Thursday, June 12, 2008
Sangkar Merah Jambu
Seminggu yang lalu aku menggerutu soal kamarku yang baru. Sebuah kubus dengan dinding-dinding dan perabot merah jambu. Warna yang sebetulnya agak tabu buat aku.
"Warnanya romantissss!!!" Seru Katya, seorang sahabat yang kuajak melihat-lihat. "Keren! Aku pasti jadi sering menginap di sini" Ia menyeringai senang.
Aku balas menyeringai. Bukan karena senang, melainkan ngeri. "Warna kesukaan orang-orang yang gampang nangis," sahutku.
Katya menatapku dengan tatapan tak percaya. "Memangnya kamu nggak cengeng? Segitu mellow melulu..."
"Mellow, tapi bukan berarti aku tukang menangis!" Bantahku. "Sudah lama aku tidak menangis untuk diriku sendiri, Kat. Sekarang aku cuma menangis terharu kalau tersentuh pada kejadian tertentu. Yang kubaca, kulihat atau kudengar."
"Kemarin kamu nangis, dear," katanya mengingatkan.
Aku tertawa. "Nangis karena novel Laskar Pelangi, Kat. Kamu nggak lihat aku sedang baca?"
"Tapi sayang kalau kamar ini tidak kamu ambil..." Katya, sahabatku yang bawel itu merengek. "Mana murah lagi. Dengan fasilitas selengkap ini, warna sesyahdu ini. Kapan lagi kamu bisa menemukan yang seperti ini..."
Aku menatap wajahnya yang terpesona pada kamar itu. Matanya menerawang, seolah membayangkan jika kelak ia ikut menginap disitu. Ikut menikmati kesyahduan si kamar merah jambu.
Kubayangkan apartemenku yang lama. Dinding-dinding dalam bercat krem, dan dinding luar bercat hijau muda. Perabotannya minimalis alias seadanya. Tetapi semuanya mengandung unsur warna biru dan hijau, warna-warna favoritku.
Aku menghela napas. Tak tega melihat wajah mendamba sahabatku. Lagipula apa salahnya aku tinggal di kamar berwarna merah jambu. Sekali-kali ganti suasana baru. Lagipula entah kenapa, ada sebuah firasat bahwa kelak suasana hatiku akan sewarna dengan kamar itu.
"Ambil deh, No..." Rengekan itu lagi. Wajah imut yang mendamba, bikin hati tak tega.
Aku menghela napas sekali lagi. "Iya deh, aku ambil."
Katya bersorak dan berjingkrakan mengelilingi kamar. "Yay! Gitu kek dari tadi! Adududuh... kamar ini memang cocok buat sohibku si penyair mellow ini. Tenaaaang... nanti aku bantu pindahan deh!"
Jadi, terdamparlah aku di sangkar kubus berwarna merah jambu ini. Warna yang tadinya sedikit tabu, dan biasanya hanya kupilih untuk stationery atau buku diary.
Aku mulai menyukainya kini. Menyukai lemari tuanya yang besar dan bergambar bunga merah jambu, kasurnya yang tebal dan melekuk di tengah seperti sarang burung.... dan ahai! Kutemukan sehelai seprai dan selimut merah jambu di antara barang-barang tak terpakaiku.
Hari ini aku merindukan sangkarku. Andrea Hirata menungguku di situ. Hahaha... novelnya, maksudku! :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Kami mengundang temen-temen semua ke peluncuran buku ini.
Pembicara: - Bella Saphira (Artis)
http://gagasmedia.net/index.php?option=com_content&task=view&id=275&Itemid=1
Book Launch & Book Discussion Ciao Italia!
Siapa juga yang nggak pengen ngerasain nikmatnya pizza asli Italia? Negara yang satu ini, emang banyak dilirik para turis sebagai salah satu negara yang eksotik dan kental nilai budayanya.
Tapi… kalo nggak kesampaian datang ke sana, jangan sedih! Karena di launching buku Ciao Italia, kamu bisa merasakan indahnya sensasi negara itu tanpa harus jauh-jauh datang ke sana. Nggak perlu takut dibohongin! Karena penulisnya adalah orang asli Indonesia yang sempat live in di Italia, lho. So, buruan catat agendanya ya!
Hari/tanggal: Selasa, 17 Juni 2008
Pukul: 14.00 WIB - selesai
Tempat: Pusat Kebudayaan Italia, Jl. HOS. Cokroaminoto 117, Menteng, Jakarta Pusat
Pembicara:
- Gama Harjono (Penulis Ciao Italia)
- Bella Saphira (Artis)
- Filomena Vaccaro (Warga Italia)
menangis itu hati yang meleleh, tidak ada yang salah untuk menangis…
selamat menangis di sangkar baru yang tingky wingky pinky…:)
aku gak akan nangis kok :)
Post a Comment