Counting Down

: my spring


Hai,
Melihat gambar itu aku teringat kamu.

Dan teman-temanku akan mulai teriak, "Aaaargh, romantisnya kumat lagi!"
Lalu temanku Popi di Kota Hujan sana akan langsung mengirim pesan di chat room seperti biasa. Mengeluh kenapa aku selalu menulis hal-hal begini.

(Ssst, dia sendiri bermanja-manja di blog pacarnya. Haha)

Banyak hal terjadi sejak kamu pergi. Banyak yang ingin kuceritakan dan kusimpan dulu untuk nanti. Aku sibuk mencoreti almanak, menunggu datangnya hari. Ketika kamu muncul di sini. Senyata hujan. Senyata dedaunan yang menari dibelai angin.

Tahu tidak, sudah kutemukan tempat untuk kita bercerita. Sebuah tempat sederhana di tepi kolam. Makanan enak dan musik yang mengalun lembut. Lilin-lilin mengapung di atasnya dan obor menyala di sudut-sudut temaram.

Aku tahu, kamu menginginkan tempat seperti itu. Maka kucarikan sampai ketemu. Dan ada buku-buku, juga sofa kalau kamu ingin membaca. Kita bisa mengundang teman-teman. Dua atau tiga. Kenapa tidak.

Tapi kamu harus sembuh dulu. Itu yang paling penting bagiku. Aku akan selalu di sini untukmu, menujumu jika kamu membutuhkan aku disitu.
Aku menunggu, sambil mendengarkan lagu-lagu yang pernah kamu kirimkan untukku.
"Extract feeling of someone falling in love," katamu waktu itu.

Seperti lirik lagu-lagu itukah perasaanmu padaku?
Aku menunggumu, tahu. Izinkan aku kesitu. Aku rindu....