Tuesday, April 5, 2011

Jeruk Purut Malam Itu

Malam itu bulan bersinar terang di langit. Malam hening. Terlalu hening. Tak ada suara jengkerik yang mengerik. Bahkan tak ada angin yang bertiup. Kelima anak muda itu usai berkeliling kompleks pemakaman itu  tujuh kali.
Keheningan yang ganjil itu tidak mereka rasakan. Naya, yang memimpin rombongan, mengajak teman-temannya berkeliling diantara blok-blok pemakaman.
"Kita liat apa yang bakal terjadi," katanya. Berharap handycam di tangannya akan merekam suatu fenomena aneh yang memang mereka cari malam itu.

Tiga blok sudah mereka telusuri. Nyala senter di tangan mereka masing-masing menyorot kian kemari, menari-nari di antara nisan-nisan beku kelabu dan bayang-bayang pepohonan di sekitarnya. Mereka baru akan berbelok ke blok berikutnya ketika sesuatu melenting ke tangan Yadi. Tuk!
"Eh, ada yang ngelempar gue!" Seru Yadi sambil celingukan.
Tuk! Kali ini bahu Toto yang kena. Sebutir kerikil tampak menggelinding jatuh.
"Ada yang ngelempar kerikil," kata Toto.
Mereka berlima menyorotkan senter ke segala arah. Tak terlihat apa-apa sesaat. Namun tiba-tiba sesuatu terbang melintas, menebarkan aroma....
Suli memekik. "Lu nyium bau aneh nggak?" Suli mengendus-endus udara. "Tadi itu ada yang terbang, lu liat nggak?" Ia mulai panik.
"Paling burung gagak," kali ini Burhan yang menyahut.
"Putih-putih gitu sekilas tadi. Gagak kan item, Han."
"Udah, udah, kita jalan lagi!" Ajak Naya. Ia semakin waspada dan mulai mengarahkan kameranya ke antara pepohonan. 

Dan ia tersedak. 
"Guys... guys.... itu di atas coba deh lu perhatiin..." Tangannya yang tidak memegang kamera menarik-narik lengan jaket Toto di sebelahnya.
Toto mengikuti arah kamera Naya. Ia membeku. Yang lain juga.

Di atas pohon tak jauh dari tempat mereka berdiri, sesuatu sedang duduk mengayun-ayunkan kaki. Berpakaian panjang putih, berambut panjang, menatap lurus ke arah mereka dengan matanya yang besar melotot di wajah sepucat kertas. Lalu tiba-tiba mahluk itu tertawa mengikik. Keras, melengking, memantul-mantul di antara pepohonan dan nisan-nisan.

Kelima anak muda itu mundur. Perlahan-lahan berbalik lalu lari lintang pukang sambil menjerit-jerit.

.................................................

Dua jam sebelumnya.

Naya mengetuk kamar kost saya malam itu. Ketika saya membuka pintu, ia dan empat orang temannya sudah menunggu. Lengkap dengan jaket, sepatu keds dan sebuah senter besar di tangan masing-masing.

"Ya?" Tanya saya setengah mengantuk. Jam dinding menunjukkan waktu pukul sebelas malam.
"Mau ikut nggak, Mbak?"
"Kemana?"
"Ke Jeruk Purut. Gue kan udah cerita tadi siang. Nih, temen-temen udah jemput." Naya menunjuk ke arah teman-temannya. Dua diantaranya, Yadi dan Suli, saya kenal. "Ayo dong Mbak, ikut. Kan Mbak Enno bisa ngeliat yang nggak bisa diliat."
Saya teringat apa yang diceritakan Naya tadi siang. Mereka mau ke Taman Pemakaman Jeruk Purut yang terkenal angker itu.
"Nggak ah," tolak saya. "Emangnya kalian nggak takut? Di sana kan angker."
"Itu sebabnya kami pengen kesana. Siapa tau bisa kerekam kamera." Naya mengacungkan handycam ditangannya. Saya tertegun.
"Bahaya, Nay. Nggak boleh main-main sama yang kayak gitu."
"Kita kan derajatnya lebih tinggi, Mbak. Masa manusia takut sama mahluk halus? Lagian belum tentu juga mahluk halusnya ada. Siapa tau itu cuma urban legend di Jakarta untuk nakut-nakutin orang."
"Nay, kalo pastor tanpa kepala itu ternyata ada gimana?" Tanya saya. "Kalian mau ngapain?"
"Emangnya Mbak pernah liat?" Yang bertanya adalah Suli.
"Kesana aja nggak pernah," sahut saya. "Gue cuma lewat aja, nggak pernah masuk ke pemakamannya. Gue bilang kan seandainya ada... gimana coba?"
Naya tertawa. "Kita wawancara aja. Ya nggak?"
Saya menggeleng-geleng, kesal. Teman kost saya yang satu ini memang susah dikasih tahu.
"Ah gue nggak ikut, Nay. Kalian juga nggak usah deh kalo bisa."
"Ya udah kalo Mbak nggak mau ikut. Kami berangkat dulu ya!" Mereka beranjak.

Buat penduduk luar Jakarta, urban legend tentang Pemakaman Umum Jeruk Purut mungkin tidak begitu dikenal. Pemakaman umum ini konon angker. Hantu yang paling terkenal di pemakaman ini adalah hantu pastor tanpa kepala, yang kemunculannya selalu ditemani seekor anjing hitam. Konon, jika ingin bertemu sang pastor, kita harus datang ke pemakaman dalam jumlah ganjil dan mengelilingi pemakaman itu sebanyak 7 kali. Kalau 'beruntung', sang pastor akan menampakkan diri di depanmu menenteng kepalanya itu. Hiii...!!!

Itulah yang sengaja dicari Naya dan teman-temannya. Mereka sedang mengerjakan tugas kuliah dan rencananya akan membuat film dokumenter tentang pemakaman angker itu.

Paginya, Naya mengetuk kamar saya. Mukanya kusut seperti tidak tidur semalaman. Ia lalu bercerita tentang pengalamannya semalam. Mereka berhasil meninggalkan pemakaman itu dengan selamat. Tapi....

"Sebelum mobil Yadi ninggalin tempat parkir, ada anjing item di depan mobil kesorot lampu mobil. Anjing itu langsung lari nggak tau kemana."
"Anjing liar kali, Nay."
"Memangnya ada ya Mbak anjing yang matanya warnanya merah banget gitu? Merah kayak darah?"
Saya tertegun.

Sejak Naya pulang dari Pemakaman Jeruk Purut, suasana di rumah kost agak ganjil. Mungkin cuma saya saja yang merasakan. Bulu kuduk saya kerap berdiri kalau melintasi kamar mandi yang gelap karena lampunya putus. Saya meminta pemilik kost membetulkan lampunya, tetap saja bulu kuduk saya masih berdiri. Keadaan itu baru berakhir setelah saya cerita pada bapak pemilik kost. Besoknya ia mengajak kami semua sholat magrib berjamaah dan membaca Al Quran bersama.

"Gue mimpi aneh semalem, Mbak," kata Naya paginya.
"Mimpi apaan?"
"Ada cowok bilang selamat tinggal sama gue."
"Haha... mantan kamu kali, Nay."
"Bukan, Mbak. Yang bikin aneh itu matanya. Merah kayak darah."
Lagi-lagi saya tertegun.


foto dari sini


Image and video hosting by TinyPic

18 comments:

Gloria Putri said...

Loh......koq bukan ttg Abe??
hahhaha...ni ceritanya jg ngegantung...trus lanjutannya apa?
pagi2 dah ngomongin hantu ni si embak satu ini....xixixixiix

Hans Febrian said...

emang pemakaman jeruk purut itu serem banget ya enn?
kapan2 kesana bareng yok, hehe

sayamaya said...

lagi males no, gw lagi males posting2.. :D
eh seru nih uji nyali, memicu adrenalin. kalo disini ada tuh rumah merah, udah nggak ada yg berani tinggal di sana. hantunya sangar2.

JejakShally said...

haddooooooh mba enno cerita beginian.. (langsung pusing kepala)

abis dari jeruk purut, main main ke kampus aku aja mba, yaaa jam 11an juga udah lumayan banget mba, heheheee

Ewi said...

ihh mbak,, ewi merinding bacanya,,, :/

Gloria Putri said...

oy iya,.....klo mampir semarang bilang2 ya No, tar q ajak ke lawang sewu....hahahahhaa.....lbh seru ktimbang jeruk purut

niee said...

Wah,,, ceritanya bagus en,, tapi kok gantung yak? Apa ada kelanjutannya.. pingin baca sampe selesai klo ada :D

tapi klo aku mah gak akan nyari2 barang begituan, udah bersyukur hidup lurus2 aja lihat manusia, gak berminat lah lihat makhluk lainnya :P

Arman said...

iya mendingan jangan main2 dah ama makhluk halus.

gua sih suka nonton film2 horor, tapi kalo suruh ngeliat beneran sih ogah dah... :P

Apisindica said...

menurut gw, orang-orang yang suka "hunting" hantu di tempat2 angker adalah konyol. (hihihi, padahal gw aja yang penakut) :P

eh mbak, jangan2 si laki2 bermata semerah darah itu si abe? coba di cek lagi!

piss ah...

chiekebvo said...

saya berhenti nonton filem horor setelah nonton filem hantu jeruk purut ini..seremm!!!
dan..itu seriuss mau ketemu pastor tanpa kepala??hiyyy... :s

JejakShally said...

setuju setuju dengan @Apisindica. hehehheee :)
itu mungkin Abe mba, yaaaah rugi dong waktu itu gak ikutan hunting mba..

Enno said...

@glo: ya udah critanya gitu aja, hantunya kan dah ngacir :P

@hans: katanya sih serem bgt... ih kamu sendirian aja, aku ga berminat uji nyali disana hehe

@maya: wah blm pernah dgr critanya... crita dong may di blog! :D

@shally: emang kampusnya dimana? serem juga ya? hehe

@ewi: hahaha ya jgn dibayangin wi :D

@gloria: nah, aku penasaran tu sm lawang sewu, pgn bgt kesana... anter ya kapan2 haha

@niee: ya cuma segitu, kan setannya dah say goodbye nie hihi

@arman: ah elu mah braninya di filem doang man hehe... gw juga sih sebenernya takut kok klo pas diliatin yg bentuknya serem mah :)

@apis: hahaha bukanlaaah... masa temen gw jd setan! :P

@chie: emang serem ya filmnya? masih serem film jelangkung ah! iya itu anak2 gila mau bikin dokumenter katanya haha

Gloria Putri said...

siap bu bos....calling2 aja kalo mampir semarang...hahahhaa...
terakhir aq "wisata malam" kesana jg pas kuliah nemenin temen kul yg asal luar kota, bikin dokumentari film...pake pawang klo maw masuk...soalnya pawangnya bs "ngobrol" sama hantunya....
#brarti pawangnya jg bs ngobrol sama Enno ya? hahahhahahahha

JejakShally said...

di ui mba. yaaa begitulah klo sempet denger desas desus cerita spooky di sana heheheee

Anonymous said...

Mbak Enoo... kenapa cerita kayak gini lagi, sih? Bulu kudukku merinding ini bacanya... huhuhu...
Eh tapi, tetep aja dibaca. Soalnya kalo Mbak yang nulis, ceritanya jadi seru... ^^

Enno said...

@gloria: wah tapi aku ga ada rencana liat hantunya, glo... emangnya aku ga penakut apa! :P

@shally: ooh... di UI sih katanya emang banyak... di danaunya apalagi.. :P

@mirna: hehe skali2 uji nyali di blog laaah :D

adhi said...

haddodhhh nyesel buka blog nya si mbok malem2 gini...

mending jeruk parut deh... uhuuh..

Enno said...

hahaha.... lha? cowok kok penakut! LOL

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...