
Dan mungkin kemarahan itu tak akan pernah kuwujudkan. Bukan saja karena aku masih menghormati kawan yang lebih tua, aku juga menjaga silaturahmi agar tak sia-sia.
Aku memendamnya. Tanpa kebencian. Hanya kekesalan setengah mati. Lalu suatu hari semua itu lenyap. Berganti dengan perasaan lain yang lebih kuat: ketidakbutuhan.
7 comments:
Hemmm...harus sampai sebegitukah jeng :)
lebih baik seperti itu, menjaga silaturahmi agar tak sia2. emosi sesaat memang merugikan!
menyukai cara mu! :)
owalah... biyung biyung... wonten menopo tho neng...?
nyantai.....
pejamkan mata....
tarik nafas....
tahan sebentar....
ya, hembuskan!
"pret..."
hmmmm... bau apa ini ?
Sabar adalah sebuah kunci kenikmatan. Temukan kunci itu di hati kamu yang paling dalam, maka kamu akan menjadi orang yang paling dekat dengan Ilahi.
@simbah: ya harus mbah, daripada es-mosi hehe ;p
@travellous: betul rei, biar gak buang energi
@gundul: duh, buang angin di kaplingmu sendiri saja mas! ;p
@papapam: iya, sabar.... sabar... :)
jangan lah mendendam nanti sakit sendiri lohh...
ada postingan baru di blog aku... silahkan datang dan kasih kometar yah...
ya memang, mendingan sakit gigi daripada sakit hati ya *dangdut mode on* hehehe
Post a Comment