Monday, December 13, 2010

Ai.Cinta. Love

Perempuan itu tadinya tidak suka dipaksa pergi. Tapi kakaknya tidak bisa dibantah. Maka ia berdandan seadanya. Rok mini motif polkadot dan high heels. Lalu langsung naik ke boncengan motor kakaknya yang wajahnya berseri-seri.

Di rumah makan itu, Rommy teman kakaknya sudah menunggu. Ia bersama seorang laki-laki yang wajahnya menatap malu-malu.

"Kenalkan," kata kakaknya pada laki-laki itu. "Ini Ai, adik saya."

Laki-laki itu tersenyum dan mengulurkan tangan. Perempuan itu menyambut dengan malas-malasan. Sekarang ia tahu maksud kakaknya memaksa dirinya ikut.

"Bagaimana?" Tanya kakaknya setelah mereka di rumah. "Temannya Rommy tadi baik kan?"
"Aku nggak suka," sahut Ai sambil merengut. "Jelek."

Tapi laki-laki yang dikatai jelek itu ternyata laki-laki yang gigih. Ia selalu datang ke rumah Ai, mengajaknya mengobrol dan jalan-jalan dengan vespanya. Laki-laki yang kata Ai jelek itu ternyata adalah satu-satunya orang yang bisa memahami sifatnya yang kompleks. Laki-laki itu berkata bahwa ia jatuh cinta pada Ai. Perempuan cantik berambut sepinggang yang senang tertawa dan bercanda.

"Kamu mencari laki-laki yang seperti apa sih?" Tegur kakaknya kesal. "Dia baik dan bisa mengerti kamu. Berasal dari keluarga baik-baik dan sudah punya pekerjaan tetap. Dan yang paling penting ia mencintai kamu dengan tulus dan menghargai keluarga kita. Padahal ia itu keturunan ningrat, sementara kita ini siapa. Kamu jangan begitu, Ai. Jangan menyakiti hati orang lain."

Ai cuma diam. Tapi yang tidak pernah diketahui kakaknya, sebenarnya ia juga telah jatuh cinta pada laki-laki itu. Orang yang sabar dan lemah lembut, yang memperlakukan dirinya dengan sopan, tidak seperti laki-laki lain yang pernah dikenalnya.

Enam bulan kemudian, laki-laki itu melamarnya ketika mereka sedang jalan-jalan dengan vespa tua si laki-laki. Ai berlari-lari masuk ke halaman rumah kakaknya sambil berseru-seru memanggil kakak iparnya, Anna. Sang kakak ipar muncul dengan keheranan.
"Kakak, dia melamarku! Dia melamarku!" Ai memeluk Anna, dan mereka tertawa-tawa bahagia.

__________


"Siapa yang tidak jatuh cinta pada perempuan seperti Ai," gumam laki-laki itu. "Ia cantik, tinggi, langsing, kulitnya kuning, rambutnya panjang sepinggang dan selalu modis. Ia selalu tertawa dan bercanda. Kalau tertawa suaranya lepas dan nyaring, sama sekali tidak merasa harus mengatur diri atau menjaga imej. Itu sebabnya banyak laki-laki yang menyukainya."
"Tapi Ayah yang beruntung ya."
Laki-laki itu tersenyum pada anak perempuannya. "Ya, Ayah yang beruntung."

Ai, yang dalam bahasa Jepang berarti 'cinta', adalah nama kecil ibuku. Sebuah kebetulan karena banyak orang yang mencintai dan menyayangi Ibu sampai akhir hayatnya. Semalam Ayah bercerita tentang perasaannya yang terdalam pada Ibu. Ia jatuh cinta seketika sejak pertemuan pertama mereka.

Ibu, yang dalam sikap segan dan malas-malasannya itu, tetap saja tampak menarik dan membuat Ayah yang pada dasarnya orang yang pemalu dan kaku malah jadi penasaran.

__________________


"Retno, kalau kamu sedang bercerita tentang pacarmu sambil tertawa-tawa gembira seperti itu, kamu persis siapa coba?"
"Persis siapa, Tante Anna?"
"Persis ibumu dulu. Berlari-lari masuk ke halaman rumah, menari-nari di teras lalu memeluk Tante karena dilamar ayahmu."
"Hahaha... masa sih? Mereka nggak pernah cerita lho, Tante."

Itu adalah pertama kalinya aku mendengar kisah cinta Ai dan 'si jelek' dari orang lain.

Hari ini adalah hari keempat puluh meninggalnya Ibu. Tulisan ini untuk mengenang Ai, perempuan cantik berambut sepinggang yang selalu ceria itu, yang sudah melahirkan aku dan kedua saudaraku ke dunia.



foto dari sini



Image and video hosting by TinyPic

11 comments:

kristiyana shinta said...

aku ikut berdoa untuk ibu mu mba,,
semoga Semua doa untuknya bisa melindungi dia di sana :)

*hughughug*

Poppus said...

nicely written dear. Gw terharuu

Apisindica said...

terharuuuuuu....penggambaran yang lugas tentang cinta yang indah.

owly said...

ah. terkadang orang yang terlihat biasa saja, ternyata terasa luar biasa :)

Enno said...

@shinta: makasih.. amin ya shin :)

@poppus: pake ngluarin aer mata ga tuh? :P

@apis: tadinya mau lbh gimanaaa gitu nulisnya. tapi pas nulis lagi rame bener, jd nulisnya terlalu lugas deh haha

@owly: bener banget dear :)

Hans Febrian said...

love the way you write enn :)
awesome.

Enno said...

makasih ya hans... :)

Ceritaeka said...

No.. gue speechless baca2 cerita lu tentang mendiang ibunda..

U really love her...
kenapa gue bawaannya jd mellow yah...
Peluk Enno

Gloria Putri said...

mba enno...ini tulisannya bagus bgt :)

aq merinding bacanya....pasti Ibu nya mba enno skrng sudah tertawa2 disana :)

Enno said...

@eka: hai eka... peyuks peyuks :)

@glo: haha... aku tau love story nya malah dari tanteku lho glo :)

Diajeng Laras said...

Tulisannya bagus bgt mbak :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...