Kegelapan itu menelanku.
Membuatku buta dan sesak napas.
Aku menggapai-gapai dalam kekosongan.
Tak ada apapun yang kuraih.
Kegelapan itu perlahan-lahan membekukanku.
..........
Hentikan. Jangan lagi bertanya padaku bagaimana rasanya berada di daerah bencana. Aku terpaksa harus mengulang mimpi buruk itu. Mimpi-mimpi gelap yang membuatku terbangun dengan tubuh gemetaran. Kalian menganggap semua itu hebat. Berada di sana, mengamati setiap detail, bertanya tentang perasaan para korban yang menderita demi bisa menuliskannya dalam lembaran kertas yang kalian baca esok pagi lalu terlupakan sorenya.
Aku menulis kata demi kata sambil banjir air mata........
Kalian tak pernah mencium bau busuk ratusan mayat yang menguar di udara bukan? Kalian tak pernah menyaksikan wajah-wajah berduka saat kehidupan luluh lantak di depan mata. Kalian tak pernah harus susah payah meredakan histeria seseorang yang mencari anggota keluarganya yang hilang.
Aku mewawancarai para korban sambil menahan isak...
Ketika kalian menonton semua itu di televisi, membacanya di koran-koran dan majalah, kalian hanya bisa merutuki kenapa pertolongan datang terlambat. Kenapa evakuasi begitu lamban. Kenapa bantuan makanan tak sampai ke pelosok. Datanglah kesana dan saksikan sendiri. Teori selalu lebih mudah dari prakteknya.
Sudah kubilang, hentikan bertanya-tanya padaku. Kalian tak akan pernah mau melihat mayat-mayat mengambang di sungai-sungai kotor sesudah tsunami. Mayat-mayat terjepit di sela reruntuhan bangunan setelah gempa. Anak-anak termangu tanpa orangtua di bekas rumah yang rata dengan tanah. Atau kalian memang mau melihatnya sendiri? Datanglah dan saksikan sendiri. Kenyataan tak selalu seindah khayalan.
Sudah. Hentikan pertanyaan kalian! Aku tak mau mimpi buruk itu datang lagi nanti malam.
--------------
Banyak teman, saudara, handai taulan yang bertanya bagaimana rasanya berada di tengah-tengah lokasi bencana. Dan hampir semuanya memiliki antusiasme yang tak masuk akal karena menganggap keberadaan saya untuk meliput di sana keren, hebat dan pengalaman yang tak terlupakan.
Sebenarnya saya tidak akan pernah terbiasa dengan liputan semacam itu. Seandainya saja kalian tahu...
30 comments:
ya mok,,
bakar aja yg bikin lapindo itu sekalian...
*ngomporin..
*kabur..
pasti seram banget..
bisa..bisa saya bayangkan..
Saya pernah merasakan... Datang sekali dan tidak bisa tidur dan makan selama berhari-hari... Dan jujur, butuh keberanian untuk mau kembali lagi...
Doa saya untuk mereka.. Dan buat mbak Enno juga pastinya...
Meski ga liat aja, aku bisa ngebayangin trauma & stress-nya disana. Gmn kamu yah??
Semoga di tabahkan bagi para korban...
Iyah...
saya gak pernah disana...
saya hanya pernah merasa disana melaluli liputan yg di beritakan di media...
@denny: dasar provokator! :P
@loly: iya seram :)
@galuh: sangat gak seru, iya kan luh? thx doanya :)
@grey: amin
@bandit: rasanya ga nyaman klo ada disana, trust me :)
yang bikin lapindo malah bakal diangkat jadi ketua partai???? APA???? GAK SALAH tuh???
Denny mau bakar? yuk, aku temani!!!!
@elsa: walaaah... knp dipolitisir ya?
ck ck ck
*LOL*
yang pasti sangat menyeramkan dan traumatik.......
tapi informasi yang anda berikan sangat bermanfaat buat org lain.. semoga tidak jenuh menyuarakan kebenaran...
emg lg disana skr mb? bukannya jadi editor yaaa??
nnggg...ga tau mo bilang apa nih. turut prihatin aja
perasaan yg sama ada pd diriku, saat berada di tengah bencana (gempa jogja dulu)..
hanya posisi kita berbeda.
merasakan paitnya prihatin yg mereka lontarkan (sekedar basa basi)...bayangkan bencana kok di jadikan wisata, lalu datanglah turis2 lokal terdiri para seleb negeri, politikus dan eksekutif dr instasi2, berpura2 mengirimkan bantuan (sambil lalu tentu)..dan melihat2 sambil tebar pesona dan senyum yg di buat2..heh!!
rasanya mungkin sama (getir sprt kumur2 jus pare..pait!) saat memerhatikan wisatawan dgn dandanan yg lebih cocok mau pergi dugem ketimbang pergi menengok ke pengungsian korban bencana...hhhh...
berkunjung
Sama dgn yg dirasakan mba Tisti pd saat di tengah bencana gempa jogja dulu. Tiada pilihan lain, persis sehabis kejadian, aku & teman-teman membongkar puing rumah tetangga depan. Kami angkut tiga tubuh yg sudah terbujur kaku ke RS setempat. Diantara banyaknya korban yg ada, pada hari itu aku saksikan satu keluarga sudah dicukupkan waktunya oleh kehendak Tuhan.
Ternyata pernah juga diakrabkan-Nya aku dgn 'Mimpi buruk' itu, salut buat mba Enno..
*Salam kenal..
kehendak Tuhan siapa yang tau tengah bencana pastilah ada hikmahnya semoga semoga bangsa ini dijaukan dari bencana
saya memang tidak melihat dan tidak berada ditengah-tenagh mereka yang terkena musibah, tapi dari uraian mbak cukup mewakili perasaan saya yang teriris selama sepekan ini memantau berita gempa
gak kebayang kalo berada di tengah2 situ... pasti serem banget ya...
sedih banget rasanya...
moga2 gak ada bencana2 lagi ya....
Turut berduka cita atas semua sodara2 qu yg berada di sumbar...., semoga mereka tabah menghadapi nya..dan semoga bntuan yg datang semakin banyak..amien..
Mgkn bencana dtg krn sft mnsa yg di dunia ini semakin egois. Itu mengakibatkan alam ga mao lagi menjalin hub dgn kita.
Kita ga bakalan tahu kapan gempa itu dtg. semua dtg dgn dadakan. Itu adalah ujian dari Tuhan. Karena itu, mari kita sama2 berdoa semoga gempa ga muncul lg. jauhilah perbuatan jahat dan isi lah hari2 kita dgn kebaikan. Dan itu akan membuat alam nyaman bersahabat sama kita.
Enno , aku bs merasakan apa yang kamu rasakan ketika kamu berada di sana dan interview salah satu korban. Klo gw jd kamu, tidak akan sanggup melihatnya en. Pasti air mata bercucuran melihat sodara2 qu yang hilang dan terluka.
gw baca tulisan lu dan membayangkan aja udah sesek napas nooo. Temen gw ada yang sampe stres dan harus ke psikolog dong setelah pulang liputan tsunami aceh. Untungnya beberapa minggu kemudian dia udah bisa bertugas lagi
Kalo aku, ga sanggup berada disana...
Yg pasti turut berduka cita atas berbagai bencana yg terjadi di negeri tercinta ini, dan qta sbg sesama manusia sepatutnya berbagi tuk meringankan derita mereka, dan banyak2 bersyukur krn masih diberi waktu tuk lebih menyadari diri dan menikmati anugerah hidup yg Allah berikan, mungkin Tuhan mulai bosan atas segala tingkah qta yg selalu salah dan bangga dgn dosa2, eh jd ikutan lirik lagu Ebiet nih, tp bentakan2 "hentikan' tuh tuk siapa mba? salam kenal yah.
butuh hati yang kuat untuk menguatkan orang lain. semoga mbak enno termasuk orang berhati kuat. dan semoga sodara-sodaraku yang disana berhati kuat.
betapa gempa telah membekaskan banyak luka di hati. tapi bukan untuk sekedar ditangisi, tapi juga diresapi hikmahnya.
*hugs*
jangan diingat....
kita ingat yang bagus2 aja yah....
err....,
cotton candy.....
creme brule
strawberry shortcake
anjing pug...
jangan mikirin itu lg mba enno....
*hugs*
:)
Nice story...
kunjungan pertama nih. love ur blog so much. love ur words very much.
gempa, bencana, semuanya akan terus terjadi. Kadang suka nanya ma Yang Di Atas, "Lo katanya BAIK, kok buat bencana sih? matiin banyak orang?"
Sayup2 gw bisa denger suara balasan, "Ih suka-suka Gue dong. Semuanya Gw buat begitu karena ada maksud dan tujuannya. Lo manusia mah pikirannya terlalu sempit. Mikirnya cuman bantul-gunung kidul doang. Gw udah mikir sampe berpuluh-puluh ratus ribu tahun ke depan, malah bahkan sampe jutaan tahun, hingga tdak terhingga malahan. Mana nyampe otak elo mikir sejauh ituh?!"
*angguk2* "Iya jugah ya. Ya udah deh aye nyerah ama kehendak Tuhan aje."
Yep, pada akhirnya kita cuman bisa pasrah ama Tuhan *sigh*
btw, salam kenal ya. Aye preya aka ines dari blog aneh. Met kenal mbakyu.
Oh... good Lord...
Aku ngebacanya sesek....
Salam kenal ya :)
serem ya mbak enno.. sini2 tak peyuukk.. aku bantu doa aja yaa, semoga mereka semua mendapatkan ketabahan.
dear all, makasih semua komentarnya...
bingung mau jawab satu-satu, pasti jari bakal keriting.
kita doakan semoga yang sedang kena musibah tabah dan bisa segera bangkit.
amin, amin, ya robbal alamin
Post a Comment