Thursday, October 27, 2011

Pada Empat Dini Hari

Pada empat dini hari. Aku terbangun, mendapati rindu yang menggumpal sampai tenggorokan.
Kumuntahkan. Karena itu penyebab mimpiku yang seperti film India barusan.
Rindu yang memalukan. Rindu yang tak tahu diri.
Aku terus berselimut dengannya, sementara kau, obyek rinduku yang akut, tengah bermimpi tentang benteng-benteng Ottoman dan jalanan Istanbul. Bukan aku.

Tetap saja tak bisa kucegah diriku menolak menghapusmu dari daftar topik mimpiku.
Kau sudah telanjur ter-bookmark disitu.
Menyatu dengan sistem, seperti virus paling canggih yang belum punya penangkal. Dan aku yang sejak dulu memang bebal, tak bersedia di-install ulang.

Dulu pernah kutulis untukmu tentang seekor angsa yang berenang sendirian di kolam sunyi.
Angsa itu sudah mati, bung. Ketika kau memutuskan menangkapnya untuk hiasan kolam kecil di depan rumahmu. Beberapa saat kemudian kau merasa ia tak sesuai untuk hidupmu.
Kau melepaskannya di negeri antah berantah. Membuangnya kalau aku boleh berkata jujur.
Angsa itu bersedih.
Dan mati.

Pada empat dini hari. Yang tersisa untukmu sepelukan rindu.
Kusembunyikan cinta yang masih menyala di bawah bantal. Demi kau agar merasa nyaman.

Suatu hari darl, kau akan menyadari bahwa seorang perempuan telah kau sia-siakan. Seberapa banyak kau memberinya kesedihan.


Engkau campur-baur dan seringkali kabur, namun aku mencatatmu, untuk rindu dan lalu kucoba, melupakanmu.



Donut! I want some... :)
pict from here



Image and video hosting by TinyPic

16 comments:

Ujang Arnas said...

Terbangun gara-gara rindu :)

Rona Nauli said...

jam empat dini hari? aku masih asyik bikin pulau :p ... ayolah kita makan, kakak...:D

Selfish Jean said...

Jam 4 subuh sih nggak akan rindu kalo saya. Kan objek rindunya lagi dipeluk. Guling.

Hihihi. CheEr uP, Qq. eAAaa.

:p

Gloria Putri said...

walah, aq jam segitu uda masak mba...wkwkwkwkk...masak air mandi...hahahhaha

putuindarmeilita.blogspot.com said...

jam 4 pagi...? Aku... bobok.

Enno said...

@uchank: bukan, gara2 mimpi *sok jaim* :P

@rona: hubungannya sama makan apa? :P lagi alay ya, berkakak2 mulu :))

@selfish jean: eaaa! ini satu lagi ababil jadi2an... apah? guling? namanya siapa? hihi pis! :))

@glo: kamu mandi subuh banget biar rejeki ga dipatok ayam ya? :P

@lita: gak masak air kyk glo? wah emak2 kok kalah sama bocah hihihi...

Mentari said...

itu puisinta Taufik, kena banget rasanya sama tulisan mba enno... :)

dunia kecil indi said...

"sementara kau, obyek rinduku yang akut, tengah bermimpi tentang benteng-benteng Ottoman dan jalanan Istanbul. Bukan aku".

selalu ada kemungkinan kalau dia lagi mimpiin kamu juga :)

Gloria Putri said...

kagag mbaaaa....sebagai guru aq harus dtng sebelum jam 6.45
kalo lewat bs potong gaji :p
wkwkwkwkwkkw

Dannesya said...

terbangun gara-gara tugas belum selese... huhuhu, ga elit blas! <-- curhat

Enno said...

@mentari: iya I think so... aku jg seneng bgt pas baca itu di situsnya... :)

@indi: mengingat, menimbang dan memperhatikan... kyknya aku gak yakin tuh. dia org yg memikirkan dirinya sendiri..

@glo: potong gaji? ckck kamu kyk kerja di pabrik aja :D

@annesya: elit tuuuh! mahasiswi teladan! hahaha

rusydi said...

penyuka sajak2 taufik ismail ya? saya juga suka. herois, idealis, tapi tetep romantis

Canty Gracella Lamandasa's blog said...

sampaikan saja rasa rindu, dan tak harus merasaan balasan, karena lebih baik di keluarkan daripada terbelenggu. #sok tau banget akunya, maaf!

SEMANGAT mbak enno :) maaf baru baca chat-boxnya hehe soalnya kelas ujian kudu sering2 fokus. God bless!

Enno said...

@rusydi: yes he is! absolutely :)

@canty: haha jadi gimana ujiannya? :P

rabest said...

I want some too.. :D

Enno said...

@rusydi: ebener banget :D

@canty: semoga ujiannya sukses yaaa :)

@rabest: apaan? maccaroons? hehehe

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...