Monday, January 26, 2009

Kenangan Hujan

Tiga hari sudah saya menunggu hujan yang tak kunjung turun. Saya berusaha menyandera waktu agar tak pergi buru-buru, karena saya akan semakin banyak menjumlah hari-hari gersang penuh debu.

Dari jendela bus yang saya tumpangi, saya lihat stasiun kereta api itu. Tempat yang dulu selalu membuat hati saya berdenyar pedih. Anehnya kali ini saya tak lagi peduli dengan tempat itu. Saya melewatinya seperti melewati tempat-tempat lain. Dengan tatapan sekilas dan pikiran sekosong poci teh saya tadi pagi. Ibarat sehelai daun teh tertinggal di dasarnya, yang akan hanyut ketika dicuci.

Lalu hujan berkunjung. Gerimis. Menyelinap lewat kaca bus yang saya biarkan terbuka. Hujan. Bila saya menulis kata itu, pacar saya akan mengerutkan dahi. Kata hujan memiliki arti lebih dari sekedar tetesan air dari langit baginya. Awalnya dulu ia selalu bertanya tentang 'hujan.' Berulang-ulang, sampai saya bosan dan puncaknya menangis kesal. Sejak itu ia berhenti bertanya tentang hujan yang dimaknainya sendiri.

Pagi ini hujan. Membawa banyak kenangan di benak saya. Tidak. Jangan mengerutkan dahimu, sayang. Biarkan saya bercerita tentang hari ini. Ketika saya menyusuri kenangan dalam rinai hujan yang membuai kota dengan wangi tanah dan debu basah.

Saya melewati pertokoan yang dulu selalu membuat saya sibuk mencari-cari tanda kehadiran masa lalu. Tempat nongkrong, tempat duduk menunggunya merokok, tempat membeli minuman kemasan, tempat dimana ia membeli lensa. Hari ini saya bahkan tak ingin menoleh barang sedetik pun. Saya tak peduli. Saya mengingatnya, tapi tak lagi dalam rasa yang melankolis.

Masihkah kamu harus cemburu jika namanya saya sebutkan sesekali, hanya karena ia telah bermetamorfosa menjadi teman saja?

Hujan akan selalu datang. Namun yang saya tahu, saya hanya mencintai seorang laki-laki yang selalu menyuruh orang-orang mengingatkan saya makan, yang selalu menyuruh saya tidur nyenyak, yang mengirimi saya lagu-lagu yang liriknya mewakili perasaannya. Laki-laki yang merelakan saya pada Harry Potter, yang melarang saya menjadi ratu lebah, yang bersamanya saya merasa utuh dan perempuan. Laki-laki yang panggilan sayangnya adalah 'K.'

Tsukuba ne no
Mine yori otsuru
Minano-gawa
Koi zo tsumorite
Fuchi to nari nuru

K, itu dari Kaisar Yozei untuk kamu ;)

8 comments:

Dita Oktamaya said...

manis banget mbak..^^
jadi pengen lihat si K itu...^^

Enno said...

hahaha kami berdua kan memang manis2 ;)

Anonymous said...

huuuaa..T O P B G T dah!!!

Enno said...

ah ini kan cuma lagi ngelantur pas dedlen .. :)

Panio said...

huhuhu.sweet bgt..bacanya ko aku jd mellow sendiri yah?
hehehe

Enno said...

wah pdhl gak maksud bikin mellow lho :)

Poppus said...

ah enno. Cepetan deh lo bikin buku

Enno said...

hahaha apa seh pop! udah deh lo merid dulu gih, baru gue bikin buku :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...