Tuesday, January 27, 2009

Ibu

Ingin pulang. Merebahkan kepala di pangkuan Ibu yang hangat. Membiarkan tangannya yang telah menua dan tak sehalus dulu membelai anak-anak rambut di kening saya.

Kemarin pagi Ibu menelepon. Bertanya kenapa saya memberi kuasa pada adik saya untuk menguruskan NPWP. "Mau pergi kemana? Mau meninggalkan Ibu?"

Ah, ibu saya yang selalu khawatir itu. Ibu tahu bahwa bea fiskal dibebaskan jika menunjukkan kartu wajib pajak.

"Mau pergi dengan pacarmu?" Suaranya bergetar cemas. Saya terharu, sekaligus ingin tertawa.
"Retno mau beli mobil, Ibu..."
"Kamu belum punya uang sebanyak itu," tukasnya.
Saya tertawa.
"Kata siapa? Uang Retno banyak kok. Cuma pelit aja sama Ibu."
Ia ikut tertawa mendengar guyonan itu. "Kalau kamu pergi, nanti Ibu sama siapa?"
"Aduh Ibu, kok pertanyaannya gitu? Kemanapun Retno pergi, pasti akan selalu pulang ke Ibu."

Dulu, waktu masih tinggal bersama Ibu, saya yang selalu bertanya begitu. Setiap melihat Ibu bersiap pergi, dengan gugup saya akan bertanya, "Ibu mau kemana? Nanti pulang lagi kan? Nggak menginap kan? Cuma sebentar kan? Kalau Ibu pergi, nanti Retno sama siapa?"

Bertahun-tahun dibiarkan tinggal berbeda provinsi dengan Ibu, sejak masih kuliah sampai bekerja, dan hanya satu dua kali ditengoknya, kadang-kadang membuat saya berpikir saya bukan anak kesayangan Ibu. Adik lelaki sayalah anak kesayangannya. Adik saya dilarang memilih tempat kuliah di luar provinsi, tidak boleh kost tetapi harus tinggal di rumah saudara, dan langsung dibelikan motor begitu ia berhasil diterima menjadi pegawai negeri. Meski tanpa perasaan iri, saya selalu beranggapan adik sayalah anak kesayangan Ibu.

Tetapi ketika kemarin pagi ia menelepon saya dengan suaranya yang cemas bergetar, saya tahu, saya juga anak kesayangannya. Saya hanya sedang diajarinya menjadi perempuan yang kuat dan mandiri.

"Pokoknya kalau pergi harus pulang lagi."
"Lho, kalau perginya sama suami gimana?"
"Ya itu kan nanti. Sekarang kamu masih milik Ibu."
"Idih..."
_____________

K, kalau kita pergi harus izin Ibu ;)

5 comments:

Anonymous said...

manis banget mbak, salam ya buat ibu...^^

Enno said...

ya disampaikan, dit... salam buat ibu kamu juga :)

Wira said...

Waduh ... jadi ingat mau ngurusin NPWP buat ibu sy nih :)

Enno said...

iya cepetan bikin :)

Yessi said...

ow i miss my mom :(

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...