Rendezvous Hari Rabu

Bertujuh kami disitu. Melingkari meja. Terang sinar lampu, sofa yang empuk dan gema tawa mengaliri udara. Bermula dari pertemanan di dunia maya. Singapura-Jakarta.

Siang itu ada tawaran makan siang di kakilima BNI Tower, tapi aku sedang bekerja. Lalu katanya hari ini buatku semua. Tentukan mau bertemu di mana.

"Omah Sendok. After 5 PM. Gimana?"
"OK."

Dan disinilah kami berada. Dari dua menjadi tujuh. Tujuh orang tertawa ria. Tak peduli kuping orang lain terganggu, yang penting terus melucu.

Herannya, tak ada pertanyaan-pertanyaan pribadi. Seolah sudah saling kenal lama sekali. Makanan datang, perut kenyang. Dan derai tawa semakin kencang.

Waktu seolah berhenti. Di sini, hanya ada kami bertujuh. Ah, kenyang tertawa. Kenyang bercanda. Bising seperti orang sinting. Bahkan arisan di halaman belakang kafe tak seseru di meja kami.

Temanku memberi buku. "Ini untukmu..."
Kulihat ia sudah menandai separuh halaman. "Kamu belum selesai baca?"
"Teruskan sajalah."
"Ah, lalu nanti aku ceritakan bagian sisanya itu ke kamu ya? Dasar curang!"
Ia tergelak.

Malam melarut. Aku harus pergi. Jangan khawatir, Teman. Perpisahan adalah pertemuan berikutnya yang tertunda.
"Thanks sudah datang ya, No. Sampai ketemu!"
"Thanks dinnernya. Thanks bukunya. Ah, kamu sudah merusak diet tidak makan malamku. Tapi aku nggak keberatan, sungguh."

Hari ini seseorang bertanya melihat aku datang dengan senyum senang.
"Semalam habis ketemu cowok ya?"
"Salah."
"Lho, katanya ada rendezvous!"
"Iya. Tapi salah. Bukan cowok, tapi cowok-cowok. Jamak. Banyak."
"Aaah... kenapa sih kamu selalu ketemu cowok-cowok, kok aku tidak." Ia mengeluh.
"Mungkin karena aku lebih beruntung?"
Haha.

Hey, orang Singapura! Persahabatan kita sudah ditasbihkan. Selamat kembali ke Negeri Singa. Terima kasih atas Rabu malam untukku itu!
_____________

Kang, dilanjutkan searching-nya di sana! Next time, kalau mau, ada pelayanan jemputan di bandara. Biayanya per kilometer! Hahaha....