Thursday, August 28, 2008

Akulah Hujan

Akulah hujan yang datang senja ini. Hujan yang mengguyur Jakarta yang mulai kerontang. Mengisap habis debu-debu yang berkelana ke paru-paru. Aku, hujan yang ditunggu-tunggu.

"Hujan!" Seorang teman berseru girang. Yang lainnya meributkan rute pulang yang pasti akan digenangi banjir. Aku menyimak perdebatan kecil itu dan memperhatikan titik-titik air yang menderas, jatuh bersamaan ke atas genting rumah sebelah.

"Alhamdulillah..." Seseorang berbisik. Barangkali bersyukur karena perdu mawarnya tak jadi mati kekeringan.

Akulah hujan yang menumbuhkan segala hidup. Meresapi pori-pori Gaia. Mempersembahkan nyawa bagi sulur-sulur yang lara. Aku hujan yang darinya tercipta sungai, danau, laut, bahkan bencana banjir. Aku, musik bagi pesta para kodok di sawah-sawah tergenang sehabis tanam.

Tak ada yang terlewat oleh ranting-ranting airku yang melebar seperti jemari, mengalirkan segala mimpi.

(Ada yang memutar lagunya Fergie 'Big Girls Don't Cry' dari Youtube dengan volume maksimal)

Dan kenangan melintas dari waktu dan ruang yang lain. Akulah hujan yang mengaburkan kaca-kaca mobil yang merayap menuruni bukit curam itu. Aku, yang datang bersama kabut dan angin topan. Aku yang semula membujuk mereka untuk tak berlalu segera.

(Berharap seseorang masih ingat sebuah perjalanan yang melelahkan. Sebuah petualangan yang menyenangkan. Sebuah kenangan yang tak lekang)

Di luar matahari padam. Bulan datang menyingsing malam. Galaksi menyalakan bermiliar lentera. Di jendela, tak lagi tercurah titik air. Awan mengempis. Muatan sudah habis.

(Menatap jendela lain. Sebuah noktah dan nama yang tak kunjung menyala. Aku berharap kamu tahu, aku menunggu)

"Nggak ada bulan kembar. Dimana-mana bulan ya cuma satu."
Itu katanya kemarin dulu.

16 comments:

Anonymous said...

klo mba hujannya,,boleh dunkz aq jadi embernya buat nampung hujan..:D

Anonymous said...

Dan akulah orang yang selalu suka dengan tulisan mu...hehehehe....

Enno said...

@erwin: boleeeh... embernya harus gede ya, soalnya deras banget :D

@novi: wah, makasih ibu asrama :)

Arief Firhanusa said...

Sebuah fragmen hujan yang menghanyutkan (sttt... jangan hanyut beneran oleh lara itu yang beb)

Enno said...

@ Arief: wadoh, yang lara cuma sulur2 tanaman entu, bukan aye, bang! hehehe :D

Anonymous said...

Hujan yang kau katakan itu mengingatkanku kembali kepada waktu yang lalu, ketika tubuh berbicara kepada tubuh yang lain dalam bahasanya yang semua orang pasti akan mengerti, akan tahu.... aah aku ingin hujan itu turun kembali, dan aku ingin tubuh itu ada disini...

Ngaciiiiiiiiirrrrrrrrrrrrrrr....

Arip said...

Akibat hujan2 kemarin:
-Jaket basah
-Jatuh dari motor
-Pilek dikit
-Makan enak
-Tidur nyenyak

Tamrin said...

Bdg juga lg hujan nih... ^_^. Lam kenal.

>Lets Change The World!

Enno said...

@tamrin-next CEO: wah hujan di bandung lebih indah... jadi kangen bandung :) salam kenal juga tamrin!

@arip: akibat yang sama menimpa diriku juga hehe

@simbah: halah dasar wong purwokerto gemblung! hehehe

Anonymous said...

Jadi kangen sama 'pria hujan' ga mbak? :P

Anyway, jangan lupa add aku di plurk donks. Aku lagi belajar sama plurks nih,hehe :D

Enno said...

hanny, plurksnya sdh di add :)

ipam nugroho said...

saat gersang membakar jakarta..berkah Sang Pencipta membasahi tanah, lega rasanya saat ummatnya menyongsong bulan yang penuh berkah..

Haris Firdaus said...

slm mbak enno. saya suka sekali hujan...

Anonymous said...

Hujan, membuat manusia berhenti sejenak, merenungi makna dalam angin dingin yang memeluk, dan seperti biasa nostalgia akan menari-nari disana ;)

Enno said...

@ travellous: ya betul rei! hey, pa kabar dirimu? ^^

Unknown said...

hai mb enno...salam kenal aku JJ...aku suka baca tulisan mba enno walau aku ga punya blog karna ga tau cara bloging :D gaptek banget dah ah...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...