Wednesday, June 11, 2008
Pertanyaan Yang Sama
Ia seperti apa? Mengapa kamu memujanya begitu rupa? Tampankah ia? Pandai? Penuh cinta kasih? Pertanyaan-pertanyaan yang sama, selalu datang bertubi-tubi kepadaku.
Baiklah, kugambarkan ia untuk kalian. Laki-laki yang setiap hari kuabadikan dalam prasasti kata-kata.
Ia seperti hujan. Sudahkah itu kukatakan kepada kalian? Hujan gerimis yang menyejukkan, menguarkan wangi tanah yang rekah, rumput yang bungah dan pepohonan yang pasrah. Kadang-kadang ia adalah hujan yang menjelma badai. Berpusar gusar di malam-malam yang nanar.
Suatu ketika, ia mirip pohon besar yang berdiri sendirian. Menghadang sunyi, menjadi pusat dari segala. Ia menantang angin topan yang berusaha meruntuhkannya. Ia teguh berdiri, meski tergores di sana-sini. Aku bisa mencium kesepian mengasap dari pori-pori kulitnya yang selalu hangat. Ingin memeluknya. Menghiburnya.
Lalu tiba-tiba ia akan berubah sepanas matahari. Menerangi gelap semesta. Memberi kehidupan bagi semua mahluk yang bergantung kepadanya. Ia memberi cerah, memberi terang. Memberi semua yang ia punya, tanpa pamrih.
Adalah seekor kuda liar yang berlari bebas di savana. Itulah ia. Tak terikat apapun dan siapapun. Tak menghamba. Bersahabat dengan rumput dan angin yang berdesir di sela bulu surainya. Ia akan melaju terus tak terhalang. Mengalahkan waktu, mengalahkan ragu. Aku ingin berada di atas punggungnya. Bersama menuju asa di depan sana.
Ia adalah sungai. Mengalir jernih ke laut lepas, setelah letih mengembara. Mengalahkan jeram dan batu karang. Memberi kegembiraan bagi setiap mahluk yang berdiam di tepiannya. Anak-anak kecil yang berenang gembira, ikan-ikan yang berpesta lumut dan ganggang...
Ia adalah semesta. Dan keindahan. Bagiku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
8 comments:
jadi... apakah ia adalah segalanya?
waaaaah lelaki ituuu indah sekali dibawah tulisan tanganmu mba... ;)
ijal; tentu saja tidak. aku bukan pemuja yg membabi buta :)
theloebizz: ada seorang teman yg menangis setelah membaca ini. indah ya? alhamdulillah :)
Kalau inspirasinya melulu dari "pria hujan", kapan imajinasi bisa mandiri? Blognya ganti aja judulnya menjadi: "Catatan Harian Pria Hujan".
mas arief, segala sesuatu yang kukerjakan itu selalu ada tujuannya... tunggu tanggal mainnya :)
Wah-wah-wah....
Ternyata mba pengaggum/penggemar berat sang pria hujan yah mba..? baru tau saia hehehehehe....
moga-moga apa yang mba berikan = apa yang mba dapatkan ;)
Aku tau..aku tau..Sudah pernah lihat aslinya ;)
Mas nya mbak enno ini ganteng sekali loh..hehehe...
Now i know why he inspires you a lot :P
pitak: memangnya mau dapat apa ya? hehehe
hanny: hahaha bukan soal gantengnya ah!
Post a Comment