Friday, February 8, 2008

Perdebatan Pertama

Itu adalah perdebatan pertama kita. Tentang anak-anak tersayang. Aku tidak mengerti, mengapa kamu keras sekali.
Waktu si sulung terbatas kini, katamu. Dia punya banyak jadwal les tambahan dan baru pulang bila sore menjelang. Dan kamu tidak bisa selalu mengantarnya ke warnet untuk online sebentar. Kamu bilang, kamu angkat tangan karena harus pula mengasuh dua adiknya. Kalau kamu jengkel, kamu terpaksa membentak mereka.
Tentu saja aku gusar. Salahkah kalau aku tak setuju caramu itu. Anak-anak kesayanganku yang manis kamu bentak. Kenapa kamu begitu tega.

Dengar ya. Aku bukan hendak menambah beban. Aku justru ingin membantu. Tapi kamu pura-pura tidak tahu. Atau tidak peduli?
Si sulung yang penuh bakat jangan kamu jerat. Dengan kewajiban berat menjadi orang yang sempurna dan paling kuat.

Dia cuma anak kecil sepuluh tahun, kataku. Jangan kamu suruh dia menjadi dewi yang tak boleh berbuat salah.
Dengan keras kepala kamu menukas. Memang dia tidak boleh salah, karena di belakang adik-adiknya turut melangkah.
Dia cuma anak sepuluh tahun, kataku lagi. Kenapa begitu keras, nanti dia kebas. Longgarkan sedikit talimu, biarkan dia bernapas. Sedikit salah tidaklah payah. Manusiawi, bukan dewi.

Coba saja kamu jadi aku, balasmu. Setiap hari sibuk mengurus anak, tak ada jeda barang sejenak. Coba saja menjadi orangtua tunggal. Rasanya seperti bagal. Dengan beban berat dan kaki terjerat.
Oh, bukan berarti aku tak ikhlas, kilahmu buru-buru. Aku mencintai mereka lebih dari nyawaku. Tapi kamu hanya bisa mengkritik aku. Coba kesini. Lihat tugasku sehari-hari.

Baik. Tunggu saja, kataku. Tunggu di sana sampai aku tiba. Dan kita bisa bertukar tempat. Kamu tidur saja di hotelku. Aku di rumahmu. Aku ingin mencoba menjadi bagal. Dengan beban berat dan kaki terjerat.

Kenapa? Tanyamu bebal.
Kenapa? Balasku kesal. Bukankah alasannya bisa kamu terka. Jangan pura-pura tidak tahu apa-apa.

5 comments:

Anonymous said...

perdebatan ini, mainin emosi sekali. ngomong2 ini perdebatan real in ur life? Fiuuh... begini nih, klo orang pintar ketemu orang pintar :p

dialog2 nya itu loh, ketauan bgt yang ngomong kayaknya pinter2 pola pikirnya.

(ditunggu perkembangannya)

Anonymous said...

Iya ini perdebatan riil... emang agak dipuitikalisasi dikit sih... hehehe... tapi kurang lebih begitulah :)

Orang pinter minum tolak angin kekekekek (malah iklan!)

Anonymous said...

Wuiih...jadi pgn tau perkembangan selanjutnya (bukannya ngompor2 in ya Mbak :p)

Enno said...

ahahaha... minta doa restunya aja ya :p

Anonymous said...

semoga semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar ya mbak..:) jangan lupa kabari aku kalau ke jogja..:)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...