Friday, July 8, 2011

An Elegy for Farewell

Langkah demi langkah angin mengundurkan diri dari gurun yang mengajaknya berkelana. Tahun-tahun berlalu, tak pernah dibelainya wajah daun. Ia rindu hinggap di dahan-dahan pepohonan. Mengajak burung menarikan tarian musim yang lain.

Langkah demi langkah angin mengundurkan diri dari gurun. Yang meski dicintainya lebih dari apapun, tak kuasa lagi ditanggungnya pengembaraan tak berujung.

Engkau mengubahku dalam semalam. Jadi siapakah aku?
Seseorang yang dulu suka menangis, lemah oleh begitu banyak perasaan.
Menjadi kuat demi mimpi-mimpi yang kau satukan keping demi keping, serakan puzzle yang menjadi utuh.

Tadinya kupikir kau ingin aku menjadi rumah. Tak peduli sejauh mana kau pergi, berapa lama pun. Aku tetap ada, menunggumu mengetuk pintu.
Tapi tahun-tahun berlalu. Kau tak pernah muncul di gerbang itu.

Langkah demi langkah angin mengundurkan diri dari gurun. Maafkan aku, katanya pada Sang Gurun. Sang Angin membungkuk, mundur dan berputar pergi.

...................

Lama tersimpan dalam memori ponsel. Lihatlah, bahkan Angin ingin berakhir dengan ucapan selamat tinggal yang layak. 


pict from here



Image and video hosting by TinyPic

18 comments:

Rona Nauli said...

jadi inget peribahasa: datang tampak muka, pulang tampak punggung. eh, pas gak sih? tapi itu cuma buat yang punya berbudaya ya? :))

Gloria Putri said...

tentang apa ini mba? #garuk-garuk

Rona Nauli said...

tentang transvestite crab :D.

Meida said...

ih, sedih deh... :(

Hoeda Manis said...

Sukaaaaaaaa banget!

De said...

Mbak Enno klo dah mellow, bikin saya termehek-mehek. Kereen mbak... :)

Enno said...

@rona: lho aku kok malah inget pribahasa datang tak diundang pulang tak diantar tuh? hiiiii!!!

*buru2 ngebuang gayung batok di dapur*

@gloria: embuh, aku juga bingung :))

@meida: kenapa? aku aja ketawa :P

@hoeda: suka tulisan ini? dijual lho... mau beli? *matre.co.id*

@de: masa sih mellow? ini syahdu kok hihihi...

Ninda Rahadi said...

sedih... tapi ini mbak yang saya bilang kesedihan yang manis.. kayak coklat
manis ada pahitnya

lilliperry said...

gak ngerti tapi suka..
numpang baca2 ya mbak... :D

Enno said...

@ninda: hai nin, iya bener... kok kamu ngerti sih? hehehe

@lilliperry: jgn cuma numpang baca ucok, rajin2lah kau posting :P kemana ajaaa? :P

Apisindica said...

sepertinya aku tahu ini tentang apa. Peluk mbak enno! :)

lilliperry said...

aku gak bisa login di blogspot lagi, udah expired :))
iya, rajin2 deh posting.. masih boleh nyampah kan di shoutboxmu? ;))

Unknown said...

main-main ketempat mba enno...


waah nama kita samaan... :)kunjungan pertama yang begitu mengesankan... :)

tulisannya menyentuh sekali mbak.. besok aku mampir lagi ya.. :)

Enno said...

@apis: peluk jugaaa *nangis sesenggukan* *lebay sulebay* LOL.

@lilliperry: lbh boleh lagi klo kau bikin blog baru cok... hehehe

@nona enno: hihihi namanya samaaa! salam kenal ya... mampir sering2, oke ;)

Unknown said...

nice post no...
sambil ngopi sore,,hehhe

enno said...

@bayaqoe: hehehe... ngopi ga ngajak2 :P

Hans Febrian said...

this one is so wow! :D

Enno said...

hans, quotenya dimana2 mesti itu deh wkwkwwk.... :))

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...