Monday, January 19, 2009

Pergi Sana Jauh-Jauh

Kau berdiri di situ. Di sudut kotamu yang gersang dan panas. Meniupkan hawa pantai dan garam laut yang melengketkan keringat. Merengek, memelas, memaksakan kehendak. Kau. Ya, kau. Laki-laki yang hari ini akan kukutuk.

Di depanku seorang perempuan sedang menangis. Terbaring di ranjangku, memeluk bantalku. Pipinya yang putih basah oleh pedih. Kau. Ya, kau penyebabnya. Bukan yang lain. Kau menyakiti temanku.

Apa? Mau berdalih apa? Cinta yang kau punya? Aku sungguh tak tersentuh. Aku bahkan sangsi perasaanmu sejati. Bagaimana mungkin kau bilang mencintai temanku, sementara di sisimu sudah ada perempuan lain. Yang lebih berhak. Yang telah memberimu anak.

Kau. Ya, Kau. Cuma lelaki brengsek yang menyakiti hati temanku.

Tentu saja aku marah. Karena aku menyayangi temanku. Kau telah menoreh luka di hatinya polos. Cinta, katamu. Cinta yang mana? Tak lihatkah dirimu bahwa di sana isterimu pun sedang menangis, dan anakmu memanggil-manggil. Sementara kau sibuk mengajuk hati yang lain. Membujuk, merayu agar ia mau menikah denganmu. Tentu saja kuhalangi dirimu.

Apa? Aku tidak berhak katamu? Kau salah. Aku berhak. Karena ia datang padaku, meminta saranku. Dan sebagai perempuan aku berhak memperingatkan kaumku, agar tidak terjebak akal bulus cowok bejat macam dirimu.

"Dia bilang mereka menikah tanpa cinta. Isterinya orang yang keras kepala. Akulah yang dia cintai sejak dulu. Sejak kami masih duduk di bangku SMP. Dia bilang dia sudah tak tahan lagi dan akan menceraikan isterinya. Kalau aku mau menikah dengannya, besok isterinya langsung dia talak." Begitu kata temanku.
"Kalau tidak saling cinta, kenapa mereka menikah?" Tanyaku.
"Tidak tahu."
"Tanyakanlah."
"Sudah. Dia bilang mereka menikah terburu-buru."
"Dijodohkan?"
"Tidak."
"Kalau begitu mereka pacaran dulu. Artinya tetap saja ia pernah mencintai isterinya kan? Dan tahukah kamu, dear, setiap lelaki yang sedang selingkuh akan mencari alasan pembenar atas perbuatannya. Ia akan mencari-cari keburukan isterinya, seolah-olah dirinya suci, isterinya kotor."
"Tapi..."
"Tunggu dulu. Dan kenapa dia baru akan menalak isterinya kalau kamu mau menikah dengannya? Kalau memang dia sudah tak tahan dengan perkawinannya, ceraikan saja isterinya tanpa harus ada dirimu atau perempuan lainnya yang mau menjadi isteri berikutnya. Bukankah itu artinya dia culas? Bosan dengan yang lama, mau ganti yang baru?"
"Tapi..."
"Aku belum selesai, dear. Dan apa yang kalian sebut cinta itu? Dia mencintaimu sejak SMP? Berapa belas tahun sudah berlalu? Lima belas tahun? Itu hanya cinta monyet. Bukan cinta sejati. Barangkali itu cuma obsesi. Kalian tidak pernah berpacaran, sehingga sama sekali tak saling mengenal. Seberapa banyak perubahan terjadi pada seseorang sejak masa kecilnya 15 tahun yang lalu sampai ia dewasa dan menjadi seorang ayah? Banyak, dear. Ia bisa saja tetap sebaik dan semanis dulu. Tetapi bisa juga menjadi bajingan dan penjahat kakap. Oh, kau tidak benar-benar mengenalnya. Terlebih kalian baru bertemu lagi."
"Oh Retno..." Temanku menangis.
"Maaf," ujarku sambil memeluknya dengan sedih. "Maaf, aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku memang begitu. Selalu bicara lugas. Barangkali semua ini bukan urusanku. Tapi tolong pikirkan lagi semuanya. Aku tidak ingin kamu salah langkah, dear."

Dan kau. Kau yang berdiri di sudut kotamu yang gersang, segersang hati nuranimu. Sebaiknya pikirkan lagi baik-baik sikapmu itu. Kamu sudah menyakiti hati dua orang perempuan dan seorang anak darah dagingmu.

Pergi. Pergilah jauh-jauh dari hidup temanku. Biarkan ia melangkah ke depan tanpa gangguanmu. Kau. Laki-laki brengsek yang berdiri di situ.

18 comments:

Anonymous said...

sighhhh....

kenapa laki-laki selalu begitu?

Poppus said...

cerita lu mengingatkan gw pada cerita seseorang yang amat dekat sama gw bahkan ada satu bagian cerita lu gw alami sendiri. Lu tau lah bagian yang mana hehehe

Apisindica said...

Aduh Bu, Sabar-sabar..........
Tapi memang, laki-laki macam itu perlu diberi pelajaran. hehehe. Ajarin Mba!

Anonymous said...

Yah yah yah....
laki-laki oh laki-laki....
paling benci sama tipe laki yang seperti ini. Jangan percaya sama laki-laki penggombal mba.. terlalu banyak rayuan huhu...

Btw mba... yang jadi modelnya kok si Dita bleb²? tuh poto terlarang dia waktu jaman lil devil dahulu tuh wakakakkakaka....

Enno said...

@tea!: gak tau deh kenapa, tapi kan gak semuanya :)

@brokoli sehat: so, you know how it feels ya pop :)

@ceritayuda: kamu jenis yg spt itu gak? sini biar saja (h)ajar! hehehe

@mely: hihihi masa sih? kalo gitu ganti deh, tar klo itu terlarang, aku bs ditangkep polisi hahaha

Poppus said...

@ Tea : hehehe gak selalu begitu kok te. Ada juga kok yang baik :)

@ Enno : iya no, gw tau perasaan temen lu. Dukung dia terus dengan tidak menyudutkan dia no

hari Lazuardi said...

tidak semua laki-laki begitu...catet ya catet, kalau nyang jenis seperti itu mending di buang ke laut aja biar begaul ama ikan julung-julung :)

ANGGUN PUSPITA said...

DASAR LELAKI...nggak jelas semua maunya apa?

prima siregar said...

Yeah,,
Again and again..
Love is....

Enno said...

@brokoli sehat: yah sdh ckp dihiburnya mah, skr biarkan dia bangkit sendiri...

@hari: deuuuh laki-laki bersuara hahaha.. gak nuduh dirimu kok :D

@anggun puspita: gak semuanya begitu kok... yg baik byk lho :)

@prima siregar: ya namanya juga hidup, pasti ada yg ngalamin tragedi kan :)

Anonymous said...

Hajar aja mbak! Aku dukung! hehe :D

ajenk said...

fiuuuhhh....berat...


semoga temanmu menuruti kata2mu ya kak...semoga...

Enno said...

@hany: ih aku kan bkn preman han hehe

@ajenk: sudah kasih saran, gak didengar pun ya gak papa :)

Anonymous said...

Hidup enno...

ayo kaum wanita kita basmi pria-pria yang selalu berdalih "aku tidak mencintai istriku, aku hanya mencintai kamu.."

halahhhhh,,,
jadi de javu..;-P

Enno said...

aih maya, jadi penasaran dgn ceritamu... samakah gerangan? hmmm ;)

Anonymous said...

HAI laki2...tahukah kalian bahwa TAK SELAMANYA SELINGKUH ITU INDAH!!!!!

Anonymous said...

hmm...baca ini mirip bgt ma crita gw, gw tau rasanya, tp disini gw ada di posisi si istri, laki2 seperti itu emang kudu di binasakan dari muka bumi...

Enno said...

@anonim: ikut bersimpati... :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...