Sunday, May 3, 2009
Pulang
Ibu memelukku di depan pintu. "Ibu senang kamu pulang."
"Ya Bu." Aku berdiri mematung di beranda, dengan tas pakaian masih di tangan.
"Ayo masuk."
Aku melangkah ke dalam, ragu-ragu.
Sudah berapa lama aku tak pulang? Rumah yang teduh, tawa adikku yang hangat, pelukan Ibu yang erat dan Ayah yang suka mendendangkan lagu-lagu The Beatles dengan suaranya yang berat. Hari ini aku merasa asing dengan rumahku sendiri.
"Kucing kita beranak lagi. Kelinci angoranya juga."
"Ya Bu." Aku menjawab seperti robot.
Kenapa aku pulang? Sudah kurebahkan tubuhku di sofa tua kesayangan, tetapi hatiku tak kunjung tenang.
"Bawa kabar apa dari Jakarta?"
"Tidak ada Bu."
Ibu menatapku kecewa. Aku tahu apa yang ingin didengarnya. Ya, aku tahu. Tetapi aku tak punya apapun untuk dikatakan.
-------
Sebuah pesan pendek untuk adikku.
"Tolonglah aku..."
"Ada rupanya Mok?
"Semuanya berantakan."
Tak ada jawaban. Mungkin di sana ia tak tahu mesti berkomentar apa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
ow...ow...ow...
Gw bisa merasakan apa yang terjadi, tapi takut salah...
are u OK darl?
no, i am not ok bro
yah...mungkin dengan pulang bisa sedikit meringankan
hehehehe...home sweet home...
huks...jadi kangen rumah...
justru pulang kali ini tambah bikin runyam :(
Post a Comment