Seharusnya ia memahami prinsip saya itu. Seharusnya. Tapi mungkin ia lupa, atau lebih mungkin lagi menganggap saya sepele. Bisa jadi mentang-mentang lebih tua ia berpikir 'ah, anak kecil ini. Biar aja. Paling juga marah-marah sebentar lalu baik lagi.'
Saya memang tidak pernah marah lama-lama. Saya akan marah saat itu juga, lalu selesai. Saya tidak suka membawa-bawa persoalan sampai berhari-hari lalu menjadi dendam kesumat dan musuh bebuyutan, apa lagi sampai menyumpahi. Tapi bukan berarti saya tidak akan mencatat apa yang terjadi. Saya akan mengingatnya agar saya waspada lain kali.
Saya selalu percaya, Tuhan tidak tidur. Tuhan akan membela orang yang dizalimi.
Ketika hari itu ia meminta semua bukti pengambilan barang dan berjanji akan membayari bagian saya juga, saya mempercayainya. Saya tidak pernah minta dibayari, Tuhan tahu. Ia yang berjanji duluan, dan siapa sih yang tidak merasa senang akan dibayari sesuatu yang harganya lumayan mahal? Saya bahkan oke-oke saja waktu ia minta dua barang dan mengalah hanya kebagian satu. Padahal kalau mau adil, seharusnya tiga barang itu dibagi dua.
Seminggu kemudian ia datang dan mengembalikan bukti pengambilan barang bagian saya yang tadinya ia pegang. "Punyaku sudah diambil, punya kamu belum. Kalau kamu nggak punya uang, gimana kalau kamu jual beberapa bagian hasil panen untuk membayarnya?"
Saya melongo. Saya sakit hati disuruh menjual hasil panen. Bukankah katanya ia yang mau membayari?
Masih kurang puas bertingkah sepertinya, ia mengeluarkan barang-barang yang sudah diambilnya dan diacungkan di depan muka saya. "Aduuuh bagus banget kan? Hehehe..." Katanya sambil tertawa-tawa.
Saya ingin sekali menghantam wajahnya saat itu juga. Tapi tidak. Saya bukan orang yang suka main tangan. Rendah sekali kalau saya berbuat begitu.
Saya masih melongo, lalu katanya, "Nanti kalau misalnya kurang aku tambahin deh."
"Nggak usah," sahut saya dingin sambil merenggut kertas itu. "Nggak usah bawa-bawa hasil panen juga. Aku bisa bayar sendiri. Kamu pikir aku nggak mampu? Kamu pikir aku cuma diam saja di rumah dan nggak punya pendapatan?" Saya tertawa sinis. "Aku nongkrong terus di depan komputer itu kamu pikir aku cuma main game dan nulis-nulis nggak jelas? Ckckck... rese memang penyakit yang nggak bisa disembuhin kayaknya."
"Ih, ngatain orang rese..."
"Memang rese," sahut saya masih dengan nada sedingin es. "Cuma orang rese yang suka janji-janji nggak jelas, lalu mengingkarinya sendiri. Sudah ditungguin seminggu, ternyata tetep aja harus aku yang bayar sendiri. Buat apa aku buang waktu? Dari seminggu yang lalu, kalau kamu mau tahu, aku sudah bisa membelinya sendiri!"
Tuhan tidak tidur. Seperti saya bilang tadi, Tuhan selalu tahu apa yang terjadi. Tuhan tidak tinggal diam membiarkan umatNya dizalimi. Dan teguran itu tiba.
Kemarin ia harus mengeluarkan uang puluhan juta untuk suatu musibah yang menimpa salah satu anggota keluarganya. Nilai itu puluhan kali lipat dari nilai janjinya pada saya. Saya bersumpah tidak pernah mengutuknya atau mendoakan dia supaya mendapatkan hal buruk. Bahkan saya ini pun saya tidak sedang menertawai atau mensyukuri. Saya prihatin, karena ia mendapatkan balasan yang begitu parah.
Saya menulis ini untuk mengingatkan diri saya sendiri. Bahwa benar Tuhan tidak tidur. Tuhan tahu saya ikhlas dizalimi, tapi Tuhan memberi peringatan pada pelakunya. Saya tidak tahu apakah ia menyadari perbuatannya yang sudah menyakiti saya. Tapi bagi saya itu sudah tidak penting lagi.
Saya hanya semakin mencintai Tuhan, Karena Ia mencintai saya juga.
gambar dari sini
11 comments:
Salams,
Saya sangat sangat sangat suka blog kamu.
Be happy! Please take care.
dibilang karma nggak juga ya. mungkin memang balasan karena nggak menepati janjinya. Toh memang itu salah satu sifat yang nggak disukai Tuhan.
Hi, lovely! mind to visit and follow me?
I've follow you back then =)
http://pramuditapuspitatemi.blogspot.com/
@blue pixie: halo nur, thanks ya... saya juga suka blog kamu.. isinya mencerahkan :)
@henny: hmm iya bkn karma, mgkn teguran :)
@pramudita: halo desainer, salam kenal! kapan2 bikinin aku model baju yg keren ya ;)
rasaiiinnn tu org,, hehehehe
*jahat banget*
*senyum setan*
-_- tuhan gak tidur ya enn.
tuhan liat kok apa yang kita kerjain. dan pasti juga kita dapet balesan dari yang kita kerjain itu..
wew.... turut prihatin ya sm org yg rese itu. tuhan memang bekerja. keep spirit enno :)
@shinta: hehe tenaaang,,, aku jg dah ga kesel kok shin :)
@hans: iyaaa... kamu bijak bgt deh hans... udah ga bete rupanyo? hehehe
@maya: iya may, cm bisa prihatin dan mudah2an jd bhn introspeksi :)
nggak dong enn. moodku bisa berubah 5 menit sekali loh, hehehe
hihihi... aneh ih! kok lbh gawat dr ce PMS ya?
pis! :))
wah....kemarahan bs jadi tulisan yang bagus ya :)
thumbs up buat mba enno :)
Tuhan memang tidak tidur..pernah nih ngalamin hal serupa...di bohongi org, gag lama orgnya kena batunya....
Post a Comment