Thursday, August 20, 2009

Dari Zona

: Endang

Pertanyaan pertamamu di fesbuk adalah, "Kucingmu sudah berapa?"
Aku tergelak sendiri. Kamu dari dulu selalu paling mengerti aku. Kamu tidak seperti orang lain yang bertanya sudah berapa anakku. Kamu tahu apa yang bisa kuterima, apa yang tidak.

"Hey centil, sombong lu. Kemana aja?"
"Udah insaf tau!"
"Nggak mungkin yang namanya Enno nggak centil lagi."

Lagi-lagi aku tertawa. Apa sih yang pernah kulakukan dulu waktu kita masih kuliah dan tinggal di rumah kost yang sama, sampai membuat kamu menilai aku centil?

Yang kuingat, aku judes, suka tertawa dan berbuat iseng. Oh, dan sering mengomentari cowok-cowok keren yang kita jumpai saat sedang hang out dengan teman-teman. Iya kan? Hahaha.
"Masalahnya rumit, Ndang. Jadi ceritanya gini... eh bentar, bentar! Cowok yang tadi lewat manis ya? Ya ampun lucu bangeeet..."
"Aduuuh....! Kok bisa ya sempet-sempetnya lihat cowok pas lagi ngobrol serius!"
"Hehehe."

Dulu kamu memanggilku Zona. Gara-gara setiap waktu ujian aku selalu memasang tulisan 'Zona Belajar. Dilarang Berisik' di depan pintu kamar.
"Si Zona lagi belajar," katamu sambil tertawa. "Sejak kapan namanya jadi Zona?"
"Zona itu maksudnya kawasan tau!"
"Ah panggil Zona aja deh mulai sekarang."

Melihat fotomu di fesbuk, tak ada yang berubah pada Endang yang dulu. Wajah dengan senyum lebar dan mata bundar tajam yang sama, yang dulu suka menempel di kaca jendela kamarku. Mencari tahu apakah aku sedang tidur.
"Zona! Udah lapar belum? Beli makan yuk!"

Dulu, kamu yang paling antusias membaca tulisan-tulisanku.
"Bagus bangeeet. Pinter banget sih nulis kayak gini. Wah pengarang sejati."
Tahukah kamu, betapa berartinya antusiasme-mu itu bagiku? Pujian-pujian kecilmu yang sepintas lalu, tapi nyatanya menambah semangatku untuk terus menulis.

Ngomong-ngomong, kamu masih suka mencubit-cubit siku orang? Kebiasaan jelek yang menggelikan. Siapapun yang berada di dekatmu, entah sedang mengobrol atau menonton tivi, siku tangannya pasti jadi sasaran. Hahaha.
"Geli tau!" Si korban akan menepis tangan isengmu.
"Ih, biarin ah! Udah kebiasaan." Kamu tetap cuek.

"Lu dicari Upie," ujarmu.
Upie yang digelari Doraemon di kost kita dulu. Upie yang kaki dan tangannya mungil sekali. Yang senyumnya lebar dan sering menjerit-jerit kalau diisengi.

Pernahkah kamu berpikir betapa mengasyikkannya hidup kita dulu? Kita, enam belas orang gadis yang tinggal seatap demi mengejar cita-cita.
Kamu masih ingat tradisi merayakan ulangtahun di restoran, Ndang? Masih ingat sembahyang magrib berjamaah dilanjutkan mengaji bersama-sama? Masih ingat saat kita memanggil ustadz untuk mengimami sholat tarawih dan memberi tausiyah setiap Ramadhan?
Aku akan selalu ingat. Setiap detail, setiap keping kenangan. Setiap hal yang kita lewati bersama sampai satu persatu dari kita diwisuda.

Dan aku ingat kebiasaan burukku yang membuat sengsara Mbak Lilis, di sebelah kamarku. Tengah malam aku sering mengetuk pintu kamarnya. Ia terbangun dan menemukan aku di depan pintu.
"Numpang tidur ya, Mbak." Aku nyelonong masuk kamarnya dan langsung berbaring di karpetnya dengan bantal dan selimut yang kubawa. Ia melongo. Hahaha.

"Ngapain sih lu suka kayak gitu?"
"Takut."
Tidak. Sebetulnya aku kesepian. Dan Mbak Lilis yang ceriwis dan keibuan mengingatkan aku pada kakakku.

"Lu sekarang kurus ya. Kenapa?"
"Capek kerja."
Habis itu aku memandangi diriku sendiri. Kurus? Aku gemuk, tahu. Setidaknya saat ini. Tapi di jaman kuliah, aku memang tidak pernah kurus ya? Bagaimana mau kurus, kita makan melulu.

Di fesbukmu ada foto gadis kecil sedang nyengir lucu. Hey itu kan ekspresi konyolku!
"Kayaknya anak lu centil deh."
"Hahaha iya bener. Gue juga heran, kok jadi centil kayak Tante Enno."
"Makanyaaa jangan suka ngatain gue centil. Jadi aja menurun ke anak lu."

Oh iya. Apa kabar mantan pacarmu yang dulu suka apel malam minggu ke kost? Ada di fesbuk juga tuh. Hehehe.

Kangen banget, Ndang. Kangen kamu dan diri kita yang dulu. Gadis-gadis konyol yang suka ngerumpi di depan kamar sambil saling melempar tawa dan ejekan.


Image and video hosting by TinyPic

9 comments:

Arman said...

ooo ternyata namanya zona toh....
helo zona! hahaha

boodee said...

waduh..
jadi inget masa2 diasrama dulu..
gak ada malam sepi
yang ada hanya malam belajar
dan malam main gaple sambil ngerokok..
ahahaha....

hai enno,
apa kabar?

edylaw said...

btw FB nya apa ya? add aku juga donk :D

Azhar said...

add dong fesbuknya hehehe

Enno said...

@arman: hihihi... itu mah dulu, waktu masih jd anak kost lagi kuliah :P

@boodee: iya kalo co pasti hiburannya gaple... kbr baik ni thx :)

@edylaw: hehe jarang main fb kok skrg :)

@azhar: hehe udeh, maen blog aje :P

nie said...

ah enno...aku jd kangen kawan-kawan lama..pada kemana ya mereka sekarang..

Gogo Caroselle said...

mba enno, hehehe
iya banget yah nasib anak kos dimana2 sama aja rupanya... jadi kangen zaman kuliah dulu... hehe

Apisindica said...

mba enno, pasti kenangannya everlasting yah? ya iyah lah jaman kuliah kan jamannya kita gila-gilaan. jadi semuanya pasti berkesan. dunia serasa punya kita sekosan. heheheheheh...

salam kenal buat zona. hihihihihi

Enno said...

@nie: cari di fesbuk aja :P

@gogo: aduh maap, gak maksud bikin kamyu ikutan kangen hehe

@apisindica: bener bgt yud! dunia punya anak sekost doang. salam jitak dr zona hehehe :P

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...