Kamu Takut

Aku selalu membuatmu takut jatuh cinta lagi, iya kan? Aku dan lelucon-lelucon isengku padamu. Telpon-telpon tak penting sekedar tes kuping. Aku dan tawaku yang terbahak-bahak setiap kali berhasil membuatmu tertipu. Dan tangisku yang membangunkanmu tengah malam buta.

Aku selalu membuatmu takut jatuh cinta lagi. Aku dan diskusi-diskusi serius kita, setiap analisa yang kupaparkan dan argumentasi yang kulontarkan. Kau bilang, kau mudah terpesona pada perempuan pintar. Dan katamu sekarang aku kelihatan lebih pintar.

"Sekarang aku pintar? Kalau begitu dulu aku bodoh?" Tanyaku pura-pura tersinggung.
"Dulu kau kekanak-kanakan, sekarang lebih dewasa," katamu.

Dan setiap kali kau mengajakku beradu argumentasi lagi untuk persoalan yang kau hadapi, setiap kali aku bicara dengan nada serius seperti sedang bicara di kantor, kamu akan berkata, "Kamu pintar ya."

Mungkin karena selama ini aku selalu bersikap manja dan kekanak-kanakan padamu ya? Hahaha. Aku kan adikmu. Manja itu wajib, tahu!

Kamu selalu saja mengkhawatirkan hal itu. Jatuh cinta sekali lagi padaku.
Jatuh cintalah jika kau mau. Tetapi semuanya sudah terlambat buat kita berdua, bukankah kau sudah tahu. Kesempatan untukmu sudah lama berlalu. Saat kamu melambai padaku sebelum naik ke pesawat itu.

Bagaimanapun juga, kau sahabat terbaikku. Pelindungku, penyemangatku, pagar yang selalu meluruskan jalanku.

"Kau akan bahagia," katamu. "Yang terindah menunggumu di luar sana. Kau percaya itu kan, Retno?"

Tahukah kau, aku punya keyakinan yang sama untukmu? Yang terindah menunggumu di luar sana. Kau percaya itu kan Mas?

------------------------

Kepingin hunting foto lagi, trus makan soto sampe kenyang di Soto Bangkong.