Wednesday, May 19, 2010

Happy As Ever #2

Saya suka membaca ulang buku-buku diary lama kalau sedang sedih, sedang iseng, sedang ingin bernostalgia. Kadang-kadang membacakan beberapa episode yang lucu-lucu pada seseorang yang saya percayai.

Beberapa cuplikan ini aslinya panjang. Tapi cuma saya salin bagian-bagian pokoknya saja. Enjoy!


#Duluan Yeee...

12 Maret

Ujiannya nggak sesusah yang dikira kok. Aku sudah selesai setengah jam kemudian. Aku duluan! Waktu keluar kelas setelah nyerahin kertas jawaban ke dosen, semua temen menatap takjub dan sirik. Hihihi permisi dulu ah... aku tungguin kalian sambil makan pecel. Laper!

#Shinta Love Story

8 April

Shinta main ke kost Iwan, temen yang udah lama dia suka. Tau-tau si Iwan menyergap dia dari belakang dan mencoba mencium dia. Aku ketawa guling-guling liat mimik Shinta yang pasrah campur jengkel waktu ceritain itu ke aku.
"Jangan ketawaaaa!" Teriaknya sewot. Semua bantal, guling dan boneka-boneka dilemparnya ke aku. Aku tetep aja ketawa. Habis mimiknya emang lucu.

#Rok Sialan

5 Mei

Ini gara-gara ujian praktek peradilan. Kami dibagi dalam beberapa kelompok, mencari satu kasus di pengadilan lalu bikin sidang pura-pura. Persis kalau aku latihan teater dulu. Aku kebagian peran jadi saksi, ibu-ibu berumur 40 tahun. Jadi aku harus pakai rok, karena ibu-ibu itu orang kampung.
Oh tidak! Mereka ngeliatin aku dari bawah ke atas dengan takjub. Soalnya aku kan sama sekali tidak pernah terlihat memakai pakaian selain jins dan kemeja. Cowok-cowok mulai komentar nggak penting. Terus aku jadi grogi. Terus aku jadi nyaris lupa dialog. Untung aja pernah main teater, jadi aku bisa improvisasi.
Rok sialan!

#Gara-gara Pacar Ibu Kost

24 Mei

Si Agus, pacar ibu kost, disergap polisi di rumah kost kami dengan tuduhan penipuan. Sekarang seisi kost jadi ketakutan sendiri. Soalnya si Agus dilepas lagi karena nggak cukup bukti. Anak ibu kost asmanya kumat, aku repot menenangkan dia. Ibu kost nangis-nangis, aku repot menghibur dia. Anak-anak kost yang lain cuma melongo kayak orang idiot. Kenapa cuma aku aja yang waras sih?
Semua kepingin tidur rame-rame. Ada yang tidur di kamarku juga. Mau buang sampah ke tong sampah depan rumah aja harus diantar. Heran, apanya yang ditakutin?
Okta dan Diah tidur di kamarku sambil bawa payung dan sapu lidi. Katanya buat senjata.
Ya ampun! Udah sinting ya?

#Pembalasan yang Manis

12 Juni

Dia nyegat aku dan Mita di depan perpustakaan. Lalu membujuk-bujuk Mita supaya mau jadi peserta seminar skripsinya. Dia nggak berani ngomong sama aku, cuma melirik-lirik dengan gelisah. Aku juga pura-pura aja liat ke arah lain. Mita nyenggol-nyenggol aku, tapi aku nggak kasih respon. Jadi Mita bilang dia nggak bisa karena hari itu ada janji. Aku tau Mita nggak akan mau ikut karena tau apa yang udah orang ini lakukan sama aku.
Dari tadi aku liat dia nyegat temen-temen sekampus, terutama yang seangkatan, untuk nyari peserta seminarnya. Dan kurasa cuma sedikit yang mau. Padahal kalau aku ikut, semua pasti ikut. Aku kan yang punya massa hahaha...
Memangnya kemana si cewek gatel itu? Bukannya dulu kamu lebih milih dia daripada aku?
Aku dengar mereka putus. Si cewek gatel itu yang mutusin. Rasain!
Dia masih bujuk-bujuk Mita untuk ikut seminarnya, masih nggak berani ngomong sama aku. Lalu lewatlah Mas Ito, anak Biologi yang keren itu.
"No, mau pulang ya? Mau numpang motorku nggak?"
"Antar sampai kost ya Mas?"
"Beres!"
Mita kasih isyarat nggak keberatan aku tinggal, jadi aku lari ke Mas Ito dan jalan bareng ke parkiran. Sama sekali nggak sudi nengok lagi ke dia yang tampangnya nyaris putus asa itu.
Patah hati itu pedih. Tapi pembalasannya sangat manis, darling! Hehehe...

#Farewell

2 November

Waktu kasih pidato perpisahan di balai desa, aku tersendat-sendat nahan tangis. Aku sedih bakal berpisah sama desa dan penduduknya yang baik-baik ini. Lalu giliran Pak Sekretaris Desa kasih pidato juga. Bla bla bla, sampai pada kesan-kesannya terhadap kami. Dia bilang yang akan selalu diingat dari Mbak Enno adalah 'karena Mbak Enno mirip anak kecil.' Haaah?
Di rumah Pak Lurah, aku cerita ke Bu Lurah soal tadi itu. Dia bilang, "Lho, memang iya."
Hahaha sial!

#Jangan Berisik

4 Desember

Aku lagi sibuk bisik-bisik sambil ketawa-ketawa sama Etha, waktu Bu Theresia tiba-tiba sadar dari keasyikannya mendikte.
"Kamu, yang duduk di belakang, jangan berisik atau saya suruh kamu keluar dari kelas!"
Semua anak nengok ke arah kami. Aku dan Etha ikutan nengok ke belakang. Jadi mereka bingung deh, Bu Theresia marah sama siapa. Hahaha... salah sendiri ngajarnya membosankan!

----------------

Kata Denny, diary-diary lama saya memperlihatkan bahwa saya dari dulu memang centil dan tengil. Kayaknya sih begitu. Hehehe...

Image and video hosting by TinyPic

12 comments:

mr.snugglemars said...

pertamax.


setuju sekali.
tengil dan centil dan cerewet.

susah emang sih diubah
apalagi kalo suara gak berubah
masih bertahan di suara remaja putri 14 tahunan :P

Philida Thea said...

hahahhaa...
kueren..
yang pacar ibu kos sama jangan berisik.. aku ngakak!!

ada-ada aja, mba..

kristiyana shinta said...

masa sih mba enno kaya anak kecil??? engga ko,, ya kan mba???
*sotoy banget, hehheh

Wuri SweetY said...

bnyk yg blg suara mbak enno kyk bocah, blm buktiin sndri ntr dech kl pulng kita telpon2an ya mbk...hehehhe

awet muda mbak...umur 2++ masih tampak 1++

Arman said...

lagi bernostalgia ya... :D

ajenk said...

Kisah kasih taon berapa tuh mbak ?? wkwkwkwk....

Iya emang tengil ya hahaha...berasa eksis gitu :))

Enno said...

@denny: bagian yg jelek2 mah elu mesti setuju! dasar!

@phil: hehehe temen2 aneh ya :P

@shinta: sayangnya emang bener shin, aku kayak anak kecil ahaha

@wury: itu yg bilang termasuk ari ya? hayo sini telpon dr jepang drpd penasaran akut hahaha

@arman: iya nih...

@ajenk: kisah kasih jadul deh pokoknya hahaha

chiekebvo said...

awet muda dunk mba...
*siuL2* :p

presyl said...

koq ga suka mba dibilang anak kecil? saya aja suka. ahaha.. kan tandanya awet muda..
diarynya lucu ya.. tapi itu diary jaman kapan mba? bahasanya dah lumayan dewasa..

Ariyanti said...

Lucu... Suka dgn gayamu menulis sista :)

indri said...

haha... aku suka banget ngebaca ni postingan. keren.. jadi keiget pas ngebaca diary pribadi yang dah lama banget.

btw aku paling suka yang chapter "pembalasan paling manis". memang pembalasan itu lebih kejam daripada ga dibalas. loh??? :-D

Enno said...

@chie: iya katanya *siul2 juga* :))

@presyl: itu diary jaman kuliah... makanya bahasanya dah ga abege lagi hehe

@ariyanti: haha makasih :P

@indri: hmm... terakhirnya aku pacaran sama si anak biologi itu hahaha...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...