Thin is Beautiful but Fat is Adorable

Itu status saya di fesbuk hari ini. Semuanya tertawa. Yay! Ketahuan kalau saya sedang menghibur diri karena diet saya tak sukses.

Kemarin sore maag saya kumat lagi. Saya sudah seperempat perjalanan meninggalkan rumah Kak Ussy menuju ke rumah Ibu, dan tiba-tiba perut saya kembung dan melilit sakit. Basah oleh keringat dingin, saya turun dari angkot sambil menahan muntah. Sialnya tidak ada ojek yang bisa mengantar saya kembali ke rumah Ussy dengan cepat. Naik angkot lagi? Tidak ah. Di kota ini angkotnya suka berlama-lama menunggu penumpang, selain itu penuh asap rokok. Saya bisa pingsan nanti. Untungnya sebuah becak lewat, saya naik itu saja.

Bukan pilihan tepat ternyata.

Becak itu jalannya seperti keong. Padahal jarak ke rumah Kak Ussy tidak terlalu jauh. Alhasil sampai di rumah Kak Ussy sudah gelap.

Saya terguling waktu turun dari becak. Fyuh! Sangat memalukan bagi seorang warrior princess bukan? Hahaha. Sakit perut saya sudah sedemikian hebat, jadi saya berteriak memanggil kakak saya, yang langsung keluar dengan panik.
"Kenapa? Kenapa?" Serunya.
"Sakit peruuut... Tolong bayarin becaknya!" Yeah, biar sakit asal bossy :p

Tahu tidak, malam itu saya menodai jalanan kota lho. Hahaha.
Ceritanya kakak ipar saya membawa saya ke dokter dengan motor. Di tengah jalan, saya kepingin muntah. Saya tepuk-tepuk bahunya dengan panik.
"Mau muntah! Mau muntah!"
Ia langsung berhenti mendadak di tengah-tengah sebuah bundaran perempatan. Ya sudah, saya muntah-muntah deh di situ. Untung bukan tinggal di Singapura. Bisa bangkrut kami didenda.

Pak dokternya baik sekali. Dia tentara yang buka praktek malam di rumahnya. Dia bertanya pada saya dalam bahasa Sunda halus. Dan akhirnya saya jadi tahu, impuls syaraf saya yang berkaitan dengan bahasa ternyata bakal eror kalau sedang sakit. Saya sampai harus bertanya dua kali (dalam bahasa Indonesia) supaya bisa mengerti yang dia ucapkan. Duh!

Dan ada pertanyaan yang bikin saya bengong dari si pak dokter ini.
"Kamu nggak lagi hamil kan?"
"Enggak, Dok," jawab saya.
Eh, dia tetap saja menekan-nekan perut saya. Keras kan? Ya iyalah, saya kan lagi kembung, dok.

Dan saya muntah lagi di toiletnya pak dokter. Maaf, saya nodai toiletnya ya dok. Hihi.

Denny sudah ribut merencanakan akan membawa saya berobat ke rumah sakit tempat Sandra bekerja kalau saya datang ke Medan nanti. Padahal saya kan mau berlibur. Lagipula sakit kemarin itu karena keteledoran saya. Saya minum teh botol dingin. Padahal dokter sudah bilang itu big no no.

Saya tidak boleh minum softdrink teh, bersoda dan kopi. Saya tidak boleh makan sayur-sayuran tertentu yang menimbulkan gas di perut dan seharusnya saya tidak diet ketat.

Ya sudahlah. Fat is adorable, right?

Hehehe