Adakah sebuah tempat di mana seseorang bisa menjual perasaannya yang tidak diinginkannya lagi?
Adakah sebuah tempat di mana seseorang bisa membuang seluruh rasa sakitnya yang mendera dari hari ke hari?
Adakah sebuah tempat di mana seseorang bisa menukar ingatannya dengan yang lebih baru, kosong tak bercela?
Ada? Di mana? Beritahu aku.
..................................
E-mail from Perth:
Berjanjilah untuk terus hidup. Nggak peduli hati lo hancur-hancuran kayak gimana. Terus hidup. Untuk gue. Untuk orang-orang yang sayang lo. Yang percaya lo bisa.
..........................
E-mail from her:
Setiap hari, setiap bangun tidur, setiap kali denger ayam berkokok, yang gue ingat adalah suatu pagi yang lain. Di sebuah rumah yang lain. Kamar yang asing. Dengan kokok ayam jantan yang nyaris sama dan udara pagi yang aromanya nyaris sama. Waktu itu, gue masih punya dia, dan berpikir gue akan terus punya dia sampai gue mati duluan dan dia yang nguburin dan doain gue.
Waktu itu, mereka memastikan. Dia ada. Untuk gue. Untuk seseorang juga. Meskipun gue nggak tau ke depannya bakal gimana, tapi gue bahagia dan berusaha setengah mati menyiapkan diri.
Tapi dia pergi. Seperti seseorang itu juga.
Apa salah gue? Segitu nggak layaknya kah gue untuk mereka?
Setiap hari, setiap bangun tidur, setiap kali gue ucapkan doa di pagi buta, yang gue minta cuma mereka.
Iya, itu bodoh. Yang mati nggak akan hidup lagi. Yang pergi sudah jelas nggak akan kembali.
Gue hancur kata lo?
No. I'm dead. Definitely dead.
.............................
E-mail from Perth:
Oh come on.
Lo tetap menulis. Ketawa-ketawa. Jalan-jalan. Berteman. Lo hidup. Dan itu cukup. Jangan tenggelam lagi, please. Gue akan mati bersalah di sini karena nggak bisa jaga lo.
Lo masih anggap gue sahabat, kan? Masih anggap gue kayak sodara? Kalo gitu, lakukan demi gue. Lo paling jago melakukan sesuatu demi orang lain. Jadi, lupakan keegoisan diri lo sendiri. Kepentingan gue adalah melihat lo baik-baik aja.
.............................
E-mail from her:
Lo tau kenapa gue suka film Walking Deads?
Karena zombie-zombie itu mengingatkan gue pada diri sendiri. Gue memang hidup. Tapi gue zombie. Bedanya, gue nggak makan daging manusia, itu aja.
................................