanaan dunia.
"Pergilah ke tempat yang tak ada di peta," kataku pada mereka. "Kalian akan menemukan makna. Bahwa hidup bukan hanya soal pencarian. Justru lebih banyak tentang penemuan."
Mereka selalu menatapku dengan mata terpana. Aku, yang selalu pergi entah kemana. Terkadang menghilang dari jangkauan telepon genggam dan jaringan maya.
"Kamu kemana?" Seru mereka.
Padahal, terkadang aku ada di dekat mereka. Menatap langsung ke wajah-wajah berpupur mahal itu, menghirup aroma parfum Estee Lauder mereka yang terus mewangi sampai pagi. Aku duduk di samping mereka, membisikkan suara hati ke telinga mereka yang tak mau mendengar. Aku, di kamarku yang merah jambu, ditemani buku-buku. Tak urung bisa melihat mereka tengah bersenda di kafe-kafe itu.
Sekarang, aku sudah berkemas. Perjalanan yang sesungguhnya tidak terlalu jauh bagiku, tetapi amat jauh bagi mereka yang alergi kendaraan tua.
"Kenapa kamu lebih suka ekonomi daripada bisnis? Atau bisnis daripada eksekutif? Bukankah lebih nyaman menggunakan yang terbaik?"
Aku tersenyum saja.
"Pengalaman lebih mahal dari sekedar ongkos kelas eksekutif itu," sahutku. "Kehidupan dalam model terkecilnya ada di kelas-kelas ekonomi dan bisnis itu. Segala kenyamanan hanya akan membuat kehidupan sekedar hibrid dari kemunafikan."
Mereka menatapku tidak mengerti.
Ah, sudahlah. Mengapa kalian masih juga mendengarkan omonganku yang melantur itu. Aku pergi dulu. Perjalanan berikutnya sudah menanti.
Oh, dan jangan cari aku di peta!
16 comments:
Kamu mau kemana mbak? Ke tempat yang ga ada di peta? hmm.. negeri antah berantah kah? :P
hehe kemana hayooo? ;p
hhm, nyaman atw tidak itu sifatnya personal...
knapa? karena indah bukanlah apa yg dilihat tetapi apa yg dirasa...
"tetap melangkah"
okeh, tetap melangkah :)
galau,
sepi dalam ramai tak berkesudahan,
mimpi yang tak tahu mesti beli dimana,
dan memecah perih di hati pada tempat tak bernama,
galau.
"rasa itu" tak akan pernah datang kembali pada orang yang tak mempercayainya...
Met kenal dik enno. Blognya bagus banget yah... sebuah perjalan puitis. Aku suka pilihan kata-katanya.
kemana aja gak masalah, yg penting punya tujuan non.
waduh.. waduh... si eneng lagi jalan jalan euy..!
awas kesasar :-)
Sesekali naiklah pedati, kereta tebu, atau sepeda kumbang. Akan runtuh di depanmu sejuta kenangan dan pesona, melebihi deru kering pesawat terbang atau kereta Jepang ...
@rahmadisrijanto: bisa puitis juga tho? :)
@Ilyas Mak: makasih om, sering2 mampir ya :)
@papapam: hehehe iya ya... mau ikut pa? :p
@gundul: kesasar? tinggal nanya aja :)
@Firhanusa: pedati udah, sepeda kumbang udah... yg belum kereta tebu nih! dimana tuh mas?
buatku tak ada tempat yang tak bisa dipetakan, enno.
Sebab aku cari makan dgn bikin peta hehehe...
ya sudah nanti mas anang petakan saja tempat ngumpetku ya hehe
met jalan2
Huuu...nday.... ke gili trawangan nggak ngajak2 ih! *sigh*
wuiih rame, ak suka ama postingan ini lantaran dekat dengan cerita backpcaker nya. mengajarkan esensi sebuah perjalanan yang indah, tak perlu kmana itu. seperti katamu: hidup bukan hanya soal pencarian :)
Wezz..postingannya seperti biasa ditutup dengan sangat manis sekali
andrei, kalo backpacking lagi ajak2 ya... :)
Post a Comment