Wednesday, May 13, 2009
Kiki Bilang Hati-hati
"Kayaknya ada yang nggak beres." Kiki menggeleng, mencibir, tatapannya diarahkan ke titik pandang entah apa. Ia terdiam sejenak sementara saya sibuk mengamati sehelai uban yang mencuat dari bagian depan rambutnya yang tebal berombak seperti singa dan dicat copper brown itu.
Hm, sudah perlu dicat lagi tuh, pikir saya geli.
"Jadi gue mesti gimana, Mbak?" Tanya saya.
"Tanya aja maksudnya dia sebenarnya apa."
"Ah, malas!"
Sekarang saya mengamati bintik-bintik jerawat di mukanya yang putih kemerahan. Mengingat-ingat kapan terakhir kali saya dan dirinya mengunjungi dokter kulit langganan kami.
Sejak kami tak sekantor lagi, kami jarang bertemu dan mengobrol seperti dulu. Kemarin saya menulis di dinding facebook-nya, mengajak bertemu. Kami janjian di makan siang di sebuah kedai bebek goreng, tak jauh dari rumah saya.
Bagi saya, hari-hari tanpa Kiki jadi kurang menyenangkan. Saya kehilangan obyek untuk melakukan keisengan. Sama halnya saya akan kehilangan adik saya, Denny, yang baru-baru ini merajuk.
"Moky, kau butuh aku buat diisengin saja kan?"
"Lho, kok baru sadar?" Saya tertawa.
Kiki juga pernah mengatakan hal yang sama. Bahkan sampai mengeluh ke pacarnya yang cuma tertawa-tawa saja mendengarkan. Ia juga bilang, berteman dengan saya membuatnya ketularan gila. Ah, yang benar saja. Ia sendiri sudah gila kok.
Tetapi bagaimana pun Kiki adalah tempat saya mencari saran. Karena ia lebih tua dari saya, seperti kakak perempuan bagi saya. Dengan Kiki saya bebas menceritakan apa saja, dan ia bebas mengkritik saya sepedas apapun.
Curhat saya masih berlanjut. Kini lokasinya pindah. Dari kedai bebek ke kamar saya.
"Gue biarin aja deh ya? Gue males tanya-tanya ah, Mbak."
"Lu mesti hati-hati deh sama yang nggak jelas kayak gitu," sahutnya.
"Iya udah tau."
Kiki mencibir sambil bersandar di dekat pintu. Tiba-tiba ia mengamati kaos yang saya pakai.
"Eh, kemarin gue nyaris beli kaos kayak gitu."
"Yang kayak gini? Idih, nggak pantes! Lu kan udah tua!"
"Dasar nggak sopan, gue dibilang tua!" Ia tertawa. "Ngomong-ngomong kalau baju-baju lu yang bagus-bagus udah kesempitan kasih ke gue aja."
"Yeee!" Saya mendelik. Kata-katanya seolah mengejek saya, bahwa saya terus menggemuk setiap bulan. "Mana ada ceritanya adik melungsurkan baju ke kakak? Yang ada sebaliknya tau!"
"Tapi kan badan lu lebih gede dari badan gue." Ia menunjuk ke badannya sendiri yang memang kecil itu.
Menjelang sore, ia beranjak pulang. Saya mengantarnya keluar, menyusuri tangga dan lorong rumah yang gelap, yang lampunya biasa baru dinyalakan menjelang magrib. Jalannya meraba-raba dan sesekali bertanya, "Eh, belok ke sini kan?"
Nyaris saja ia salah berbelok ke lorong yang menuju kamar mandi, bukannya ke pintu keluar.
"Woy! Itu kamar mandi tau!"
"Ah, lu bukannya ngomong dari tadi. Jangan gila deh, ngerjain gue lagi!" Ia mengomel sambil masih meraba-raba ke arah pintu keluar.
Saya nyengir, mengikutinya keluar. Setengah menyesal tidak membiarkannya nyasar ke kamar mandi saja. Hahaha.
_________________
Membaca ini, dengan segala uban dan jerawatnya, pasti dia ngomel. Hehe... piss mbak!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
8 comments:
Gue cemburu...
Ternyata gue gak dianggep...
Bahkan gak pernah dibikinin posting model begini.
Hiiks...
Begitulah hatimu ya no, sudah berpaling.
Lupa akan diriku huhuhuhu
kejam kaliii....
masak aku pun disiarkan kegunaannya.. :P
@kiki : hajar aja si moky ini.. biar tau dia, tapi sambil bilang "who's your daddy" pake pecut.. wahahaha,,,,
kebanyakan kumpul pak rudi efeknya jelekkkkkk...
waaaah.... seneng yah dear punya sahabat nyata yang bisa diajak berbagi, hihihi...
gw berharap suatu saat nanti gw bisa ketemu sahabat nyata juga yg bisa gw ajak bicara tentang orientasi gw yg masih ditolak oleh kebanyakn orang...
:D
@eka: sabaaar.... kan lagi nunggu wangsit dulu, gak gampang nulis beginian ka... hahaha
@denny: ahaha gue aduin sm pak rudy ya :P
@sinmau: i hope so. tapi kan kami juga sahabatmu, bro :)
sama...
sahabat (bagiku juga) is everything deh pokoknya!
emang elu tu yee... (kaya salon ya ndut)... klo ga gangguin gw bisulan ya.. ntar klo udah nangis bombay baru tereak2... mbaaaakkkkk, semalem gw ga bisa tidur, liat nih mata gw ampe bengkak...
@denny: biarin den.. kita liat aja ampe dimana kemampuan dia menghadapi hidup ini..
iya nooo, ati-ati sama yang gak jelas dan nawarin janji surga heheheheheeh. Sok tau gini guwee
btw, itu komen si deni kok bokep banget ya?
@elsa: sip deh els :)
@kiki: hehehe pake buka rahasia gue disini... bales dendam ya? awas lu mbak, gue tulis lagi yg laen :P
@brokoli: si denny kan wakil sekjen MOFC... klo mau tau singkatannya, tanya aja sm dia hahaha :D
Post a Comment