Wednesday, February 25, 2009

Surat Cinta

Dear kamu,

Aku tenggelam di kedalamanmu yang memabukkan. Di sela jemarimu. Dekapan kedua lenganmu dan aroma kehidupan dari rambutmu. Bisa tidak kau tetap hidup, seandainya aku sembunyi dan tidak ingin kau temukan lagi?

Tapi malam tiada tanpa siang. Dan siang tak lagi benderang tanpa malam.

Apakah kamu bisa bertahan tanpa aku? Aku bukanlah pusat semesta. Kamulah pusat semestaku. Aku hanya satelit yang berputar-putar oleh gravitasimu. Lekat. Terikat. Tapi bukannya tak bisa lepas.

Aku ingin kau tahu, melebihi apapun yang pernah kutulis untukmu. Aku tenggelam semakin dalam. Menggapai setiap ganggang kenangan yang tak bisa kuraih. Meluncur cepat melewati palung dan semua hati yang telah karam. Tiba-tiba aku takut ini berakhir. Takut samudera surut dan aku terdampar di batu karang.

Dari biduk tak kasat mata, di lautan yang terbentuk dari mimpi, aku terjun ke kedalamanmu yang tak berdasar. Langsung menuju ke jantungmu yang memompa cepat. Bergelung di celah rusukmu yang hilang satu.

Bisa tidak kau tetap hidup, seandainya aku meninggalkan celah rusukmu dan kembali pada ketiadaan?

Kamu bisa menjawabnya nanti. Jawaban itu akan tiba di tempat segalanya bermula. Hati kita.
_____________

Kalau aku? Aku tak bisa ;)

4 comments:

Anonymous said...

Kamulah pusat semestaku. Aku hanya satelit yang berputar-putar oleh gravitasimu. Lekat. Terikat. Tapi bukannya tak bisa lepas.

Ah...,
kadang cinta menjadikan alam semesta sebagai sasarannya. Namun yang sering terjadi adalah sasaran kemarahan dan kesedihan.

Hikssss.

Enno said...

wah wah ada pengalaman pribadi rupanya? :)

bidadarisurga said...

waw...seandainya saja aku bisa menulis kata2 seindah itu buat suami ku nanti...pasti seru dech!!! tapi setelah aku amati rasanya susah sekali untuk membuat dia menjadi manusia yang romantis...

Enno said...

setiap orang punya caranya sendiri untuk menyatakan perasaan cintanya kan?

gak sll harus lewat tulisan :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...