Friday, March 9, 2012

Selamanya Cinta: Behind The Pages #3

Abe!” Ia berusaha mengejar sahabatnya. Abe terus saja berlari meninggalkannya. Ia terhuyung dan tersungkur jatuh. Kakinya sakit sekali. Ia menggapai-gapai, berusaha bangkit, tetapi tak bisa. Kakinya pasti terkilir. “Abe, jangan!”


Ia berteriak. Terus berteriak memanggil-manggil Abe yang dalam sekejap menghilang di antara koridor-koridor rumah sakit. Ketakutan memenuhi rongga dadanya. Ia tahu apa yang akan dilakukan Abe. Ia ingin mencegahnya.


- dikutip dari novel Selamanya Cinta -

......................

Setelah pemakaman Mama, bude saya, ada reuni kecil di rumah. Selalu begitu sih, sejak masih ada Ibu. Sepupu-sepupu, para om dan tante, senang tumplek blek di rumah. Kemarin, mereka mulai meledek soal novel saya.

"Itu gimana cara nulisnya sih?" Tanya seorang tante, sambil memperhatikan pdf novel saya di lappy yang saya gelar di meja makan. "Kamu ngelamun duluuuu, terus nulis. Terus ngelamun lagi. Gitu ya?" Katanya sambil mempraktekkan gaya orang melamun bertopang dagu dengan konyol.

Mereka memang mengenal saya sebagai 'Si Tukang Melamun.' Kadang-kadang, kalau dipanggil pun tidak mendengar, karena pikiran saya asyik mengembara kemana-mana. Kenapa ya saya begitu? Nggak tahu deh. Hahaha.

Yang jelas, tanggapan mereka di luar dugaan saya. Karena saya pikir, mereka akan apriori, mengingat semuanya orang awam di dunia tulis menulis, hanya beberapa orang yang senang membaca, dan satu-dua orang tampak meremehkan.

"Ayo sini, Tante promosikan di BBM!" ujar seorang tante yang lain.
"Bagusnya promo di FB nih!" Sepupu saya berkata.

Alhamdulillah. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari apresiasi keluarga, kan? :)

Well, menulis Selamanya Cinta, membuat saya menemukan banyak hal, banyak hikmah, banyak pembelajaran. Proses menulis novel yang kemarin itu menyakitkan, mengharukan sekaligus menyenangkan.

Kok menyakitkan?
Kan saya sedang patah hati, jadi harus 'memaksa' diri saya untuk kerja keras, disiplin dan fokus menulis, meskipun hati sedang tidak karuan. Dan ternyata, hal itu malah menyembuhkan :)

Mengharukan, karena kalau bukan karena dorongan teman-teman, novel itu tidak akan pernah ada. Iwied 'menodong' tulisan saya dan sejak awal percaya saya bisa melakukannya (menulis novel).
Eka, my old buddy sejak zaman kami dia masih lajang. Ia selalu bilang: "Ayo No, mendingan lu bikin novel. Salurkan perasaan lu jadi hal positif. Lu pasti bisa." Ia bilang berulang-ulang dengan sangat bawel.

Rona, yang 'mengasuh' saya saat patah hati. Memaketkan novel-novelnya dari Bekasi sana, supaya saya punya cukup bahan bacaan penghilang bete. Memberi banyak waktu di sela-sela angka-angka di laporan akuntingnya untuk mendengarkan saya curhat, merengek, bahkan marah-marah. Rona juga yang memberi beberapa masukan untuk novel saya, terutama untuk plot 'menyatukan kembali Abe dan Reina.'

Menyenangkannya di bagian mana, hayooo?

Oh, 80 hari menyelesaikan novel ini memberi pengalaman yang bisa jadi pembelajaran untuk menulis novel berikutnya. Pengalaman itu sangat berharga. Iye tak? :)

Novel Selamanya Cinta sudah beredar di toko-toko buku Gramedia, guys. Untuk sementara baru wilayah Jakarta dulu, ya.

Saya tidak menjanjikan novel ini akan menjadi masterpiece. Saya cukup tahu diri dengan kemampuan saya sendiri. Saya juga tidak akan (sok) merendah dengan menyebut novel ini tidak memuaskan dan kurang bagus. Karena itu sama saja meremehkan semua orang yang ikut andil menjadikan novel ini ada. They are the best team.

Sekarang, saya sedang bersiap-siap untuk proyek kedua. Next will be better!


cover novel Selamanya Cinta


regards,

Image and video hosting by TinyPic

15 comments:

Arman said...

cover novel nya bagus... :)

mau minta tolong family di jkt buat beliin ah... tapi kudu nunggu summer baru bisa baca... hehehe

De said...

Yaaah...di Padang kapan, mbak? Still waiting u'r book :)

Meida said...

wohooooo... akhirnya keluar jugaa!!
aku mau segera beli dan bacaa aaah.
sukses ya mba enno..!

Elsa said...

kenapa hanya di jakarta aja???

Enno said...

@arman: hoho... kasiannya baca hrs nunggu summer. eh, emang napa? nunggu liburan? :P

@wiwit: di padang nyusul. klo pgn cepet baca beli online aja, atau beli di aku biar kukasih tandatgn plus cap kelurahan wkwkwk

@meida: serbu yaaa! :P

@elsa: luar daerah nyusul sa, biasanya emang gitu. mudah2an gak lama lg edar di jawa timur... :)

Azhar said...

akhirnya buku lo keluar juga...gw mo beli nanti minta tanda tangan lo ya

hahaha hayo ketemuan :P

fika said...

langsung beliiii,

Rona Nauli said...

besok ke gramedia ahhh :p

Gloria Putri said...

mba...aq bingung mau nransfernya ad pake kode2 bank sgala...kumaha atuhhhh?

Dannesya said...

aku... aku.... *bongkarcelengan*

ajenk said...

Selesai dalam waktu 80 hari..?? cadaaasss...daebak..!!

kereeeeen....
*injek jempol biar ketularan* :D

Hans Febrian said...

aaaaaaaa *histeris beneran ini*
ngilang satu setengah bulan aku, udah terbit aja novelnya.
ntar nyampe jakarta janji deh pasti beli! :D
sukses ya enooo.
*langsung mikir kapan aku bisa nulis novel sendiri*

Enno said...

@azhar: beli ya puuul! :D

@rona: thx ya udah pajang supermodel pulak :))

@glo: mbok gaptek jgn kebawa ke ATM juga lho haha

@annesya: bongkaaar!!! :D

@ajenk: adow! *ngelus2 jempol* :))

@hans: hayooo... nulis juga dong! kamu sih kyknya keren klo bikin kisah2 perjalanan... pengalaman traveling sama studi luar daerahmu kan byk :P

Tayinx said...

Mbak.. ditunggu di Gramedia Surabaya yaaaa. Kabar-kabar, kalo udah terbit disini :)

Indah Oktafiani said...

Novel yang mbaa enno buat bagus banget. novel itu bisa buat pembaca terhanyut dalam cerita. seolah olah bener bener ikut berperan dalam cerita tersebut. novel "selamanya cinta" adalah novel terbaik yang pernah aku baca. sangat menarik. dua jempol buat mbaa enno. :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...