Wednesday, September 15, 2010

Trapped!!!

Sudahlah. Rumah ini tinggalkan saja! Semua binatang peliharaan Ayah dan adik diracun saja biar mati! Aku benci terjebak disini. Menjadi penunggu rumah sialan ini dan harus memberi makan binatang-binatang manja itu. Padahal beberapa jam dari sini, di rumah sakit, Ibu terbaring tak berdaya.

Ibu masuk HCU lagi kata Tante tadi. Jadi adikku bohong soal kondisi Ibu yang stabil dan bisa berkomunikasi. Kata Tante, Ibu kini setengah koma. Ada pengumpulan cairan di otak dan pendarahan kemungkinan meluas.

Sialan! Jangan berani-beraninya membohongi aku soal kondisi Ibu! Apa-apaan sih kau! Aku butuh laporan faktual, bukan rekaan. Supaya aku tidak cemas? Aku tidak mungkin tidak cemas, seandainya pun kondisi Ibu betul-betul stabil tapi tak kunjung pulang ke rumah. Aku nyaris pingsan mendengar kondisi Ibu dari Tante tadi, tahu!

........

Menelepon Usi sambil menangis. Ia malah memberikan telepon pada suaminya.

"Jangan menangis, Dik. Ibu nggak apa-apa kok."
"Tapi Ibu masuk HCU lagi! Kenapa?"
"Supaya bisa dipantau lagi. Di ruang perawatan Ibu tidak bisa istirahat. Selalu terganggu sama orang-orang yang datang menengok."
*menangis keras*
"Dik, sudah. Ini sudah malam. Jangan nangis. Ibu nggak apa-apa."
"Tapi katanya ada pengumpulan cairan di otak..."
"Iya, tapi kan selalu dipantau. Doakan saja, ya..."
*menangis makin keras*
"Sssst... Ibu nggak apa-apa. Buktinya Mas dan Kak Usi sempat pulang dulu dari rumah sakit untuk istirahat. Kalau kondisi Ibu parah, Mas dan kakakmu nggak mungkin ninggalin rumah sakit kan?"
"Aku mau ke Ibu, Mas.... Aku mau ke Ibu...."
"Iya, nanti kalau Mas ke sana lagi, Adik ikut."
"Aku mau sekarang! Tapi rumah ini nggak ada yang jaga! Semua orang ada di rumah sakit. Aku disuruh jaga rumah sialan ini! Aku bakar aja rumah ini! Aku bunuh binatang-binatangnya supaya aku bisa ke Ibu....!"
*menangis keras*
"Gantian ya, Dik. Nanti Adik dapat giliran. Semua orang kebagian tugas masing-masing."
*menangis keras*
"Adik berdoa dulu saja buat Ibu ya? Sudah, sudah. Kuatkan hati. Sudah besar. Sudah dewasa."

.............

Masalahnya apapun yang berkaitan dengan Ibu, aku tidak pernah menjadi aku yang sudah besar dan dewasa itu. Apapun yang berkaitan dengan Ibu, aku adalah gadis kecilnya yang menari-nari di halaman dengan bunga sakura di telinga.

Padahal aku dan Ibu berencana berpuasa Syawal enam hari setelah Lebaran. Ibu mau menemani aku membayar utang puasa karena haid seminggu.

Semua kilas balik sebelum kejadian itu melintas-lintas dalam benakku.

Aku menerobos ambang pintu setengah paksa karena terhalang tubuh Ibu yang lebar. Ibu tersenggol dan menoleh, aku nyengir dan ia balas nyengir tak jadi marah.

Ibu mengelus-elus tangan Bapak yang bilang sesak napasnya kambuh lagi.

Ibu tertidur di sofa, di depan tv, lalu kubangunkan saat serombongan kerabat datang hendak bermaaf-maafan. Wajahnya sudah agak pucat ketika itu.

Ibu dan sepupunya duduk mengobrol di dekat meja telepon, dan aku ketiduran di sofa.

Sepupu Ibu membangunkanku dengan panik, bilang bahwa Ibu tak bisa berdiri di kamar mandi setelah buang air.

Wajah Ibu yang sangat pucat. Terduduk di kamar mandi. Tak bisa bergerak ketika kami angkat berdua.

...............

Sungguh. Aku ingin meninggalkan saja rumah sialan ini dan pergi ke kota dimana Ibu terbaring sekarang. Masa bodoh dengan maling. Masa bodoh kucing-kucing, kelinci-kelinci dan kura-kura tolol itu.

Aku ingin duduk di sebelah Ibu dan menggenggam tangannya. Aku ingin bilang padanya, aku sayang padanya, karena itu ia tak boleh kemana-mana.

Aku mau ke Ibu....



foto dari sini

_____________________

PS: pembantu kami agak idiot. mantan pembantu kami yang cerdas sedang hamil besar. para tetangga kebanyakan sudah sepuh. tetangga yang muda bukan jenis orang yang bisa dipercaya. tak ada saudara yang rumahnya dekat untuk dimintai tolong.


jadi tak ada jalan lain selain menjaga sendiri rumah ini.


Damn!!!
Image and video hosting by TinyPic

12 comments:

Ordinary Blog said...

Hmm..yang kuat dan sabar ya 'no..
Tuhan gag akan ngasih persoalan yang beratnya melebihi kekuatan kita.

Kita sama2 berdoa buat kesembuhan ibu. Smoga beliau cepat sembuh dan bisa berkumpul kembali dengan enno sekeluarga. Amin.

kristiyana shinta said...

aq selalu berdoa untuk ibu mu mba,, semoga ibu cepat sembuh yaaa,,
aku ga suka kalo mba sedih2 terus,,
bismillah supaya dikasih yang terbaik

-love u

Apisindica said...

saya dari jauh turut mendoakan semoga ibunya mbak enno cepet pulih dan bisa berkumpil lagi di tengah-tengah keluarga seperti sedia kala. amiiin

Yang sabar yah Mbak! Hugs..

Beatrix said...

Sabar ya..
sabar...

Yang penting mah tetep berdoa..
Doa yang kenceng..
Ditambahin doa sama aku..

Semoga Ibu cepat sehat kembali dan bisa berkumpul lagi sama keluarga...

Amien..

ra said...

be tough, enno..

phe said...

Moga ibunya Mbak Enno cepet sembuh ya... Amiin...

Tetep kuat ya Mbak...

Anonymous said...

sabar ya kak enno....
kakak pasti kuat!
Semoga Allah memberikan yang terbaik buat ibu kakak..... Amin...

misfah said...

Aku turut mendo'akan semoga Ibunya Enno diberi kesembuhan, dan moga Enno bisa cepat mengunjungi ibunya di rumah sakit, moga pembokatnya cepetan balikmudik buat nungguin rumah

-Gek- said...

Semoga Ibu cepat sembuh Mbak.
Yang sabar saja.
Rumah dikunci gembok segede kucing aja.

Jadi Mbak dan keluarga bisa leluasa ke Ibu..

Good luck for everything. GBU.

Puak Cullen said...

Semoga ibu cepat sembuh ya..
Tetap semangat No..

Gogo Caroselle said...

*hugs*
sabar ya mba enno...,
pasti kawatir banget ya...
mudah2an ga kenapa2 dan ibu mba bisa pulih ya...
semuanya berdoa buat ibu mba enno kok disini... kita sayang sama mba enno dan ibu... sabar ya mba *hugs*

Enno said...

amin, amin, ya robbal alamin.
untuk semua teman2, terima kasih doa dan supportnya.
terima kasih, sungguh :)

love you.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...