Sunday, May 17, 2009

Surat Cinta Part 2


: musim semiku

Dalam jarak, masih saja tangan kita menggapai dan saling bersentuhan. Meski rindu kutekan dan kau kusembunyikan dalam angan.


Sebuah pesawat terbang melintas di langit biru. Siang itu di bandara, aku menunggu seorang teman dari luar kota.
"Lima belas menit lagi," ujar teman yang menemaniku. Ia membaca koran di depanku. Segelas coke tinggal separuh memisahkan kami.
Lalu sebuah pesawat melintas lagi, kali ini terbang rendah, menukik hendak mendarat. Aku menghela napas.
"Kenapa? Menunggu itu memang menjengkelkan." cetus temanku.

Kamu pergi terlalu lama. Itulah masalahnya. Dan aku berharap ada keajaiban ketika hari ini di bandara tiba-tiba kamu turun dari salah satu pesawat itu dan berlari kepadaku. Akan bagaimanakah kamu? Akan bagaimanakah kita?
Akankah kamu merentangkan kedua lenganmu lebar-lebar dan menyusupkan aku ke dalam hangatnya dadamu? Atau kita berdua akan berdiri mematung saling bertatapan, dan perlahan-lahan mengulurkan tangan untuk bergandengan?

Akan seperti apakah dirimu? Jangkung, kurus, dengan senyum ragu-ragu? Atau akankah kamu tersenyum lebar dan menyebut namaku dengan intonasi jelas: my Enno?

Aku kembali menghela napas.
"Sabar..." kata temanku.

Tidak. Aku tidak pernah sungguh-sungguh sabar jika menyangkut dirimu. Aku selalu berusaha, tetapi maafkanlah aku...
Aku nyaris tak pernah mampu. Aku selalu saja merasa ingin memarahimu karena membuatku begini. Menjadikan aku mahluk tidak sempurna yang dirundung emosi karena merindukanmu setiap hari.

Apa kata teman-temanku tentang aku? Mellow girl. Dan apa kata saudara-saudaraku tentang aku? Pemimpi.
Mereka menertawaiku diam-diam. Menganggapku gila karena mencintai bayangan. Menganggapmu tokoh fiksi yang aku ciptakan. Ya, kamu telah membuat mereka menganggapku seperti itu. Dan itu membuatku sedih, karena aku tak bisa membela diri. Karena aku tak mampu menghadirkanmu ke depan mereka saat mereka terkikik-kikik di belakang punggungku.

Kamu tak tahu semua itu bukan? Kamu tak tahu aku menderita sendirian. Tetapi tetap saja aku tak bisa menyalahkan dirimu sepenuhnya. Tetap saja aku mencintaimu.

Ya. Aku mencintaimu, musim semiku yang tidak pernah berakhir. Musim semi yang kemarin baru saja hadir dalam mimpiku, menggenggam tanganku erat-erat. Apakah itu pertanda baik untuk kita? Untukku khususnya? Jawablah untukku, karena hanya kamu yang tahu.

Sebuah pesawat mendarat. Suara mesinnya membuyarkan konsentrasi temanku. Ia melempar korannya.
"Ayo, itu pasti pesawatnya! Ini sudah waktunya!" Ia melirik jam tangannya.
Aku berdiri dengan enggan. Bukan kamu yang kujemput hari ini. Bukan. Lalu kapan?

Kupikir aku bisa mengalihkan pikiranku darimu. Kuhabiskan waktuku bersama teman-temanku. Ternyata aku salah. Kamu selalu menyelinap diam-diam dalam benakku.

Kemarin kukirimkan surat padamu. Adakah kau menerima dan membacanya dengan seksama?
Ada hal penting yang ingin kusampaikan. Bukan hanya tentang kita. Meski begitu rinduku tentu saja selalu nomor satu dalam daftarku. Apakah kamu merindukanku sebesar rinduku?

I love you as always.


Image and video hosting by TinyPic

3 comments:

ajenk said...

heemm...mbak enno maunya digimanain...langsung dipeluk? ato diliatin dulu trus gandengan? hehehehehehe....

nie said...

romantis. sungguh menggambarkan. nanti kalau ada updetannya lagi bilang2 yah, akan ku ikuti ;)

Enno said...

@ajenk: maunya dua2nya aja kali ya hahaha :)

@nie: makasih, ok tunggu ya :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...