Kau tidak bisa menemukan aku dimana pun. Aku ada di sini, di sebuah kota yang jauh dan cukup ramai. Aku berbaur dengan ribuan penduduknya. Tidak. Aku tidak sedang sembunyi. Aku cuma pergi, mengerjakan lagi hal-hal yang kusukai.
Apakah itu? Well, kenapa tanya? Kupikir kau cukup mengenalku. Atau barangkali kau ini mengira mengenalku, padahal sesungguhnya tidak. Bukankah jawabannya mudah. Selalu ada kaitannya dengan huruf-huruf, kertas dan pena. Mungkin sedikit teknologi seperti komputer dan printer.
Dan anak-anak!
Lihatlah. Mereka ada di sekelilingku. Menatapku dengan mata mereka yang polos dan berbinar-binar, di wajah-wajah berseri dengan senyum nakal.
Kemarin aku merasa diriku perlahan-lahan berubah. Tidak lagi menjadi aku yang gembira dan suka tertawa. Aku membenci wajah murung yang kulihat di cermin setiap hari, sama seperti aku membenci suara-suara di luar sana yang mengataiku gila.
Aku tidak lagi menjadi seseorang yang menunggu.
Kau boleh datang, tidak pun tidak apa-apa.
Kau boleh terus mencintaiku, tidak pun tidak apa-apa.
Meski aku tak bisa bohong bahwa aku ingin kau ada di sini sebelum tahun berganti.
Biar begitu kau harus tahu, aku sudah cukup menderita menghitung hari dan menanti yang tidak pasti. Aku punya hidupku sendiri. Bukankah kau sendiri yang bilang aku bisa menjadi apa saja yang kumau. Maka inilah aku.
Aku ada di sini. Mengerjakan hal-hal yang menggembirakan dengan anak-anak ini. Tidak untuk selamanya. Seminggu di sana, mungkin seminggu di sini. Beberapa hari di kota A, beberapa hari di kota B. Setelah ini entah aku akan kemana. Tapi pasti menuju sesuatu yang sama, sesuatu yang kusukai. Sesuatu yang membuatku lupa menatap kalender.
Aku pergi, sebelum mereka menyuruhku pergi. Tapi bukan demi dirimu, melainkan demi diriku sendiri.
Tidak. Aku tidak akan lagi menjadi aku yang kemarin. Aku ini kain organza. Tak ada apapun bisa membuatku kusut dan koyak.
Kalau kau masih mencintaiku, hitungannya dimulai lagi dari nol.
Apakah itu? Well, kenapa tanya? Kupikir kau cukup mengenalku. Atau barangkali kau ini mengira mengenalku, padahal sesungguhnya tidak. Bukankah jawabannya mudah. Selalu ada kaitannya dengan huruf-huruf, kertas dan pena. Mungkin sedikit teknologi seperti komputer dan printer.
Dan anak-anak!
Lihatlah. Mereka ada di sekelilingku. Menatapku dengan mata mereka yang polos dan berbinar-binar, di wajah-wajah berseri dengan senyum nakal.
Kemarin aku merasa diriku perlahan-lahan berubah. Tidak lagi menjadi aku yang gembira dan suka tertawa. Aku membenci wajah murung yang kulihat di cermin setiap hari, sama seperti aku membenci suara-suara di luar sana yang mengataiku gila.
Aku tidak lagi menjadi seseorang yang menunggu.
Kau boleh datang, tidak pun tidak apa-apa.
Kau boleh terus mencintaiku, tidak pun tidak apa-apa.
Meski aku tak bisa bohong bahwa aku ingin kau ada di sini sebelum tahun berganti.
Biar begitu kau harus tahu, aku sudah cukup menderita menghitung hari dan menanti yang tidak pasti. Aku punya hidupku sendiri. Bukankah kau sendiri yang bilang aku bisa menjadi apa saja yang kumau. Maka inilah aku.
Aku ada di sini. Mengerjakan hal-hal yang menggembirakan dengan anak-anak ini. Tidak untuk selamanya. Seminggu di sana, mungkin seminggu di sini. Beberapa hari di kota A, beberapa hari di kota B. Setelah ini entah aku akan kemana. Tapi pasti menuju sesuatu yang sama, sesuatu yang kusukai. Sesuatu yang membuatku lupa menatap kalender.
Aku pergi, sebelum mereka menyuruhku pergi. Tapi bukan demi dirimu, melainkan demi diriku sendiri.
Tidak. Aku tidak akan lagi menjadi aku yang kemarin. Aku ini kain organza. Tak ada apapun bisa membuatku kusut dan koyak.
Kalau kau masih mencintaiku, hitungannya dimulai lagi dari nol.
19 comments:
lohhh kok hitungannya mulai dari nol lagi?
salam buat anak2 kecil yg lucu ya no ;)
lohhh kok hitungannya mulai dari nol lagi?
salam buat anak2 kecil yg lucu ya no ;)
kain organza... bagus banget pemilihannya. sip!
Sabar ya Mbak.
Saya juga menghitung hari dan ingin "DIA" ada disamping saya sebelum tahun berganti.
Apapun alsannya, ga mau tau!
:)
Jangan marah, kalau cinta selalu ada maaf, betul?
Mbakkkkk,
Aku yang nyolong link dari bulan lalu aja baru bilang sekarang.. hihihi.
Makasi supportnya Mbak,
btw, aku kasih mbak lemparan bola looo.. coba baca postinganku yang "Maen Bola, yuk?"
Doain dapet Black berry ya Mbak... hehehhehehe!
Mwah!
Miss you, too.
satu lagiiiiiiiiiiiiii..
Apa itu kain organza?
Kata2 Mbak Enno emang dasyat.
hehehee.
perginya jangan terlalu lama, mbak enno. kembalilah saat sudah rindu...
waduh direset ya dari nol lagi... :D
Enno, aku melihatmu sebagai wanita yang tidak hanya ingin menikmati cinta saja tapi juga giat merawatnya. Kamu menjaga komitmen & berjuang atas apa yang kamu yakini sebagai sesuatu yang pantas untuk diperjuangkan.
Disini, aku melihat pasanganmu sering berhenti pada keinginan menikmati cinta tanpa mengingat bahwa untuk mencapainya diperlukan kerja keras dan usaha yang tidak sedikit.
Butuh dua kaki untuk bisa berjalan tegap, seperti juga keinginan untuk didengar dan bukan hanya menjadi pihak yang selalu mendengar.
Cinta itu butuh dua pihak yang saling menguatkan.
Kalo memang sayang, tunjukkan lewat tindakan nyata...
Pasanganmu ga tahu betapa beruntung dia punya kamu...
Sok tau banget yak...
Maap En, aku sebel aja sama cowok yang cuma bisa bilang AKU CINTA KAMU tapi ga bisa mewujudkan itu dalam tindakan nyata. Kalo cuma gitu doank siy, aku juga bisa.
Kalo emang kamu sayang Enno, jangan ragu-ragu untuk menunjukkannya.
Datang & buktikan kalo kamu itu LAKI-LAKI SEJATI !!
*mikir..
kira-kira, Mba Enno suka main bola ga ya?
http://dianari09.blogspot.com/2009/12/main-bola-yuk.html
Ha..?
dari nol lagi..?
aduh... kelamaaannnn...
kapan kawinnya..? hehehe
miss u Enno
saya juga ga mau jd seseorang yang menunggu mb enno...
ganbatte!!
kain organza itu yg kayak apa ya mbak.. taunya kain pecca nih..
knapa dikau melo sekali mbak, melo itu jatahku... wkwkwk *mbales komennya yg kemaren*
aku ada ewot buat dirimu cintah... diambil yah,..
organza itu apa sih>??
kok?
kok sedi?
*hugs*
jangan sedi2 dong mbae, aku jd cemas kalo mbaeku sedi...
:((
Woow.... keren banget kata2nya...
Entah kenapa, saya (sok) ngerti perasaan kayak gitu..
Maju terus mba Enno... I'm on your side :)
Ennoo, somehow gw gak sedih baca posting ini. Karena ini bukan posting sedih, ini posting yang optimistis dan kuat. Semoga terus berbahagia no, dimanapun lu berada :)
ennnooooooooooo.......
ternyata waktu gw telp itu ini yang kamu kerjakannn
semangatttt!!!!
@all: bingung mau jawab apa... tp makasih ya komen2nya :)
Post a Comment