Monday, January 12, 2009
Hujan Kemarin. Hujan Hari Ini
Hujan kemarin
Sakit saya bagaikan langsung sembuh waktu kongkow dengan Novi dan si kecil Arya di Cilandak Town Square. Sepanjang siang yang mendung kami berdua bercengkrama seperti dua orang yang memang sudah sering bertemu.
Akhirnya bertemu si kecil Arya, yang langsung lengket pada saya! Senangnya! Tiba-tiba saja ia dan saya sudah bermain bersama. Tiba-tiba saja ia sudah ada dalam gendongan saya, minta disuapi ayam goreng dan kami makan es krim berdua.
Karena Arya, jadilah kami melanjutkan obrolan sambil bermain di Time Zone. Jangan salah, saya suka sekali main di sini, meskipun Novi jelas tidak. Tetapi karena Arya kecil harus diawasi, terpaksa saya tidak ikutan main. Kami mengobrol dengan suara kencang, berhubung keriuhan di Time Zone itu sudah mencapai entah desibel berapa.
Yang belum pernah bertemu Novi, jangan dulu bertanya pada saya seperti apa dirinya ya. Soalnya kemarin dia belum jadi dirinya sendiri. Kemarin itu dia adalah ibu dua anak yang pontang-panting mengasuh anak bungsunya yang bandel. Dan saya pun kecipratan jadi ibu-ibu. Haha. Kami berlari kesana kemari mencegah Arya meraih barang, bergelinciran di lantai yang licin dan masuk ke kolong rak display barang. Ck ck.
Terbayang repotnya kalau si sulung Adam juga diajak. Percayalah, ibu yang satu ini sungguhan butuh pembantu rumah tangga. Berat badannya saja sampai turun 10 kilo gara-gara capek dan kerepotan.
Selagi bersama Novi, saya jadi kangen Popi. Kami mencoba menghubungi si mojang Bandung, tapi ponselnya tidak aktif. Padahal, kalau kami kumpul bertiga dipastikan suasananya akan menjadi 'gila.'
Saya dan Novi sudah janjian lagi. Pokoknya sebelum dia pulang ke Jambi, kami bertemu lagi. Mudah-mudahan, kongkow berikutnya cuaca cerah, Popi bergabung dan kami bertiga bisa gila bersama. Hehe.
Hujan Hari Ini.
Tadi malam Pemred telepon dari Kalimantan, minta digantikan wawancara. Jadi pagi ini saya dan fotografer saya, Dody, berangkat menembus hujan pagi yang membadai. Bukannya sebal, saya malah senang. Toh baju saya tidak basah karena memakai jas hujan model setelan. Motor Dody menembus kemacetan dan jalan raya yang banjir. Air menciprat tinggi di kiri kanan kami. Saya tertawa-tawa sampai Dody geleng-geleng kepala.
"Wah malah girang. Kalau cewek lain pasti sudah mengomel-ngomel kebasahan!" Serunya di antara deru lalu lintas bercampur suara hujan.
"Buat apa mengomel. Nikmati saja. Seru kok!" Teriak saya.
Hujan semakin deras dan saya semakin senang. Untungnya kami berada di jalan protokol sehingga tidak perlu khawatir bahaya pohon tumbang. Motor Dody melaju melewati kawasan Karet. Meliuk-liuk menghindari bahaya lubang yang tertutup luapan air. Saya tertawa... tiba-tiba, SPLASSSH!!! Muka saya tersiram air yang menciprat dari sebuah motor yang melaju mendahului.
"Aaaaargh! Airnya kena muka saya, Bapak!"
Si pengendara motor menoleh dan sempat-sempatnya melambaikan tangan. Huh! Malah sok akrab.
Meskipun kata Dody saya tampak girang main hujan-hujanan, tak urung sampai di kantor saya meratap juga. Aaaaaargh!!! Sepatu baru gue basah! Huhuhu hiks....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
asyik ya main hujan?
pernah menempuh perjalanan darat yang seharusnya tembus 12 jam namun harus dilalui 4 hari 3 malem? plus hujan, lumpur, laper, macet, ditengah belantara? itu lebih asyik enno... dan itu ada di kalimantan, hehehe :)
hahaha... jangan salah bang, saya sudah pernah :P
Post a Comment