"Hei, jalan yuk!" Seorang teman meneleponku semalam.
"Malas ah. Aku sedang baca."
"Baca apa?"
"Capita Selecta-nya Muhammad Natsir. Tokoh pergerakan, mantan perdana menteri dan tokoh Masyumi."
"Wow, berat! Beneran nggak mau ikut? Kita-kita mau makan pecel di Kalibata itu lho!"
"Lain kali aja ya."
"Sedang berkontemplasi ya? Aku tahu dari suaramu yang berat itu..."
"Hmm... cuma pengen sendirian hari ini."
Yang tertinggal adalah sepi. Ketika semua itu luruh ke tanah. Tak bersisa, larut bersama segala cerita yang mengalir deras ke zaman purba. Ketika aku masih bisa menertawakan segala kebodohan dan ketololan yang terjadi tanpa sengaja.
Tak ada yang tertinggal. Sungguh. Hanya nyala lilin berkedip di atas sebuah meja, di ruang hampa udara. Yang bahkan tak membuat tubuhku melayang membentur awan.
Aku menunggu di titik nol. Dimana segalanya pernah bermula.
4 comments:
tu.. wa.. ga.. pat...
semangaaaat !
bangun !
hore pertamax..
* ngaciiir*
Sedang kangen seseorang, atau menunggu "sesuatu"? Hayo semangat lagi!
gundul: iya , iya udah bangun nih! :)
papa pam: wah wah, belum pernah dilempar wajan ya pa? hehehe makasih dah mampir setelah sekian lama :D
firhanusa: kangen atau menunggu? hmm.... tampaknya dua2nya mas :)
Post a Comment